Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER TRAVEL] Tips Buat Tahu Gejrot Enak | Protokol New Normal

Kompas.com - 17/05/2020, 06:40 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

KOMPAS.com - Tips membuat tahu gejrot enak masuk dalam jajaran berita terpopuler Travel Kompas.com pada Sabtu kemarin.

Berita populer lainnya adalah tujuh makanan legendaris di Jakarta, protokol kesehatan penganan kepulangan WNI dan kedatangan WNA di pintu bandara.

Selain itu, protokol New Normal bisa jadi nilai tambah jual produk wisata, serta direktur utama Garuda Indonesia tidak setuju pakai alat pelindung diri (APD) diterapkan di pesawat.

Untuk lengkapnya, berikut berita terpopuler Travel Kompas.com paada 16 Mei 2020. 

Tips Membuat Tahu Gejrot Enak, Ternyata Direndam Dalam Air Es

ILUSTRASI - Tahu GejrotKompas.com/Ni Luh Made Pertiwi ILUSTRASI - Tahu Gejrot
Camilan khas Cirebon, tahu gejrot nikmat dijadikan takjil berbuka puasa. Cara membuat tahu gejrot juga terbilang mudah. Bahannya juga sangat mudah ditemukan di pasar tradisional.

Kamu hanya perlu menyiapkan, tahu goreng, cabai, bawang merah, larutan gula merah, dan asam jawa untuk membuat tahu gejrot.

Ada tips tersendiri untukmembuat tahu gejrot yang enak seperti yang di Cirebon asli.

Menurut Chef Hotel Santika Cirebon, Aguk Prasetiyo, tahu gejrot yang nikmat berasal dari tahu pong goreng yang direndam dalam air es.

Baca selengkapnya di sini.

7 Makanan Legendaris di Jakarta, Sekarang Bisa Diantar ke Rumah

Bulan Ramadhan kali ini terasa berbeda dengan tahun sebelumnya. Pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat momen berbuka puasa di rumah makan tak ada lagi tahun ini.

Namun, dengan adanya kampanye sosial #TerhubungDariRumah progam 'Jajan Ramadhan dari Rumah', kamu bisa memesan makanan dari rumah makan favoritmu.

Bukan hanya di Ibu Kota, 'Jajan Ramadhan dari Rumah' juga menawarkan makanan dari rumah makan di JaBoDeTaBek.

Kampanye sosial ini merupakan suatu gerakan dari Kompas Gramedia dalam memenuhi kebutuhan masyarakat di situasi pandemi Covid-19.

Selain itu kamu juga bisa mengobati rasa kangen menjajal kuliner lokal dan membantu usaha makanan setempat.

Jangan khawatir, 'Jajan Ramadhan dari Rumah' mengandeng mitra tujuh rumah makan legendaris yang ada di JaBoDeTaBek.

Baca selengkapnya di sini.

Protokol Kesehatan Penanganan Kepulangan WNI dan Kedatangan WNA di Pintu Bandara, Seperti Apa?

Penumpang saat tiba di terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (12/5/2020). PT Angkasa Pura II mengeluarkan tujuh prosedur baru bagi penumpang penerbangan rute domestik selama masa dilarang mudik Idul Fitri 1441 H di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Penumpang saat tiba di terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (12/5/2020). PT Angkasa Pura II mengeluarkan tujuh prosedur baru bagi penumpang penerbangan rute domestik selama masa dilarang mudik Idul Fitri 1441 H di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Terdapat beberapa protokol kesehatan yang perlu ditaati penumpang yang tiba di bandara Internasional Soekarno Hatta dari luar negeri.

Protokol ini bertujuan untuk mencegah penyebaran virus corona, terlebih di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Bandara Internasional Soekarno Hatta, Anas Maruf mengatakan, penumpang baik itu Warga Negara Indonesia (WNI) maupun Warga Negara Asing (WNA) ketika tiba di Indonesia wajib melakukan pemeriksaan kesehatan di KKP bandara.

"Kami tugasnya mulai dari menerima kedatangan, protokolnya seperti ini kemudian dibawa ke asrama karantina," kata Anas saat dihubungi Kompas.com, Jumat (15/5/2020).

"Kami tugasnya itu yang penting mendata dan memeriksa kesehatan penumpang, kemudian Gugus Tugas menerima untuk dibawa ke tempat karantina," lanjut Anas.

Baca selengkapnya di sini.

Protokol New Normal Dapat Jadi Nilai Tambah untuk Jual Produk Wisata

Ilustrasi Pariwisata IndonesiaDokumentasi Biro Komunikasi Kemenparekraf Ilustrasi Pariwisata Indonesia
Setelah pandemi Covid-19 berakhir, dunia khususnya pariwisata akan menghadapi era New Normal.

Lantas bagaimana negara-negara ASEAN menghadapinya?

Deputy of President ASEAN Tourism Association, Eddy Krismeidi Soemawilaga mengatakan, untuk menarik wisatawan, setiap destinasi wisata perlu menerapkan protokol New Normal. Protokol ini mengutamakan kesehatan pelancong pasca Covid-19.

"Memang itu menjadi satu keharusan, karena sekarang orang memiliki ketakutan berlebih untuk bepergian atau berwisata. Utamanya ya memasukkan New Normal tersebut di tiap daerah atau satu usaha," kata Eddy dalam telekonferensi bersama ASITA, Sabtu (9/5/2020).

Baca selengkapnya di sini.

 

Dirut Garuda Tak Setuju APD Diterapkan pada Pesawat, Ini Alasannya

Pesawat Garuda Indonesia Doumen humas Kementerian Pariwisata Pesawat Garuda Indonesia
Seluruh sektor saat ini tengah menerapkan prosedur atau protokol kesehatan guna mencegah penyebaran virus corona (Covid-19). Bagi tenaga kesehatan diwajibkan mengenakan Alat Pelindung Diri (APD).

Lalu bagaimana jika APD tersebut diterapkan pula pada maskapai penerbangan? Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra menyatakan tidak setuju akan penggunaan APD Kesehatan lengkap pada operasional penerbangan.

“Garuda tidak setuju dengan maskapai yang menerapkan APD Kesehatan seperti AirAsia, dan Emirates. Model pakaiannya tampak seperti astronot. Saya justru akan mempertanyakan ini di rumah sakit atau di pesawat?” kata Irfan dalam telekonferensi Indonesia Tourism Forum (ITF), Jumat (15/5/2020).

Baca selengkapnya di sini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com