Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IATA Tolak Aturan Phsyical Distancing di Kursi Pesawat

Kompas.com - 14/05/2020, 09:40 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

KOMPAS.com - Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) menolak aturan jaga jarak (phsyical distancing) di kursi pesawat.

Penolakan lantaran aturan tersebut dinilai kurang efektif, dibandingkan kebijakan lain untuk pencegahan penularan virus corona di pesawat.

Baca juga: Aturan Jaga Jarak di Pesawat Tidak Didukung, Kenapa?

Dikutip dari Japan Today, menurut Director General dan CEO untuk IATA, Alexandre de Juniac, aturan yang dianjurkan IATA yakni penggunaan masker, pemeriksaan suhu penumpang, pekerja bandara dan pelancong.

Kemudian, pengurangan kontak dengan penumpang atau kru pesawat dalam proses naik dan turun penumpang. Membatasi pergerakan dalam kabin sepanjang penerbangan.

Lalu, pembersihan kabin yang lebih sering dan mendalam. Prosedur katering yang lebih sederhana. Terakhir, pergerakan kru pesawat dan interaksi dengan penumpang dikurangi.

Sementara soal jaga jarak di kursi pesawat, menurut Juniac, aturan tersebut kurang efektif.

Sebab, sebagian besar otoritas merekomendasikan jarak 1–2 meter, sementara jarak rata-rata kursi pesawat kurang dari 50 cm.

Baca juga: Aturan Maskapai Saat Corona: Jaga Jarak hingga Awak Kabin Pakai APD

Social distancing di kabin pesawat Airbus 320-200 Lion Air GroupDokumentasi Lion Air Group Social distancing di kabin pesawat Airbus 320-200 Lion Air Group
Selain itu, jaga jarak di kursi pesawat juga dianggap akan membuat maskapai penerbangan merugi. 

Muatan maksimum pesawat akan terpotong menjadi 62 persen. Hal tersebut berada jauh di bawah rata-rata yaitu 77 persen.

Alhasil biaya akan meningkat, karena kursi hany sedikit terjual. Dibandingkan tahun 2019, tarif pesawat harus naik secara dramatis hanya untuk menutup biaya.

Tarif diprediksi naik antara 43–54 persen--tergantung wilayah.

"Maskapai penerbangan berjuang untuk kelangsungan hidup mereka. Menghilangkan kursi tengah akan meningkatkan biaya. Jika itu bisa diimbangi dengan tarif yang lebih tinggi, maka era perjalanan dengan biaya terjangkau akan selesai,” kata Juniac.

"Di sisi lain, apabila maskapai tidak bisa menutup biaya dengan tarif yang lebih tinggi, maka maskapai akan bangkrut," lanjutnya.

Baca juga: Astindo Keberatan Pemerintah Tak Libatkan Travel Agent dalam Penjualan Tiket Pesawat

Alasan lain IATA tidak mendukung jaga jarak di kursi pesawat karena tidak ditemukan dugaan transmisi antara penumpang.

IATA hanya menemukan tiga cara dugaan transmisi virus corona di pesawat, di mana semuanya berasal dari penumpang ke kru.

Temuan ini didapat dari Survei informal IATA terhadap 18 maskapai penerbangan besar pada Januari–Maret 2020.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com