Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Hidangan khas Ramadan di Banten, dari Ketan Bintul sampai Cecuer

Kompas.com - 30/04/2020, 20:07 WIB
Syifa Nuri Khairunnisa,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Setiap daerah di Indonesia biasanya memiliki hidangan khas masing-masing yang hanya muncul di bulan Ramadan.

Di Banten juga ada beberapa hidangan yang khas dijadikan sajian di bulan Ramadan, biasanya untuk jadi takjil.

Apabila kamu sedang berada di Banten, bisa mencari sajian-sajian berikut dan mencoba seperti apa rasanya sajian tradisional ini.

Baca juga: Mengenal Cecuer dan Ketan Bintul, Takjil Ramadan khas Banten yang Langka

Ketan bintul dan cecuer hanya ada di bulan Ramadan saja. Lainnya memang ada di hari biasa, tapi memang khas Banten dan biasanya banyak sekali ditemukan saat bulan Ramadan,” jelas Koordinator Generasi Pesona Indonesia (Genpi) cabang Banten, Jalal, pada Kompas.com, Selasa (28/4/2020).

1. Ketan Bintul

“Ketan bintul adalah sajian yang terbuat dari beras ketan yang ditumbuk sampai halus," elas Imam Munandar, pengelola akun Instagram @Explore_Serang pada Kompas.com, Selasa (28/4/2020).

Imam menjelaskan ketan bintul biasanya disantap bersama dengan empal daging dan ditaburi parutan kelapa serundeng.

Pegiat kuliner dan pariwisata yang juga mantan Ketua Asosiasi Pengusaha Jasaboga Indonesia (APJI) Kota Serang, Arfah Sahabudin, mengatakan bahwa ketan bintul konon adalah makanan Sultan Banten dahulu saat berbuka puasa.

2. Cecuer

Sama seperti ketan bintul, cecuer menurut Jalal juga hanya bisa ditemukan di bulan Ramadan saja.

Cecuer adalah kudapan khas Serang berbahan dasar tepung beras atau beras yang ditumbuk kemudian dicampurkan dengan daun suji sebagai pewarna alami hijau.

Baca juga: Resep Kurma Rhutab Drink, Minuman Rempah Cocok untuk Buka Puasa

Kemudian ditambahkan daun pandan sebagai pewangi makanan.

Cecuer dihidangkan dengan parutan kelapa atau orang Serang menyebutnya ampas kelapa. Biasanya cecuer mudah ditemukan di seputar pasar tradisional yang ada di Serang.

Alfiah, anak dari Dian seorang pemilik industri kue rumahn pembuatan cecuer dan ketan bintul mengaku bahwa mereka memang hanya menjual ketan bintul dan cecuer di bulan Ramadan saja.

Cecuer khas BantenDok. Imam Munandar Cecuer khas Banten

“Karena kalau kita membuat kue cecuer di hari biasa, butuh energi yang banyak dan modalnya juga besar,"jelas Alfiah pada Kompas.com, Rabu (29/4/2020).

Kalau peminatnya kurang, kita enggak akan mendapatkan untung. Kalau bulan puasa peminatnya banyak,” lanjutnya.

3. Apem gula aren (apem cimanuk)

Apem cimanuk merupakan kue yang terbuat dari tepung beras. Beras apem cimanuk digiling sendiri untuk dijadikan tepung. Lalu tepung beras tersebut dicampur dengan tape.

Baca juga: Manis Gurih Apem Laweyan

“Setelah itu adonan didiamkan selama satu malam agar mengembang. Cara makannya adalah dengan ditemani atau dicocol ke gula merah atau gula aren yang sudah dicairkan,” papar Imam.

4. Jojorong

Jojorong bisa kamu temukan di pasar tradisional atau bazar Ramadan di Banten khususnya di daerah Lebak dan Pandeglang.

Bentuk dari jojorong ini cukup unik, disajikan dengan menggunakan mangkuk persegi dari daun pisang.

Kue jojorong ini dibuat dari tepung beras, santan, dan gula merah. Kue ini juga ditambahkan daun pandan untuk memberi aroma nikmat pada kue ini.

5. Rabeg Kambing

Rabeg khas BantenDok. Arfah Sahabudin Rabeg khas Banten

Cita rasa masakan timur bercampur dengan kecap lokal yang jadi makanan khas kesultanan Banten.

"Konon kabarnya, Sultan mencicipi masakan serupa di Timur Tengah, sampai di Banten ingin makanan serupa, kemudian terciptalah rageg,” jelas Arfah pada Kompas.com, Rabu (29/4/2020).

Baca juga: Nasi Goreng Kambing Kebon Sirih, Kuliner Kambing Legendaris di Jakarta Sejak 1958

Rabeg kambing dibuat dari daging dan jeroan kambing. Daging kambing dimasak bersama bumbu berupa tomat, garam, merica bubuk, gula merah, kayu manis, pala, dan kecap manis.

“Setelah dimasak hingga matang dan empuk, lalu disajikan dengan taburan bawang goreng. Sajian ini juga sering ditemukan di seputaran kota Serang,” jelas Jalal.

6. Angeun lada

Sama halnya dengan rabeg kambing, sajian ini juga merupakan sajian gurih menggunakan bahan utama daging dan jeroan sapi yang bisa diganti dengan hewan kerbau dan kambing.

Untuk membuatnya, semua bahan berupa daging dan jeroan dicampur dengan bumbu. 

Baca juga: 3 Teknik Masak Daging Kambing Empuk dan Juicy ala Timur Tengah

Bumbu terdiri dari tomat, daun walang, serai, minyak goreng, lengkuas, daun salam, kemiri, cabai merah, kencur, jahe, bawang merah, bawang putih, garam, dan gula.

Setelah itu dicampur dengan air dan dimasak hingga matang. Kuliner ini biasanya dijumpai di sekitar Kabupaten Pandeglang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Jalan Jalan
Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Travel Update
Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com