Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemulihan Pariwisata karena Corona Bisa Belajar dari Krisis Masa Lalu, Apa yang Diusulkan?

Kompas.com - 17/05/2020, 07:31 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Sektor pariwisata menjadi salah satu yang paling terdampak dari wabah virus corona di dunia.

Oleh karena itu, para pegiat pariwisata global tengah berfokus untuk memulai kembali sektor ini.

Presiden dan CEO World Travel & Tourism Council (WTTC) Gloria Guevara mengatakan, pada tahap pemulihan pariwisata, dunia bisa belajar dari krisis yang terjadi di masa lalu.

"Kita telah belajar dari masa lalu, terutama setelah tragedi 9/11, di mana kurangnya koordinasi antara pemerintah dan dengan sektor swasta. Hasilnya proses penanganan sangat lambat dan berdampak pada pemulihan," kata Gloria dalam telekonferens Indonesia Tourism Forum (ITF) bertajuk "Changes of The Tourism Paradigm in the Era of New Normal", Jumat (15/5/2020).

Lanjutnya, pariwisata global dapat belajar dari krisis tersebut terutama dalam hal koordinasi dan penyelarasan sektor perjalanan dan pariwisata.

Hal tersebut berguna untuk membantu membangun kembali kepercayaan bersama antarapemerintah dan sektor swasta.

Baca juga: Protokol New Normal Dapat Jadi Nilai Tambah untuk Jual Produk Wisata

Gloria juga mengusulkan empat langkah untuk proses pemulihan atau recovery pariwisata global yang lebih cepat.

"Pertama adalah kolaborasi publik dan masing-masing pribadi yang paling penting. Kemudian, meningkatkan pengalaman perjalanan yang lancar saat ini, merangkul standar dan protokol global untuk memastikan pembangunan kembali kepercayaan para pelancong," ujarnya.

Selain itu, ia juga mengusulkan adanya pembuatan teknologi baru yang dapat memungkinkan melacak kontak fisik setiap orang.

Adapun alat tersebut nantinya dapat diuji dalam koordinasi dengan standar setiap sektor.

Gloria juga menuturkan perihal prinsip pemulihan atau recovery. Dalam pemaparannya, ia menunjukkan ada empat prinsip yang perlu diperhatikan sektor pariwisata global dalam menghadapi pemulihan.

Baca juga: Hadapi Era New Normal, Pelaku Pariwisata Perlu Siapkan Protokol Kesehatan

 

Ilustrasi wisatawan mancanegara di Indonesia.Dokumentasi Biro Komunikasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ilustrasi wisatawan mancanegara di Indonesia.

Pertama adalah pendekatan terkoordinasi global untuk membangun kembali operasional yang efektif, menghilangkan hambatan perjalanan dan membuka kembali perbatasan.

Kedua, meningkatkan pengalaman perjalanan wisatawan yang lebih baik dengan cara menambahkan komponen kesehatan dan menggabungkan teknologi terbaru, seperti perlindungan serta protokol yang diperlukan.

Adapun teknologi terbaru tersebut dilakukan pada kedua tahap yaitu sebelum vaksin dan sesudah vaksin ditemukan.

“Sebelum vaksin, mengintegrasikan pengujian dan pelacakan kontak mulai dari awal hingga titik akhir perjalanan seperti di bandara, maskapai penerbangan, hotel, tur, dan lainnya. Sesudah vaksin, mengintegrasikan stempel kesehatan digital yang mungkin dapat dilihat di informasi wisatawan sebelum perjalanan dimulai,” jelas Gloria.

Baca juga: New Normal Pariwisata Indonesia: Toilet Bersih hingga Tim Rescue

Selain itu, menerapkan protokol atau standar global yang ditentukan oleh sektor swasta perjalanan dan pariwisata, pakar kesehatan, maupun sektor publik untuk mendapatkan kembali kepercayaan diri wisatawan.

Gloria juga menyebut, semua sektor hendaknya terus mendukung sektor perjalanan dan pariwisata selama fase pemulihan dengan bantuan keuangan dan promosi.

Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio yang juga hadir dalam acara tersebut menyampaikan, pariwisata Indonesia diyakini dapat lebih cepat pulih dari prediksi sebelumnya.

Beberapa studi menunjukkan, sektor pariwisata membutuhkan sekitar lima tahun untuk kembali menuju normal pasca pandemi. Ia meyakini, Indonesia dapat lebih cepat pulih jika diiringi oleh harmonisasi stakeholder.

“Kita harus menormalkan sektor pariwisata kita lebih cepat. Kita harus sepenuhnya menyadari bahwa pariwisata adalah tulang punggung perekonomian,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com