KOMPAS.com – Kurma punya ikatan kuat dengan budaya Timur Tengah. Baik dengan tempat dan masyarakatnya, secara budaya dan agama. Buah kurma juga identik dengan unsur kudus tradisional pada masyarakat setempat.
Baca juga: 10 Jenis Kurma yang Bisa Kamu Temukan di Timur Tengah
Dilansir dari Arab News, kurma jadi buah penting di negara-negara Timur Tengah seperti Arab Saudi.
Secara khusus, kurma jadi bagian penting dalam sajian umat Muslim saat bulan Ramadhan. Biasanya kurma dimakan saat berbuka puasa, sebelum menyantap makanan berat.
Dilansir dari Smithsonian Magazine, pada abad ke-7 Islam membawa banyak hal ke dunia modern. Salah satunya adalah pentingnya buah kurma.
Walaupun kurma bisa dilacak hingga 4000 SM di dunia Arab kuno, Islam telah menekankan kesucian buah kurma lebih dari agama lain.
Kurma jadi simbol yang seringkali diasosiasikan dengan para Muslim, bahkan dengan menyebarnya agama tersebut di seluruh dunia.
Penyebutan buah kurma di berbagai penjuru dunia dalam berbagai bahasa pun berbeda-beda. Disebut tamr dalam bahasa Arab, khajoor dalam bahasa Urdu, hurmah dalam bahasa Turki, buah kurma ini jadi bagian penting dari komunitas Islam.
Kurma punya banyak manfaat khususnya di bulan Ramadhan. Gula yang terkandung pada kurma adalah gula natural, sehingga mengonsumsi kurma langsung setelah berbuka puasa bisa meningkatkan gula darah yang membantu menyeimbangkan kembali sistem tubuh.
Karbohidrat tinggi dalam kurma juga bisa memperlambat proses pencernaan, membuat kamu kenyang lebih lama.
Kamu disarankan untuk mengonsumsi sup atau salad setelah makan kurma untuk membantu tubuhmu “memulai kembali” setelah berpuasa.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.