Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Kita Bisa Traveling Lagi?

Kompas.com - 08/05/2020, 15:05 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Wabah virus corona berdampak langsung ke segala lini termasuk pariwisata.

Pasalnya, hampir semua tempat wisata hingga penerbangan di dunia tutup, sehingga praktis tidak ada aktivitas di jantung pariwisata.

Namun sampai kapan situasi ini akan berakhir? Hingga kini belum ada satu pun yang mengetahui kapan virus akan benar-benar hilang dan memulihkan keadaan seperti semula.

Kendati demikian, pariwisata sepertinya mulai bangkit dari keterpurukan.

Melansir Lonely Planet, Direktur World Travellers Association Jorge Branco mengatakan, akan ada opsi untuk memulai perubahan atau transisi secara bertahap ke arah normal.

"Industri travel adalah bagian besar dari kesehatan ekonomi banyak negara, jadi saya membayangkan pada akhir musim panas pariwisata akan mulai lagi," kata Branco seperti dikutip Lonely Planet.

Baca juga: Sekitar 140.000 Turis Berkunjung ke Jeju di Tengah Pandemi Corona

Lanjutnya, meski tidak mudah--pemerintah, pakar kesehatan, dan penyedia pariwisata akan secara metaforis memasang dimmer secara bertahap meningkatkan gaya hidup dan traveling ke arah normal.

Prediksi lainnya adalah, perjalanan bisnis akan menjadi kemungkinan yang pertama dimulai sebelum perjalanan konsumen wisata.

Menurut Asosiasi Perjalanan Bisnis Global, sepertiga bisnis berharap untuk melanjutkan perjalanan pada akhir musim panas, dengan sepertiga lainnya di akhir tahun.

Menanggapi hal ini, banyak pemerintah di berbagai negara tengah berencana meningkatkan pariwisata domestik dalam beberapa bulan mendatang.

"Kami akan mengembangkan pariwisata domestik," kata European Commissioner dari Perancis, Thierry Breton.

"Karena beberapa daerah lebih terkontaminasi daripada yang lain, mereka tidak akan dibuka kembali dengan kecepatan yang sama dengan lainnya," lanjutnya.

Baca juga: Apa Itu Begpackers? Fenomena Turis Asing Minta Uang Layaknya Pengemis

Hal senada juga dikatakan Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte yang akan memberitahu penduduk Italia untuk pergi berlibur di negaranya saja.

Bagi wisatawan domestik, hal ini merupakan kesempatan untuk berharap diskon besar pada semua kegiatan pariwisata, dan semua hal pendukungnya seperti maskapai, hotel dan lainnya.

"Maskapai memiliki penerbangan, dan saya berharap ada pilihan yang lebih murah untuk merangsang perjalanan lagi," ujar Branco.

Muncul juga pendapat agar Disney World dibuka kembali, meski hingga kini belum ada informasi apapun dari pihak Disney terkait hal tersebut.

Namun, perlu diketahui, hampir dua pertiga orang Amerika sudah bergerak untuk membuka kembali restoran dan toko-toko pada bulan Mei. Hal tersebut disampaikan Associated Press.

Baca juga: Libur Panjang, 85 Juta Wisatawan China Tercatat Plesiran di Negaranya

 

Ilustrasi wisatawan yang berkunjung ke Pulau Komodo menggunakan kartu anggota tahunan seharga Rp 14 juta per tahunSHUTTERSTOCK/MO WU Ilustrasi wisatawan yang berkunjung ke Pulau Komodo menggunakan kartu anggota tahunan seharga Rp 14 juta per tahun
International travel diragukan pulih hingga 2021

Selama pandemi corona, rute penerbangan internasional yang telah dibatalkan sebesar 95 persen dalam dua bulan terakhir.

Ditambah dengan fakta, maskapai hanya terbang dengan 5 persen dari beban penumpang pada saat normal.

Oleh karena itu, diperkirakan international travel kemungkinan akan memakan waktu lebih lama untuk dibuka kembali.

Pada bulan lalu CEO Delta Ed Bastion memprediksi, international travel ini bisa memakan waktu dua hingga tiga tahun untuk kembali ke jumlah rekor penerbangan penumpang yang diangkut pada 2019.

Baca juga: Pariwisata Dibuka untuk Wisatawan Nusantara saat Kasus Corona Menurun

Sebagian besar para ahli penerbangan sepakat, international travel akan membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih, terutama dengan begitu banyak perbatasan tertutup atau terbatas di seluruh dunia.

Branco menambahkan, akan ada ketakutan bagi wisatawan yang bepergian ke luar negeri. Namun ini semua masih berbentuk opini, kata dia.

"Pada akhirnya semua itu berdasarkan opini, dan tidak ada yang tahu pasti apa yang akan terjadi dan kapan itu akan terjadi," kata Branco.

"Kami ingin tetap optimis dan terus memberikan layanan kami ketika kami diizinkan serta ketika orang-orang mengatasi ketakutan awal untuk meninggalkan negaranya," jelasnya.

Baca juga: Mengemis dan Mengamen, Ulah Wisatawan Asing yang Begpackers di Indonesia dari 2019-2020

Branco pun mengakhiri prediksinya dengan pernyataan singkat, pariwisata atau travel akan perlahan-lahan berjalan mulai musim panas.

Namun sekali lagi, ia mengkhawatirkan hal berbeda terjadi pada international travel yang diprediksi menjadi yang paling lambat untuk pulih.

Ia berharap sepenuhnya pada keputusan jelas dari pejabat kesehatan dan pemerintah untuk menangani hal ini.

"Setelah itu semua, saya percaya para pelancong yang rajin akan mulai menjelajahi dunia lagi," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com