Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

The New Normal Pariwisata Indonesia Setelah Pandemi Corona, Apa Itu?

Kompas.com - 03/05/2020, 09:20 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia menginisiasi The New Normal Pariwisata yang direncanakan berlangsung setelah pandemi Covid-19.

Hal ini disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio dalam video conference bersama Asita, pelaku pariwisata dan sejumlah media, Sabtu (2/5/2020).

Pernyataan tersebut, kata Wishnutama, telah diwakili oleh Wakil Menteri Parekraf Angela Tanoesoedibjo dalam Special Meeting of the ASEAN Tourism Ministers (M-ATM) on Covid-19, Rabu (29/4/2020).

"Saya sudah menyampaikan melalui wakil menteri kepada menteri-menteri pariwisata ASEAN, bahwa Indonesia menginisiasikan untuk mempersiapkan The New Normal," kata Wishnutama.

Baca juga: Bagaimana Jaga Jarak di Maskapai Penerbangan Indonesia?

Lanjutnya, The New Normal merupakan hal-hal yang diminati atau diharuskan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif setelah pandemi Covid-19.

Ia mencontohkan kebutuhan dasar pariwisata seperti higienitas akan membicarakan soal toilet, kebersihan, hingga keselamatan pariwisata.

Oleh karena itu, Kemenparekraf bersama kementerian/lembaga lainnya akan memfokuskan ke hal-hal yang dasar tersebut.

"Jadi anggaran-anggaran ke depan akan kita fokuskan pada masalah dasar. Misalkan toilet bersih, itu suatu hal yang harus ada di semua destinasi wisata," kata Wishnutama.

"Pak Jokowi itu berkali-kali bilang ke kita inginkan destinasi wisata punya standar umum toilet seperti di Mandalika," terangnya.

Baca juga: Maskapai Tunda Penerbitan Majalah Penerbangan untuk Cegah Penularan Corona

Selain itu, pariwisata perlu membicarakan ke depannya dalam menjaga keselamatan wisatawan atau safety, kata dia.

"Misalnya ketika berenang, diving, dan lain sebagainya, wisatawan merasa secure kalau seandainya terjadi masalah, ada yang akan menyelamatkannya. Hal-hal ini yang menjadi fokus penting ke depannya," tambahnya.

 

Ilustrasi wisatawan yang berkunjung ke Pulau Komodo menggunakan kartu anggota tahunan seharga Rp 14 juta per tahunSHUTTERSTOCK/MO WU Ilustrasi wisatawan yang berkunjung ke Pulau Komodo menggunakan kartu anggota tahunan seharga Rp 14 juta per tahun
Sebelumnya, Wakil Menteri Parekraf Angela Tanoesoedibjo dalam pertemuan M-ATM Covid-19 mengatakan, saat ini dunia melihat bagaimana teknologi dan media digital memberi cara baru dalam rutinitas dan kehidupan yang akan menjadi "New Normal".

Untuk itu ia kembali menegaskan dukungan Indonesia untuk memasukkan pariwisata digital ke rencana strategis pariwisata ASEAN 2016-2025.

"Di samping mendorong pentingnya standar kesehatan dan kebersihan bagi para profesional pariwisata, melalui pertemuan virtual ini, kita ditunjukkan bagaimana teknologi dan media digital membawa kita pada rutinitas dan cara hidup yang baru. Ini yang akan segera kita alami dalam industri pariwisata kita,” ujar Angela melalui rilis yang diterima Kompas.com, Rabu (29/4/2020).

Baca juga: 6 Dampak Corona bagi Industri Pariwisata Gunung, Jumlah Pendaki Turun 44 Persen

Lanjutnya, dunia perlu menanggapi tantangan New Normal secara bersama. Pertemuan ini pun kemudian menghasilkan dua hal penting, yakni Consolidated Paper dan Joint Statement.

Consolidated Paper digunakan sebagai referensi mengenai penilaian dan langkah awal mengurangi dampak Covid-19 terhadap negara anggota ASEAN.

Sedangkan Joint Statement memuat komitmen para negara, usulan pembentukan ASEAN Tourism Crisis Communication Team, dan eksplorasi kebijakan bersama untuk dibahas oleh para Head of National Tourism Organisations (NTOs) and Committee.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com