Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Norwegia Dikenal Punya Durasi Puasa Terlama, Ternyata Ada yang Puasa 13-14 Jam Saja, Kenapa?

Kompas.com - 29/04/2020, 14:31 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap memasuki bulan Ramadhan, terdapat negara-negara yang memiliki waktu durasi berpuasa terlama dan terpendek. Salah satu negara yang dikenal memiliki durasi waktu puasa terlama adalah Norwegia.

Baca juga: Kisah WNI Puasa di Norwegia saat Corona: Tidak Ada Buka Bersama Komunitas WNI

Namun ternyata, hal tersebut tidak sepenuhnya terjadi. Seorang ustaz yang merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) bernama Abdillah Suyuthi di Oslo menyampaikan, tak semua umat Islam di Norwegia memiliki waktu puasa yang lama.

"Saya tahu berita di Indonesia yang menginformasikan puasa di Norwegia berlangsung 20 jam. Berita itu sangat bombastis, tapi sebenarnya tergantung metode mana yang dipakai," kata Suyuthi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (28/4/2020).

Lantas berapa lama durasi puasa yang dijalankan umat Islam di Norwegia?

Ilustrasi suasana senja musim panas di Oslo. Norwegia. Negara ini punya durasi puasa terlama yaitu sekitar 20 jam. SHUTTERSTOCK/GRISHA BRUEV Ilustrasi suasana senja musim panas di Oslo. Norwegia. Negara ini punya durasi puasa terlama yaitu sekitar 20 jam.

Cara umat Islam menentukan durasi puasa di Norwegia

Ia lalu menjelaskan bagaimana seorang umat Islam dapat menentukan kapan lama dan waktu berpuasa di negara tersebut.

Ia menceritakan berdasarkan pengalamannya meneliti sendiri dan meyakini bahwa umat Islam di Norwegia hanya perlu berpuasa selama 13-14 jam.

"Jadi begini, saya tinggal di Oslo yang posisinya 61 derajat lintang utara. Sedangkan angka yang normal di mana kita bisa mendapat seluruh fenomena astronomi untuk menghitung waktu shalat seperti yang berlaku di Indonesia itu mulai dari 0 sampai 48,5 derajat. Jadi lebih dari itu kita tidak akan mendapatkan fenomena astronomi untuk menghitung waktu shalat," jelasnya.

Suyuthi menambahkan, di Norwegia pada akhir April, matahari tidak pernah turun di bawah 18 derajat.

Hal tersebut artinya, kata dia, subuh akan bertepatan dengan tengah malam, begitu pula dengan waktu isya akan bertepatan tengah malam.

Ia lantas mempertanyakan apabila isya dan shalat subuh menjadi satu, bagaimana shalat dapat dilakukan? Hal itu tidak bisa dilakukan, kata dia.

Kemudian, Suyuthi melihat hadist Rasulullah SAW sebagai pegangan untuk menentukan waktu shalat di Norwegia, termasuk penentuan waktu berpuasa.

"Karena enggak bisa itulah, kami sebut periode ini sebagai periode ekstrim. Dan periode ekstrim Rasulullah SAW telah memberi dalil bahwa umat bisa menggunakan metode estimasi. Hal ini juga karena periode ekstrim tidak terjadi sepanjang tahun, hanya di bulan-bulan tertentu misal Apri, Mei yang mendekati musim panas," terangnya.

Ilustrasi kampung nelayan Undredal di Norwegia. SHUTTERSTOCK/SAMOT Ilustrasi kampung nelayan Undredal di Norwegia.

Selain itu, waktu shalat yang menentukan durasi puasa di Norwegia juga dapat dilihat dari fatwa ulama tentang metode yang bisa digunakan.

Lanjut Suyuthi, metode pertama yaitu mengadopsi waktu shalat daerah muslim terdekat. Kemudian ada juga yang menggunakan waktu terakhir kala normal, dan ada juga yang menggunakan waktu di Mekkah.

Populasi umat Islam di Norwegia yang begitu banyak lantas membuat beragam perbedaan terkait waktu shalat.

Namun, kata Suyuthi, untuk umat Islam WNI sendiri mendapat satu kesepakatan di mana mereka mengikuti waktu shalat pada periode ekstrem yang disebut dengan waktu standar Mekkah.

Suasana ngabuburit di Mercusuar Egersund, Norwegia pukul 17.00 waktu setempat (7/2014).DOK. PRIBADI EKO YUDHA Suasana ngabuburit di Mercusuar Egersund, Norwegia pukul 17.00 waktu setempat (7/2014).

"Maksudnya bukan jadwal shalat Mekkah. Misal sekarang kan orang bisa cari di internet jadwal shalat di Mekkah, pasti langsung dapat waktunya kapan. Kita harus konversi time zone kan beda. Lalu dikonversikan biar pas di tiap kota," katanya.

Oleh karena itu, maka muncullah kesepakatan waktu durasi puasa umat Islam WNI di Norwegia adalah 14,2 - 14,7 jam.

Selain itu, pada Mei 2020, waktu puasa juga akan lebih panjang karena semakin dekat dengan musim panas.

Baca juga: Midnight Sun, Hadiah dari Alam di Musim Panas Negara Skandinavia

"Bulan Mei nanti, kami puasanya berarti maksimal 14,7 jam," tambahnya.

Kendati demikian, ia mengatakan, bagi umat yang nekat berpuasa lebih dari waktu tersebut akan berpuasa hingga 20 jam.

Artinya, kata dia, umat tersebut berpuasa sejak subuh yang mana di Norwegia berada pada tengah malam, otomatis umat tersebut tetap harus berpuasa hingga waktu Maghrib yang mana totalnya 20 jam.

"Kalau mau dicatat, hari ini, lebih tepatnya umat Islam yang nekat berpuasa lebih dari waktu bisa mencapai 19 jam 54 menit," ujarnya.

Ilustrasi seorang warga Muslim di Oslo, Norwegia. SHUTTERSTOCK/SARIME Ilustrasi seorang warga Muslim di Oslo, Norwegia.

Mengapa waktu puasa bisa dipangkas?

Suyuthi menjawab bagaimana waktu puasa di Norwegia yang seperti dibicarakan selama 20 jam, dapat dipangkas hingga menjadi 14 jam.

Singkat saja, menurutnya, Islam mengenal kaidah dari tujuan syariah. Salah satu tujuan syariah, adalah menjaga nyawa dan kesehatan jiwa.

"Nah kalau puasanya panjang seperti itu, tentu tidak akan normal, menjadi menyulitkan. Kan gak mungkin juga misalkan kalau puasa 20 jam, sekarang saya shalat isya habis itu shalat subuh juga, gak mungkin itu," jelasnya.

Kendati demikian, Suyuthi mengatakan masih ada umat Islam yang melaksanakan puasa dengan waktu panjang tersebut.

"Masih banyak saya kira, tapi tidak seperti yang diberitakan hingga 20 jam. Ya mereka rata-rata puasa dengan metode berbeda itu, paling lama 18 jam," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com