Kebijakan ini, menurut Pauline, berkesan tidak berpihak kepada travel agent yang selama ini sudah menjadi saluran distribusi maskapai penerbangan.
Baca juga: Rute Domestik yang Dilayani Lion Air Saat Ini dan Syarat Penumpang Pesawat
“Selain maskapai memanfaatkan dana refund dan top up travel agent untuk cashflow, maskapai juga tidak memberikan kesempatan kepada travel agent untuk mendapatkan profit dari penjualan tiket,” kata Pauline.
Pauline dalam surat tersebut juga mempertanyakan soal tanggung jawab pemerintah jika maskapai penerbangan domestik harus berhenti beroperasi dan tidak bisa mengembalikan uang travel agent maupun penumpang.
Pasalnya, beberapa maskapai penerbangan di negara lain sudah mengajukan pailit dan meminta bantuan pemerintah untuk menalangi hutang mereka.
“Berkaca dari kebangkrutan Adam Air, Batavia, Mandala, Linus Air, tidak ada sepeser pun uang travel agent mau pun penumpang yang dikembalikan,” papar Pauline.
Astindo hingga kini belum mendapatkan respon dari INACA atau pun Dirjen Perhubungan Udara.
Astindo juga sudah pernah mengajukan surat kepada maskapai penerbangan terkait hal ini. Namun hingga kini, Pauline mengaku belum mendapatkan respon apa pun terkait hal ini.
“Yang lucunya seperti Sriwijaya, kita bisa booking di portal kita tapi issue tiket harus di kantor Sriwijaya dan menggunakan dana cash, bukan menggunakan saldo tiket yang mengendap di airlines,” jelas Pauline.
Pauline menyatakan bahwa Astindo berharap nantinya pemerintah akan memperbolehkan dan melibatkan travel agent dalam proses penjualan tiket.
Apalagi mengingat hingga kini uang milik travel agent masih mengendap di maskapai penerbangan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.