Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Raya Waisak, Apa Itu Waisak dan Bagaimana Umat Buddha Merayakannya?

Kompas.com - Diperbarui 11/05/2022, 20:02 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Umat Buddha di dunia akan merayakan Hari Raya Waisak. Waisak 2022 akan dirayakan pada Senin, 16 Mei.

Selain merupakan hari raya, Waisak juga menjadi momentum perayaan yang diwujudkan melalui festival.

Baca juga: Apa Itu Hari Raya Waisak dan Kenapa Tanggal Perayaannya Berubah-ubah

Melansir BBC, Waisak adalah salah satu festival umat Buddha yang paling penting. Waisak juga memiliki nama lain yaitu Wesak atau Hari Buddha.

Hari Waisak juga dianggap sebagai perayaan ulang tahun Buddha dan bagi sebagian umatnya, Waisak menjadi tanda pencerahan dari seorang Buddha, ketika ia menemukan makna hidup.

Seorang Buddhis, sebutan untuk umat Buddha, akan merenungkan ajaran Buddha dan apa artinya menjadi seorang Buddhis, pada hari Waisak.

Kisah di balik Waisak

Melansir BBC, umat Buddha tidak percaya pada Tuhan tunggal yang menciptakan dunia dan segala isinya.

Bahkan, sebagian besar umat Buddha percaya pada ajaran seorang pria bernama Siddhartha Gautama yang tak lain dan tak bukan, adalah Buddha.

Bhiku dan umat Buddha melakukan ritual pradaksina, memutari candi sebanyak tiga kali searah jarum jam di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (26/5/2021). Detik-detik Tri Suci Waisak 2565 BE tahun 2021 yang mengangkat tema Bangkit Bersatu untuk Indonesia Maju itu jatuh pada 26 Mei 2021, pukul 18.13.30 WIB.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Bhiku dan umat Buddha melakukan ritual pradaksina, memutari candi sebanyak tiga kali searah jarum jam di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Rabu (26/5/2021). Detik-detik Tri Suci Waisak 2565 BE tahun 2021 yang mengangkat tema Bangkit Bersatu untuk Indonesia Maju itu jatuh pada 26 Mei 2021, pukul 18.13.30 WIB.

Buddha diyakini adalah seorang pangeran yang dilahirkan dalam keluarga kaya di sebuah daerah yang kini disebut Nepal. Ia dilahirkan pada abad kelima SM.

Selain itu, umat Buddha meyakini bahwa Siddhartha Gautama menyadari kekayaan dan kemewahan tak menjamin kebahagiaan.

Oleh karena itu, ia melakukan perjalanan sebagai orang suci yang tidak memiliki rumah. Hal ini Buddha lakukan untuk belajar lebih banyak tentang dunia hingga melihat penderitaan di dunia.

Baca juga: Sejarah Hari Raya Umat Buddha Waisak, Ada 3 Peristiwa Penting

Setelah enam tahun belajar dan meditasi selama perjalanannya, Buddha menjadi sadar secara spiritual dan mencapai tujuannya untuk menemukan makna dalam kehidupan.

Hal tersebut yang dikenal dengan pencerahan dan hal ini pula yang menjadikan Siddharta Gautama disebut Buddha. Selama sisa hidupnya, ia mengajar pengikutnya tentang pengalaman tersebut.

Perlu diketahui, sebutan Buddha diyakini bukan merupakan nama, melainkan gelar yang berarti seseorang yang tercerahkan atau terbangun.

Para biksu dan umat Buddha melakukan kirab sarana puja Waisak sepanjang 3,7 kilometer dari Candi Mendut ke Candi Borobudur Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (18/5/2019).KOMPAS.com/IKA FITRIANA Para biksu dan umat Buddha melakukan kirab sarana puja Waisak sepanjang 3,7 kilometer dari Candi Mendut ke Candi Borobudur Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (18/5/2019).

Kapan Waisak dirayakan?

Hari Raya Waisak selalu dirayakan setiap satu tahun sekali. Untuk 2022, Waisak jatuh pada Senin, 16 Mei.

Adapun tanggal Waisak tak tetap setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan penghitungan berdasarkan bulan purnama penuh pada kalender lunar kuno Vesakha (Waisak).

Bulan tersebut memang biasanya jatuh pada Mei atau awal Juni. Alhasil, perayaan Waisak jatuh tak jauh di rentang bulan Mei-Juni.

Baca juga: Sejarah Hari Raya Umat Buddha Waisak, Ada 3 Peristiwa Penting

Cara umat Buddha merayakan Waisak

Umat Buddha di setiap daerah memiliki tradisi tersendiri dalam merayakan Waisak. Namun satu yang pasti, perayaan Waisak banyak terjadi di beberapa negara Asia seperti India, Thailand, Korea Utara dan Selatan.

Pengunjung menerbangkan lampion perdamaian saat perayaan Waisak 2563 BE/2019 di Taman Lubini, Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (19/5/2019). Pelepasan ribuan lampion itu merupakan simbol perdamaian serta menjadi rangkaian perayaan Tri Suci Waisak.ANTARA FOTO/ANDREAS FITRI ATMOKO Pengunjung menerbangkan lampion perdamaian saat perayaan Waisak 2563 BE/2019 di Taman Lubini, Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (19/5/2019). Pelepasan ribuan lampion itu merupakan simbol perdamaian serta menjadi rangkaian perayaan Tri Suci Waisak.

Umat Buddha di Indonesia, biasanya akan merayakan perayaan festival lampion Waisak yang biasanya dilakukan di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.

Perayaan festival lampion tersebut identik dengan momen pelepasan ribuan lampion kertas yang diterbangkan ke langit.

Baca juga: Catat, Cara Pesan Tiket Pelepasan Lampion Waisak 2022 di Borobudur

Biasanya, umat Buddha akan pergi ke kuil lokal mereka dan beberapa bahkan mungkin tinggal di sana sepanjang hari dan pada saat malam bulan purnama.

Mereka juga banyak yang melakukan perbuatan baik, mengambil bagian dalam melantunkan dan meditasi, merenungkan ajaran Buddha, membawa persembahan ke kuil, hingga berbagi makanan ke orang-orang.

Sejumlah biksu melaksanakan prosesi Pindapata atau mengumpulkan sumbangan dari warga di Candi Mendut, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (18/5/2019). Prosesi Pindapata merupakan rangkaian dari perayaan Tri Suci Waisak 2563 BE/2019 yang puncaknya jatuh pada Minggu (19/5) dan dipusatkan di Candi Borobudur.ANTARA FOTO/HENDRA NURDIYANSYAH Sejumlah biksu melaksanakan prosesi Pindapata atau mengumpulkan sumbangan dari warga di Candi Mendut, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (18/5/2019). Prosesi Pindapata merupakan rangkaian dari perayaan Tri Suci Waisak 2563 BE/2019 yang puncaknya jatuh pada Minggu (19/5) dan dipusatkan di Candi Borobudur.

Sebuah keluarga Buddhis biasanya juga akan mendekorasi rumah mereka dengan lentera. Mereka juga akan mengambil bagian dalam prosesi dan mengenakan pakaian putih.

Momen saling bertukar kartu ucapan juga biasa dilakukan dengan teman dan keluarga pada hari Waisak.

Baca juga:

Selain perayaan tersebut, umat Buddha juga biasa melakukan upacara Bathing the Buddha pada hari Waisak.

Upacara ini memperingati di mana air mengalir di atas bahu Buddha untuk mengingatkan orang-orang dalam menjernihkan pikiran mereka dari pikiran negatif seperti keserakahan dan kebencian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com