Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Durian Gundul dari Lombok, Sempat Dikira Beracun

Kompas.com - 30/04/2020, 15:50 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

KOMPAS.com - Selain aromanya yang khas, durian juga identik dengan kulitnya yang berduri. Oleh karena itu, sekilas agak aneh jika melihat tidak ada duri tajam di kulit durian.

Durian tidak berduri, disebut juga durian gundul, memang benar adanya.  Dilansir dari SCMP durian gundul pertama kali ditemukan sekitar satu dekade lalu di Indonesia.

Namun, hingga saat ini, para peneliti belum bisa mengungkapkan bagaimana durian tersebut bisa berbentuk berbeda dari umumnya.

Baca juga: Uniknya Rasa Durian di Desa Lemahabang Pekalongan

Pakar botani Gregori Garnadi Hambali menduga, durian gundul merupakan mutasi alami atau gen resesif semata.

"Peluang terjadinya pun sangat kecil, satu banding sejuta," kata Hambali yang bekerja di Kebun Buah Mekarsari.

Ditemukan di Lombok

Durian gundul pertama kali ditemukan pada tahun 2007. Buah durian tersebut muncul di pohon durian yang ditanam di halaman rumah warga desa lereng Gunung Rinjani

Saat kali pertama ditemukan, hanya satu buah durian yang gundul di pohon tersebut. Pemilik pohon ketakutan dan tidak memakannya. Mereka mengira durian itu beracun.

Baca juga: Durian Shinta, Durian Organik asal Semarang yang Punya Banyak Penggemar

Pada musim berikutnya, durian gundul itu kembali muncul. Anak dari pemilik pohon durian itu pun memberanikan diri memakannya. Saat dicicip, rasanya serupa dengan durian lainnya.

Temuan itu segera dilaporkan ke Dinas Pertanian NTB, yang kemudian langsung berkunjung, memeriksa pohon dan melakukan stek.

Mereka mencangkokkan satu ke pohon di halaman belakang Kantor Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Pertanian (BPSBP) Dinas Pertanian Nusa Tenggara Barat (NTB).

Harapannya, pohon tersebut akan menghasilkan lebih banyak durian gundul. Namun, penantian mereka cukup panjang.

Baca juga: Desa Ujungberung, Pusat Durian Perwira Sinapeul khas Majalengka

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com