Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Kapal Pesiar Terakhir di Laut saat Pandemi Corona

Kompas.com - 06/05/2020, 07:40 WIB
Nabilla Ramadhian,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

Sumber Insider

Penumpang mengikuti aturan jarak sosial Italia

Xavier mengatakan, karena keselamatan yang menjadi prioritas perusahaan pelayaran tersebut, maka mereka memutus kontak dengan dunia luar dengan menghindari pemberhentian.

Di atas kapal, para ABK mulai mengimplementasikan pemeriksaan demam dan menegakkan jarak sosial antar penumpang.

Kapal pesiar tersebut berada di bawah bendera Italia. AP mencatat, mereka mengikuti pedoman jarak sosial negara tersebut.

Sementara banyak kapal pesiar harus dikarantina, namun karena di Costa Deliziosa tidak ditemukan kasus virus corona, Xavier mengatakan para penumpang menikmati beragam kegiatan seperti biasa.

Ada pun kegiatan yang dimaksud adalah menikmati hidangan kelas atas, musik, pertunjukan teater, bar, dan aktivitas lainnya.

Kendati demikian, mereka dipaksa untuk tetap berada di kabin selama lebih kurang 36 jam setelah salah satu penumpang meninggalkan kapal di Sisilia karena alasan kesehatan.

Namun mereka diperbolehkan untuk menjelajahi kapal kembali setelah penumpang tersebut dinyatakan negatif virus corona.

“Saya membayangkan bahwa aman untuk tetap berada di dalam kapal. Kami jauh lebih aman dan terisolasi dari semua ini daripada yang lain,” kata Xavier.

“Sekelompok orang-orang ini menghabiskan hampir empat bulan waktunya bersama kami. Bahkan dengan semua ini, kami memiliki pengalaman yang menyenangkan,” lanjutnya.

Meski begitu, para penumpang pada dasarnya terjebak di dalam kapal tanpa adanya pendaratan di pelabuhan selama lima minggu penuh.

Salah seorang penumpang bernama Andy Gerber mengatakan kepada BBC, masih banyak hal yang bisa dilakukan saat berada di atas kapal.

“Gym, permainan, pertunjukan, kelas dansa. Kami memiliki dua kolam renang dan cuaca yang sempurna. Banyak yang bisa dimakan dan diminum, dan kami telah membuat banyak teman, terutama selama berhari-hari di laut,” kata Gerber.

Sementara itu, Seidler mengatakan, apa yang membantu mereka merasa lebih beruntung adalah dengan melihat apa yang terjadi di luar kapal.

“Orang-orang terkurung di apartemen dan rumah mereka sementara kami terkurung di sebuah kapal besar," kata Sediler.

"Namun saya masih memiliki pilihan untuk pergi ke atas dan memakan piza, atau tampil di panggung, atau pergi ke bar kru dan minum dengan teman saya,” tutur Seidler.

Kapal akhirnya berlabuh

Pada 20 April 2020, Costa Deliziosa akhirnya berlabuh setelah hampir 15 minggu dalam pelayarannya.

Menurut perusahaan kapal tersebut, pemberhentian pertama mereka adalah Barcelona, Spanyol, di mana para penumpang dari Spanyol dan Portugal turun.

Kapal tersebut kemudian berlayar ke Genoa, Italia, yang merupakan pemberhentian terakhirnya di mana penumpang lainnya turun pada 22 April 2020.

Walaupun mereka berharap untuk menurunkan penumpang asal Perancis di Perancis, namun negara tersebut tidak mengizinkan mereka untuk mendarat di pelabuhan.

Perusahaan kapal pesiar tersebut mengatakan, mereka telah mengatur transportasi dari Genoa ke berbagai negara tempat tinggal penumpangnya.

"Saya bangga menjadi bagian kecil dari ini. Kami bekerja sangat keras untuk menjaga tamu kami terlindungi, namun juga terhibur dan bahagia,” kata Xavier.

Setelah berbulan-bulan lamanya terisolasi sendiri dan relatif aman di atas kapal, para penumpang dan ABK kini harus kembali ke dunia yang telah terbalik dari saat mereka terakhir kali menginjakkan kaki.

Mereka harus menghadapi situasi penggunaan masker yang sudah biasa, jaga jarak, dan lockdown.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber Insider
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com