JAKARTA, KOMPAS.com - Saat berbuka puasa terasa nikmat jika meneguk minuman yang segar seperti dawet.
Namun tidak cuma satu jenis yang nikmat disantap, tapi sajian ini ternyata memiliki banyak ragam.
Baca juga: 5 Resep Kolak yang Cocok untuk Takjil Buka Puasa, Tidak Cuma Kolak Pisang
Sebelum menyantapnya kamu bisa berkenalan dengan beberapa dawet di bawah ini. Berikut tiga ragam dawet yang bisa kamu temui :
Dawet sukun ireng merupakan dawet khas dari daerah Kendal, Jawa Tengah. Dawet sukun ireng merupakan kudapan yang terbuat dari buah sukun dan arang bambu.
Baca juga: Rasanya Seperti Dawet, Apakah Brown Sugar Boba Itu?
Dalam segi rasa dan kenikmatan, dawet sukun ireng ini tak kalah dengan dawet lain yang banyak beredar di masyarakat.
Seperti halnya minuman dawet lainnya, dalam satu gelas dawet sukun ireng disajikan bersama santan, es, serta gula tentunya.
Butuh keterampilan khusus untuk mengolah sukun dan arang bambu ini dan mendapatkan tekstur dawet yang pas.
Pada dasarnya, cara membuatan dawet sukun ireng adalah memblender buah sukun hingga lembut seperti tepung. Kemudian, ditambahkan arang mambu. Terakhir, adonan keduanya dicetak.
Selain sebagai minuman penyegar pelepas dahaga, tapi minuman ini diklaim memiliki manfaat yang lain. Masyarakat di Kendal percaya bahwa dawet ini bisa menurunkan kolesterol.
Jika kamu jalan-jalan ke Pasar Gede Surakarta, kamu akan menemukan dawet satu ini. Cukup berjalan tak jauh dari pintu masuk, akan ditemukan penjual es dawet telasih.
Baca juga: Blusukan di Pasar Gede Solo, Nikmati Kesegaran Es Dawet Telasih
Dawet telasih merupakan campuran dawet, santan, dan gula jawa atau gula pasir cair sebagai pemanis, lalu juga ada jenang atau bubur sumsum, dan primadonanya adalah telasih.
Bahan ini terlihat semacam bintik-bintik hitam yang melayang di air santan. Telasih akan menimbulkan sensasi tersendiri bagi penikmatnya saat menyantap semangkuk dawet.
Tesktur dari dawet yang empuk, bubur sumsum yang lembut dan telasih yang seakan meletus-meletus dalam mulut memperkaya cita rasa dan tekstur dalam semangkuk dawet telasih.
Dawet ini sudah ada sejak zaman penjajahan, sekitar 1940-an. Dawet ini dapat ditemui di salah satu sudut Pasar Ngasem Kampung Djuritan, Magelang, Jawa Tengah.
Baca juga: Makanan Khas Gunungkidul, Yuk Coba Jenang Dawet
Dawet ini memiliki penampilan berwarna hijau disajikan dengan tambahan pleret, roti, tape ketan, dan cincau hijau. Kuahnya menggunakan santan segar. Sedangkan untuk gulanya menggunakan gula jawa.
Rasa manis alami gula jawa menambah kenikmatan dawet ini. Selain itu citara rasa dari dawet ini cukup kaya.
Ada sedikit rasa asam dari tape ketan, lalu santannya yang gurih, dan gula merah yang rasanya manis legit.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.