Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Kebun Binatang Daerah, Opsi Terakhir Sembelih Hewan untuk Pakan Hewan Lainnya

Kompas.com - 04/05/2020, 21:07 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia (PKBSI) Tony Sumampau mengatakan, kondisi terkini kebun binatang memang memprihatinkan sejak pandemi virus corona.

Terlebih hewan-hewan atau satwa yang tidak bisa makan sejak seluruh operasional wisata ditutup.

"Hampir 90 persen semua kebun binatang kewalahan jika kondisi ini terus berlanjut hingga akhir Mei," katanya saat dihubungi Kompas.com, Senin (4/5/2020).

Kendati demikian, ada beberapa upaya yang telah dilakukan PKBSI dalam menanggulangi dampak wabah virus corona bagi satwa.

Baca juga: Yuk, Bantu Satwa di Kebun Binatang Se-Indonesia untuk Makan, Ini Caranya

 Salah satunya adalah dengan membuka donasi Food For Animals.

Namun, ada beberapa opsi lainnya selain mengharapkan bantuan pemerintah sesegera mungkin. 

Opsi tersebut adalah kebun binatang terpaksa mengorbankan hewan lain untuk pakan sesamanya.

"Opsi terakhirnya ya terpaksa mengorbankan hewan yang sudah tidak produktif atau sudah usia tua untuk pakan hewan lainnya," lanjutnya.

Tony menambahkan, opsi terakhir hingga kini belum dilakukan oleh Lembaga Konservasi atau kebun binatang di Indonesia.

Meskipun ia mengakui beberapa kebun binatang di luar negeri telah melakukan hal ini.

Kebun Binatang Surabaya.shutterstock.com/Niko_jaffar Kebun Binatang Surabaya.

Opsi sembelih hewan untuk pakan hewan lain terpaksa akan dilakukan kebun binatang di Indonesia jika usaha meminta bantuan dan membuka donasi itu tidak efektif.

"Mau tidak mau dikurangi, karena kan bisa juga meringankan beban makan kelompok mereka," jelas Tony. 

"Dari dagingnya itu bisa dibantu untuk makan satwa harimau. Tapi ini alternatif terakhir ya, dan untuk hewan yang tidak dilindungi. Ini masih perencanaan," lanjutnya.

Hingga kini, PKBSI masih berharap bantuan pemerintah dan masyarakat agar perusahaan, pekerja, dan hewan-hewan kebun binatang dapat bertahan hidup.

Tony menyebut tiga kebun binatang yang sekiranya perlu mendapat perhatian khusus saat ini karena memiliki satwa yang banyak.

Baca juga: Kebun Binatang di Indonesia Menghadapi Krisis

"Sejauh ini ada Medan Zoo, Semarang Zoo, Garut, itu semua membutuhkan hal-hal untuk pakan. Tapi masih banyak lagi saya kira yang lebih membutuhkan bantuan. Maka hasil donasi nanti akan disalurkan untuk yang membutuhkan itu," tambahnya.

Sebelumnya, Bandung Zoological Garden (Bazooga) atau Kebun Binatang Bandung di Jawa Barat mulai melakukan efisiensi dengan mengurangi pakan satwa koleksinya.

Marketing Komunikasi Bazooga Sulhan Syafi'i membenarkan kondisi tersebut. Hal itu merupakan dampak dari kondisi perekonomian akibat pandemi virus corona saat ini.

Ilustrasi rusa totolShutterstock Ilustrasi rusa totol

"Karena kita enggak tahu pandemi ini sampai kapan, jadi kita lakukan efisiensi di banyak hal, misalnya pakan satwa kita efisienkan," kata Sulhan saat dihubungi Kompas.com, Kamis (30/4/2020).

Sejak Covid-19 mewabah di Indonesia, Bazooga ikut mengantisipasi penyebaran wabah tersebut dengan melakukan penutupan bagi pengunjung Bazooga sejak 21 Maret 2020 lalu.

Awalnya penutupan dilakukan selama dua pekan hingga 4 April 2020. Namun lantaran wabah ini belum mereda, maka pihak manajemen memperpanjang penutupan hingga waktu yang belum ditentukan.

Baca juga: Kebun Binatang Bandung Terancam Potong Rusa untuk Pakan Satwa

Selama penutupan ini memang ada beberapa karyawan yang tetap masuk terutama keeper, bagian nutrisi atau bagian pakan, dan tim kesehatan. 

Sebab satwa-satwa harus tetap dirawat dan dipantau kesehatannya setiap hari.

Pihak manajemen memprediksi persediaan pakan satwa masih aman hingga 4 bulan ke depan sejak penutupan dilakukan.

Namun apabila lebih dari itu, pihak Bazooga harus siap dengan dampak terburuk untuk menyelamatkan satwa-satwa yang ada.

"Kalau pemerintah tidak membantu, ya kita potong lah rusa untuk satwa harimau sumatera kita. Kan, tinggal dipilih mana yang harus diprioritaskan untuk diselamatkan," ujar Sulhan.

"Seperti kapal karam saja, yang enggak penting kita buang dulu untuk menyelamatkan kapal," ucap Sulhan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com