Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengalaman Ikut Tur Virtual ke Natuna, 14 Tempat Wisata dalam 2 Jam

Kompas.com - 03/05/2020, 12:20 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Tur virtual atau tur virtual tengah digemari banyak orang yang tak bisa bepergian karena virus corona.

Tur virtual mengajak wisatawan untuk tetap bisa berwisata meski hanya dari rumah.

Kompas.com berkesempatan mengikuti tur virtual yang diselenggarakan oleh Atourin, salah satu penyedia jasa trip wisata di Indonesia, Sabtu (2/5/2020) pukul 10.00-12.00 WIB.

Kali ini, tur virtual akan menjelajahi daerah destinasi Natuna, Kepulauan Riau.

"Kita gunakan Zoom dan foto 360 derajat dari unggahan kontributor google yang jumlahnya tidak begitu banyak tapi cukup untuk kita wisata ke Natuna pada hari ini," kata Reza, operator tur virtual Atourin.

Para peserta yang kurang lebih berjumlah 40 orang dipandu langsung oleh pemandu wisata bernama Arief Naen, pria asli Natuna.

Berada di sisi utara Indonesia, Natuna merupakan tapal batas dari negara Indonesia.

Naen mengawali pembicaraan tur virtual melalui aplikasi Zoom ini dengan mengatakan Natuna adalah batas Indonesia dengan beberapa negara, seperti Vietnam, Malaysia, dan Laut China Selatan.

Baca juga: Di Rumah Saja Bisa Liburan Virtual ke Pulau Natuna, Begini Caranya...

"Selamat datang di Natuna, yang mana daerah kepulauan 15 kecamatan tersebar di beberapa pulau dan hanya bisa ditempuh dengan kapal laut dari Natuna Besar. Pusat kota Natuna berada di Pulau Natuna Besar," kata Naen saat memandu wisatawan virtual, Sabtu.

Bandara Raden Sadjad Natuna

Destinasi pertama yang dikunjungi adalah Bandara Raden Sadjad Natuna. Ia mengatakan, biasanya para tur operator dan wisatawan akan bertemu di bandara ini, ketika Covid-19 belum ada.

Biasanya juga, kata dia, ada dua maskapai penerbangan yang landing di bandara ini yaitu Wings Air ATR dan Sriwijaya Air.

Adapun rute penerbangan Wings Air ATR selalu ada dari Senin hingga Sabtu, sedangkan Sriwijaya ada tiga kali penerbangan ke Natuna. Namun sejak virus corona, Sriwijaya telah mengurangi rute penerbangan ke Natuna hanya satu kali seminggu.

Naen melanjutkan, pesawat ke Natuna selalu transit di Batam terlebih dahulu.

"Dari Batam transit 20-30 menit, terus terbang ke sini," tambahnya.

Bandara Raden Sadjad diresmikan pada 2016 di mana gedung terminalnya dimiliki pemerintah daerah Kabupaten Natuna dan landasan pacunya milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU).

Ada yang unik ketika wisatawan datang ke Natuna, semua tamu yang datang ke Natuna biasanya akan disambut dengan tradisi Tepung Tawar.

Baca juga: Berkunjung ke Natuna, Jangan Lupa Bawa 5 Oleh-oleh Khas Ini

"Ini adalah salah satu adat budaya yang ada di Natuna. Melambangkan rasa penghormatan terhadap kunjungan tamu. Biasanya saya melakukan ini kalau tamu banyak, jadi wisatawan disambut dengan tepung tawar. Artinya juga untuk doa keselamatan selama berada di Natuna," jelasnya.

Kota Ranai

Tujuan berikutnya adalah ke Kota Ranai di mana pusat kota Kabupaten Natuna berada. Berjarak lima menit saja dari bandara, kota ini dapat ditempuh dengan menggunakan taksi bandara atau rental.

Belum ada angkutan umum yang dikelola pemerintah di Natuna, kata dia.

Kami diajak untuk mendaki bukit batu yang bernama Batu Datar. Pemandangan dari sini, wisatawan dapat melihat situasi kota Ranai yang tampak kecil.

Selain itu, dari sini wisatawan juga dapat melihat pemandangan Gunung Ranai di sampingnya. Dan yang lebih menakjubkan lagi, hamparan laut nan luas dari Natuna terlihat jelas.

"Ini karena kota Ranai berada di daerah pesisir yang mana jalan raya dan pusat keramaiannya berada di pinggir pantai. Jadi bisa dibayangkan kalau nanti datang ke Natuna berkunjung ke daerah kepulauan, tempat-tempat seperti pantai dan laut sangat mendominasi," terang Naen.

Sebelum beranjak ke tempat wisata lainnya, Naen menjelaskan keunikan lain dari Natuna yaitu batuan granit tersebar luas di pesisir pulau.

Hal ini pula yang menjadikan Natuna dijadikan kawasan Geopark Nasional. Kata dia, Natuna banyak sekali batuan granit yang terlihat di semua tempat wisata Natuna.

"Bentuknya itu sangat besar, dan usianya diperkirakan sudah jutaan tahun. Besarnya juga melebihi rumah," ujarnya.

Baca juga: 8 Makanan Khas Natuna, Wajib Coba Saat Liburan di Sana

Tourist Information Center (TIC) Natuna

Selepas menikmati keindahan Kota Ranai dari balik ketinggian Batu Datar, wisatawan virtual diajak mengunjungi Tourist Information Center (TIC) Natuna.

Tempat ini merupakan pusat informasi wisatawan yang datang ke Natuna. Lokasinya tepat berada di depan Masjid Agung Natuna.

"Biasanya turis selalu kami ajak ke sini ketika baru sampai di Natuna. Tujuannya untuk mendata wisatawan, dan juga memberikan informasi atau panduan lengkap wisata di Natuna," katanya.

Adapun waktu operasionalnya, kata Naen buka mulai pukul 08.00-16.00 WIB. Tak hanya mendapat panduan lengkap wisata, semua wisatawan yang datang ke TIC ini juga disuguhi pemandangan apik dari batuan granit khas Natuna.

Terlihat jelas bagaimana pantai yang ada di sekitar TIC memiliki batuan granit dengan bentuk raksasanya.

Baca juga: Tantangan Natuna untuk Jadi Destinasi Wisata Unggulan Indonesia

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Repost from @setiadidarmawan - Masjid agung di natuna #wisatanatuna #wonderfulindonesia #masjidagungnatuna #natuna #natunaku

A post shared by Dinas Pariwisata Kab. Natuna (@disparbud_natuna) on Jan 1, 2016 at 4:26am PST

Masjid Agung Natuna

Selanjutnya, kami menuju Masjid Agung Natuna yang mana dibangun oleh Haji Daeng Rusnadi pada awal 2007 hingga 2009.

"Masjid ini juga merupakan ikon Kabupaten Natuna, dan mampu menampung kurang lebih 6.000 jemaah," terangnya.

Selain itu, ada yang unik lagi yaitu di kompleks masjid dijadikan tempat atau gedung pemerintahan di antaranya Dinas Pariwisata, Dinas Sosial, Dinas Perikanan dan lainnya.

Masjid ini juga dikenal memiliki arsitektur yang menyerupai Taj Mahal India dengan keunikan empat menara utama di kiri kanan masjid.

Baca juga: 8 Tempat Wisata di Kepulauan Natuna yang Wajib Dikunjungi

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com