Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Durian Gundul dari Lombok, Sempat Dikira Beracun

Kompas.com - 30/04/2020, 15:50 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

 

Setelah 12 tahun menunggu, durian gundul kembali muncul.

"Dari 50 pohon ... akhirnya satu menghasilkan buah durian gundul. Orang tidak lagi menyebut durian botak sebagai bohong,” kata Maisin, Kepala Sub Bagian Tata Usaha BPSBP Dinas Pertanian NTB.

Maisin mengungkapkan pohon durian tersebut cukup sulit menghasilkan buah durian botak. Rata-rata layu dan mati, tidak menghasilkan buah sama sekali.

Namun, dari penelitian didapat, durian gundul cenderung tumbuh ketika bunga jantan dan betina pohon berada di dekatnya. Menurut Maisin, itu adalah hasil dari gen resesif.

Baca juga: Mengapa Durian Jatuh dari Pohon Lebih Lezat?

Pembibitan

Dari 50 cangkok yang diambil pada tahun 2007, Dinas Pertanian NTB mampu menghasilkan lebih dari 23.000 bibit.

Sebagian besar dikirim ke provinsi lain untuk ditanam, namun tidak ada durian gundul yang tumbul.

Pakar botani dari Kebun Buah Mekarsari juga mengambil cangkokan untuk ditanam di tengah. Pada 2019, mereka telah berhasil menanam 1.000 bibit.

Baca juga: 7 Cara Memilih Durian yang Sudah Matang, Manis, dan Banyak Daging

Mekarsari juga menjual bibit kepada masyarakat, tetapi di perkebunannya hanya berhasil menanam tiga pohon. Plus, tidak ada durian gundul yang muncul.

Fakultas Pertanian Universitas Mataram juga mencoba menanam durian gundul, tetapi tidak berhasil dalam empat tahun percobaan.

Semua organisasi yang telah mencoba metode okulasi untuk menghasilkan durian botak telah mencoba untuk menentukan sifat dari fenomena tersebut.

"Jika durian botak ini bersifat genetik, kita mungkin dapat memproduksi buah secara massal dengan metodologi kultur jaringan,” kata Muhammad Sarjan, profesor di Fakultas Peranian Universitas Mataram.

"Tapi, jika itu hanya mutasi, tidak ada yang bisa kita lakukan."

Baca seputar durian, mulai dari sejarah, varietas, fakta dan mitos hingga tempat wisata petik durian. Klik VIK: Pesta Durian Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com