Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Sakura Jadi Bagian Penting Budaya Jepang? Dulu Penanda Waktu Tanam Padi

Kompas.com - 27/04/2020, 15:28 WIB
Nabilla Ramadhian,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

Kapan perayaan dimulai?

Bunga sakura merupakan bagian besar dari budaya dan sejarah negara Jepang. Pada zaman dahulu, para petani kerap menggunakan bunga sakura yang mekar guna mengetahui waktu untuk menanam padi.

Bunga tersebut dianggap sebagai representasi dari musim semi, harapan, keindahan, dan kehidupan baru. Dalam sejarah Jepang, melihat bunga sakura pertama kali dimulai pada periode Nara (710 – 794).

Namun, Kaisar Saga dan Imperial Court mulai mengadakan piknik dan pesta menyaksikan bunga, disebut dengan hanami, sekitar peiode Heian (794 – 1185).

Sejak saat itu, kepopuleran kegiatan tersebut menyebar ke samurai dan rakyat biasa. Hal tersebut membuatnya menjadi sebuah tradisi yang dirayakan setiap tahun.

Semakin banyak pohon yang ditanam untuk mendorong kegiatan piknik. Penyair dan musisi juga menuliskan keindahan mereka.

Mulai dari situlah bunga sakura telah digunakan dalam lagu-lagu, militer, anime, seni, dan bahkan menjadi dasar untuk maskot baru Paralympics Tokyo 2020 yaitu “Someity”.

Bagaimana orang-orang merayakannya?

Banyak orang berbondong-bondong mengunjungi taman yang dipenuhi dengan pohon sakura. Mereka mengadakan piknik atau perayaan hanami di bawah pohon bersama keluarga dan kerabat.

Kendati demikian, kegiatan tersebut bisa menjadi sangat kompetitif. Semua orang ingin mendapatkan tempat yang terbaik. Maka dari itu, sebagian orang dengan cepat menaruh tikar piknik mereka.

Banyak sekali perusahaan makanan dan minuman yang membuat produk khusus bertemakan bunga sakura. Baik dari bentuk, warna, atau rasa bunga sakura. Pakaian tradisional seperti kimono juga memiliki gambar sakura.

Orang-orang dari seluruh dunia juga menikmati kunjungan ke Jepang selama musim sakura untuk merayakan musim semi, dan berfoto dengan bunga.

Hal tersebut diamini oleh Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, yang mengimbau warganya untuk lebih waspada saat berada di tempat umum, terlebih lagi jika tempat tersebut penuh.

“Cuci tangan yang sering dan menyeluruh, berhati-hati agar tidak menyentuh mulut, mata, dan hidung dengan tangan Anda. Jaga jarak aman dari mereka yang tampak menunjukkan gejala mirip flu untuk mencegah infeksi menyebar,” tutur Abe seperti dikutip Metropolis Jepang, mengutip Kompas.com, Selasa (21/4/2020).

Per tanggal 21 April 2020, berdasarkan Worldometers, Jepang memiliki total kasus positif virus corona sebanyak 11.135 dengan total kematian 263 jiwa.

Hal tersebut memengaruhi penyelenggaraan empat festival bunga sakura di Jepang yang dibatalkan akibat virus corona.

Melansir Sora News 24, kamu dapat menyaksikan keindahan bunga sakura mekar via situs resmi Weather News, program ramalan cuaca Jepang.

Situs web tersebut menyediakan setidaknya 50 video bunga sakura mekar di penjuru Jepang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com