JAKARTA, KOMPAS.com - Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) mendesak Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) agar memprioritaskan data massal yang sudah dikirim untuk Kartu Prakerja.
Sekretaris Jenderal APGI, Rahman Mukhlis mengatakan, pihaknya sudah mengirimkan data massal anggotanya dan profesi pemandu gunung, serta para pekerjanya yang terdampak dari wabah virus corona ke Kemenparekraf.
"Awalnya kita kirim data via Kemenpar, harapannya bisa jadi prioritas diterima sebagai peserta prakerja, tetapi ternyata tidak. Semua dikembalikan sesuai prosedur. Akhirnya kita merespon dengan menginstruksikan anggota daftar secara individu atau masing-masing di web prakerja sesuai prosedur," kata Rahman saat dihubungi Kompas.com, Minggu (26/4/2020).
Baca juga: Manajemen Krisis Pariwisata Gunung Selama Corona, Bangun Kewaspadaan
Lanjutnya, hal ini justru menyulitkan bagi para pelaku pariwisata gunung yang tergabung dalam APGI untuk proses pendaftaran Kartu Prakerja.
Ia menuturkan bahwa pada gelombang pertama pendaftaran Kartu Prakerja, sebagian besar yang mendaftar tidak lolos.
Kendati demikian, Rahman tidak mengetahui pasti berapa orang yang lolos.
"Tapi yang report diterima tidak sampai 10 orang," terangnya.
Adapun 10 orang tersebut berasal dari 328 anggota yang diajukan APGI untuk menerima Kartu Prakerja. APGI sendiri memiliki total keseluruhan anggota sebanyak 1045 orang.
Baca juga: 6 Dampak Corona bagi Industri Pariwisata Gunung, Jumlah Pendaki Turun 44 Persen
"Kita sih terus mendorong Kemenparekraf semoga data yang kita ajukan massal bisa diprioritaskan, karena semuanya sekarang dilakukan dengan individu," tambahnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.