JAKARTA, KOMPAS.com - Warnanya mencolok dan jadi buruan anak-anak kecil saat hari Raya Lebaran. Bruluk merupakan sajian khas Ramadan bagi masyarakat Betawi.
Baca juga: Tips Mengolah Kolang-kaling agar Tidak Asam atau Kecut
Orang Betawi menyebut kolang-kaling dengan nama beruluk atau bruluk. Biasanya jadi sajian yang khas untuk disuguhkan pada tamu saat perayaan hari raya.
"Pas Lebaran, bruluk atau kolang-kaling atau buah atep termasuk yang jadi inceran tetamu. Khususnya anak-anak," jelas budayawan Betawi, Yahya Adi Saputra saat dihubungi oleh Kompas.com, Rabu (29/4/2020).
Kolang-kaling bisa ditemukan di banyak daerah di Indonesia. Namun, bruluk memiliki warna yang terang seperti merah, hijau, kuning yang mencolok mata.
Yahya menyatakan jika bruluk dengan kolang-kaling dari daerah lain, tidak memiliki perbedaan yang menonjol. Namun cara penyajiannya saja yang berbeda.
Bruluk disajikan seperti manisan. Pada saat bulan puasa seperti saat ini, bruluk akan digunakan sebagai pelengkap es campur dan kolak untuk disajikan saat berbuka puasa.
Namun saat hari Lebaran, manisan bruluk akan disajikan sebagai sajian tunggal, tanpa campuran bahan lain.
"Kalau lebaran ya manisan bruluk aja, enggak pakai campur-campur," jelas Yahya.
Ia juga menjelaskan warna ngejreng dari bruluk mencerminkan karakter Betawi. Hal ini juga sama dengan kudapan lain seperti selendang mayang atau cente manis.
Warna merah, hijau, dan oranye berasal dari pewarna seperti daun suji, secang, sari buah, atau kombinasi lainnya menggunakan air soda warna merah.