Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gambaran Kehidupan di China Setelah Pandemi, Restoran dan Tempat Wisata Tetap Menerapkan Prosedur Kesehatan

Kompas.com - 08/05/2020, 22:12 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Yuharrani Aisyah

Tim Redaksi

Sumber Goldthread


JAKARTA, KOMPAS.com - China, menjadi negara yang dilaporkan adanya kasus virus corona (Covid-19) pertama di dunia. Kini, negara ini sudah bangkit perlahan dan menjalani kehidupan dalam era New Normal.

Baca juga: Libur Panjang, 85 Juta Wisatawan China Tercatat Plesiran di Negaranya

Seperti apa kehidupan di China saat ini, setelah pandemi virus corona mereda di sana?

Melansir Goldthread yang melaporkan kehidupan di China setelah pandemi, kota-kota di sana mulai dibuka kembali, tetapi dengan keadaan yang jauh berbeda ketika virus corona belum mewabah.

Keadaan yang dimaksud seperti adanya pengecekan suhu tubuh setiap kembali ke apartemen, di mal, pembatasan pelanggan di restoran, dan warga China tetap mengenakan masker di berbagai tempat umum.

Kewaspadaan seperti ini dapat ditemukan di seluruh ibu kota China yang saat ini telah kembali hidup setelah berbulan-bulan diterjang wabah.

Pembukaan kembali kota di China dikarenakan jumlah kasus Covid-19 yang terus menurun setiap harinya.

Warga mengantre dengan menjaga jarak saat mereka mengunjungi kawasan wisata Forbidden City. Setelah sempat menjalani masa karantina akibat penyebaran Covid-19, jutaan orang di China kembali turun ke jalan dan mengunjungi kawasan wisata yang kembali dibuka.AFP/GREG BAKER Warga mengantre dengan menjaga jarak saat mereka mengunjungi kawasan wisata Forbidden City. Setelah sempat menjalani masa karantina akibat penyebaran Covid-19, jutaan orang di China kembali turun ke jalan dan mengunjungi kawasan wisata yang kembali dibuka.

Salah satu tempat wisata yang dibuka kembali adalah Forbidden City (Kota Terlarang) di Beijing pada Jumat (1/5/2020), setelah sebelumnya tutup selama sekitar tiga bulan.

Baca juga: Cegah Penyebaran Virus Corona, Kota Terlarang Beijing Ditutup

 

Forbidden City Beijing yang dibuka kembali tetap membatasi jumlah kunjungan orang hingga 5.000 per harinya. Sebelumnya, batasan pengunjung ke Kota Terlarang 80.000 orang per hari.

Tempat bisnis juga telah dibuka, misalnya mal dan restoran. Kendati bisnis kembali dibuka, pandemi ini telah mengubah kehidupan sehari-hari.

Hal ini tampak dari para pembeli yang terlihat harus melewati kamera termal yang dipasang di pintu masuk mal. Mereka dicek suhu tubuhnya satu persatu.

Situasi berbeda setelah pandemi corona di China juga dirasakan seorang videografer lepas di Beijing, David Lin.

Ia selalu berhadapan dengan penjaga keamanan yang mengukur suhu tubuhnya setiap kali kembali ke apartemennya usai bepergian.

Pengunjung menikmati makanan di sebuah restoran di Shanghai, 1 Mei 2020. Setelah sempat menjalani masa karantina akibat penyebaran Covid-19, jutaan warga China kembali turun ke jalan dan mengunjungi kawasan wisata yang kembali dibuka.AFP/HECTOR RETAMAL Pengunjung menikmati makanan di sebuah restoran di Shanghai, 1 Mei 2020. Setelah sempat menjalani masa karantina akibat penyebaran Covid-19, jutaan warga China kembali turun ke jalan dan mengunjungi kawasan wisata yang kembali dibuka.

Sementara itu, restoran hanya akan melayani pelanggan kelompok hingga empat orang.

Meja diletakkan terpisah sejauh tiga kaki (satu meter) atas rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) agar orang menjaga jarak setidaknya satu meter untuk pencegahan penyebaran virus.

Baca juga: Potret Berbeda Restoran di China, Hong Kong, dan Taiwan Setelah Kembali Buka

Namun lebih dari itu, adanya batasan ini juga berpengaruh bagi sejumlah pemilik bisnis restoran. Salah satunya adalah Gao Fan, yang menjalani bisnis restoran barbeku di Beijing dan telah buka kembali pertengahan Maret 2020.

"Barbeku adalah kegiatan yang sangat sosial. Orang-orang biasanya datang ke sini setelah bekerja untuk beberapa tusuk sate dan beberapa minuman. Namun sekarang, karena kita harus membatasi jumlah orang yang makan, ini jadi tidak ideal untuk kita," katanya seperti dikutip dari Goldthread.

Orang-orang mengenakan masker untuk mencegah penyebaran Covid-19, saat berada di kawasan perbelanjaan di Beijing, 2 Mei 2020.AFP/GREG BAKER Orang-orang mengenakan masker untuk mencegah penyebaran Covid-19, saat berada di kawasan perbelanjaan di Beijing, 2 Mei 2020.

Bahkan ia mengalami kerugian 30.000 dollar AS selama pandemi berlangsung. Kata dia, restorannya ditutup selama lebih dari satu setengah bulan usai Beijing lockdown pada awal Februari lalu.

 

Restoran kehilangan karyawan dan beralih ke ranah online

Tak sampai di situ, kerugian juga dirasakan saat karyawan Gao Fan tak kunjung kembali dari kampung halaman.

Banyak dari mereka yang berkelana ke luar Beijing untuk mengunjungi keluarga selama Tahun Baru Imlek akhir Januari 2020.

Ketika corona melanda, kota di China pun mewajibkan karantina dua minggu bagi orang yang bepergian dari luar.

Warga menikmati makanan di sebuah restoran di Wuhan, Provinsi Hubei, 16 April 2020. Setelah sempat menjalani masa karantina akibat penyebaran Covid-19, jutaan orang di China kembali turun ke jalan dan mengunjungi kawasan wisata yang kembali dibuka.AFP/HECTOR RETAMAL Warga menikmati makanan di sebuah restoran di Wuhan, Provinsi Hubei, 16 April 2020. Setelah sempat menjalani masa karantina akibat penyebaran Covid-19, jutaan orang di China kembali turun ke jalan dan mengunjungi kawasan wisata yang kembali dibuka.

"Semua karyawan yang kembali ke Beijing dari tempat lain harus melalui karantina wajib. Ini pada dasarnya berarti hilangnya penghasilan selama dua minggu bagi mereka. Akibatnya, ada yang enggan kembali ke Beijing, dan kami kehilangan setengah dari staf kami," jelasnya.

Hal tersebut membuat Gao beralih ke bisnis layanan pesan antar makanan secara online.

Menurutnya, bisnis online ini mungkin akan menjadi permanen bahkan setelah pandemi mereda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber Goldthread
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com