Sementara Ronald berhasil selamat dari hilangnya karakter McDonald's lainnya, namun ikon jaringan restoran tersebut memiliki beberapa masalah tersendiri yang melekat padanya.
Menjadi seorang badut, misalnya. Tanggapan beberapa orang terhadap badut tidak benar-benar meningkat selama bertahun-tahun.
Saat karnaval dan sirkus mulai tidak populer, badut mulai menjadi sesuatu yang pokok dalam genre horor daripada yang lainnya.
Melihat keberadaan karakter jahat seperti Joker atau Pennywise yang memiliki kemiripan dengan Ronald McDonald, hal ini mungkin membuat anak-anak lebih takut pada badut seperti Ronald--bukan merasa senang.
Peran Ronald sebagai figur yang terutama ditujukan untuk pasar anak-anak juga menjadi semakin bermasalah.
Pada awal 2010-an, hubungan antara restoran cepat saji seperti McDonald’s dan tingkat obesitas yang tinggi di Amerika Serikat (AS) dipublikasikan secara luas.
Hal ini memperlihatkan tidak ada cara yang masuk akal untuk membantah bahwa Ronald McDonald's tidak dimaksudkan untuk diiklankan pada anak-anak.
Baca juga: Alasan Restoran McDonalds yang Bersejarah di Sarinah Thamrin Jakarta Ditutup
Ronald dengan cepat menjadi maskot iklan paling kontroversial sejak Joe Camel yang dulunya merupakan maskot dari Camel Cigarettes.
Diciptakan pada 1974, karikatur unta khas perusahaan tersebut menjadi sebuah sensasi saat pertama kali debut di AS pada 1988.
Kendati tidak dimaksudkan untuk anak-anak, namun Joe Camel sangat menarik perhatian mereka.
Merokok sudah jelas tidak sehat. Kampanye iklan yang pada dasarnya dibangun di sekitar karakter kartun nampaknya menarik banyak perokok di bawah umur. Khususnya pada rokok Camel.
Baca juga: McDonalds Sarinah Tutup: Reaksi Netizen hingga Alasan Penutupan
Perusahaan tersebut akhirnya menghentikan karakter tersebut pada 1997 setelah menghadapi tuntutan hukum, tekanan dari kelompok kepentingan publik, bahkan perhatian dari Kongres.
Tidak seperti kasus Joe Camel, Ronald McDonald's selalu diperuntukkan bagi anak-anak. Dia menjadi wajah dari pemasaran makanan murah yang dapat berkontribusi pada masalah kesehatan yang serius.
Akibat adanya tekanan dari kelompok seperti Corporate Accountability International, McDonald’s menganggap hal tersebut sebagai waktu yang tepat untuk perlahan-lahan menarik Ronald dari sorotan.
Namun, berita pensiunnya tidak membuat adanya perbedaan yang nyata. Pada 2016, McDonald’s secara resmi mempensiunkan Ronald setelah serangkaian kasus pemandangan badut yang menyeramkan muncul di seluruh AS.