Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virtual Tour ke Desa Nglanggeran, Jelajah Tempat Wisata dalam 2 Jam

Kompas.com - 17/05/2020, 11:20 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

 

Gunung Api Purba Nglanggeran

Sampailah kami di tujuan pertama wisata virtual di Nglanggeran, tepatnya di Gunung Api Purba Nglanggeran. Sugeng menjelaskan kepada para peserta mulai dari biaya parkir, tiket masuk, hingga daya tarik tempat ini.

"Jadi di sini itu biasanya wisatawan langsung menuju loket pintu masuk dan membayar tiket masuk yang sekaligus merupakan karcis parkir. Dari sini, nanti wisatawan akan trekking menuju puncak Gunung Api Purba Nglanggeran," ujarnya.

Terdapat keunikan dan menjadi salah satu keunggulan Gunung Api Purba Nglanggeran yaitu pengadaan e-ticketing di loket pintu masuk.

Menurut Sugeng, pihak pengelola menyadari akan pentingnya e-ticketing untuk mempermudah pelayanan menjadi lebih cepat, akurat, dan ramah lingkungan.

"Dulu setiap tahun kita bisa menghabiskan beberapa dus untuk tiket, saat ini kita lebih ramah lingkungan karena tidak menggunakan kertas. Wisatawan bisa memilih mau diantar dengan pemandu atau jalan sendiri, tapi biasanya mereka yang ke sini tanpa pemandu dikarenakan sudah hafal treknya," jelas Sugeng.

Jika wisatawan yang datang merupakan rombongan, biasanya akan dilakukan briefing terlebih dahulu oleh pemandu wisata di pendopo. Kemudian, para peserta akan diberikan informasi apa saja yang boleh dilakukan dan tidak boleh selama trekking.

Sebelum pandemi, Gunung Api Purba Nglanggeran tidak mengenal waktu tutup operasional atau dalam kata lain buka selama 24 jam dalam satu minggu.

Usai diberikkan briefing, peserta akan memulai trekking selama 15 menit untuk sampai ke Pos 1 Gunung Api Purba Nglanggeran. Pada pos ini, peserta bisa berfoto-foto suasana atau pemandangan hutan, dan dinding berbatu yang terlihat di sekitar.

Baca juga: Bosan di Rumah Saja? Yuk Ikut 17 Virtual Tour di Akhir Pekan Ini

Kemudian, peserta akan melewati lorong sumpitan. Lorong ini terbilang sempit dan hanya memuat kapasitas satu orang untuk melewatinya, sehingga peserta biasanya harus mengantre.

Selang 10 menit kemudian, peserta telah tiba di puncak Gunung Api Purba Nglanggeran yang berketinggian 700 mdpl ini. Terdapat dua puncak yaitu puncak barat atau puncak Bagong dan puncak timur yang berlokasi di Kampung Pitu.

Peserta dapat melihat pemandangan menakjubkan seperti embung Nglanggeran, dan Gunung Merapi.

Kawasan Gunung Api Purba Dilihat dari Embung Nglanggeran, Gunungkidul.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Kawasan Gunung Api Purba Dilihat dari Embung Nglanggeran, Gunungkidul.

Embung Nglanggeran

Usai puas menikmati keindahan dari puncak Gunung Api Purba Nglanggeran, peserta kemudian diajak untuk menjelajahi Embung Nglanggeran dengan menggunakan kendaraan mobil Pajero.

Pajero yang dimaksud merupakan kendaraan pick-up terbuka dan memiliki akronim panas njobo njero atau dalam bahasa Indonesia berarti panas luar dalam.

Bukan tanpa alasan, wisatawan yang naik "Pajero" ini akan merasakan sensasi sengatan matahari khas Gunungkidul hingga sampai ke Embung Nglanggeran.

"Ini jadi pengalaman tersendiri bagi wisatawan. Biasanya bule-bule atau wisatawan mancanegara itu pasti minta foto saat naik "Pajero" ini. Jadi suatu kekhasan kalau panas kepanasan, kalau hujan kehujanan," jelas Sugeng.

Jarak Embung Nglanggeran cukup dekat, hanya sekitar 1,5 kilometer dari Gunung Api Purba Nglanggeran.

Sepanjang perjalanan, peserta akan melihat banyaknya pohon kakao yang mana diolah menjadi oleh-oleh khas Nglanggeran yaitu cokelat.

Sampai di lokasi, tampak area parkir cukup luas dan dapat menampung kendaraan besar seperti bus.

Baca juga: Virtual Tour, Peluang Baru Pariwisata di Era New Normal

Embung Nglanggeran sendiri merupakan telaga buatan yang berfungsi untuk menampung air hujan dan dimanfaatkan untuk mengairi perkebunan setempat pada musim kemarau.

Oleh sebab itu, di sini ada kebun buah klengkeng dan durian seluas 20 hektar.

Untuk sampai ke embung, peserta perlu mendaki atau trekking selama 7-10 menit. Kemudian peserta dapat melihat visualisasi embung seluas 0,34 hektar dengan kedalaman sekitar 4 meter.

Jika berkunjung langsung, peserta biasanya dapat bermain layang-layang dan mengunjungi kebun buah bahkan memetiknya.

Pisang Salut Cokelat di Griya Cokelat Nglanggeran.Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya Pisang Salut Cokelat di Griya Cokelat Nglanggeran.

Griya Cokelat

Tujuan selanjutnya yaitu mengunjungi pusat oleh-oleh cokelat khas Nglanggeran tepatnya di Griya Cokelat.

Sugeng menjelaskan bahwa griya cokelat merupakan suatu inovasi dari tiga kelompok usaha desa yaitu kelompok petani kakao, kelompok kuliner, dan kelompok sadar wisata.

Adapun produk unggulan yang tersedia di Griya Cokelat di antaranya minuman cokelat murni. Ada pula pilihan varian rasa dari minuman cokelat tersebut.

Selain itu, keripik pisang salut cokelat dan bubuk cokelat juga menjadi unggulan dari produk Griya Cokelat.

Bagi para peserta yang ingin membeli produk tersebut juga diinformasikan caranya dengan menghubungi kontak website cokelatpurba.com  atau melalui media sosial Instagram @griya.cokelat.nglanggeran.

Harga kisaran dari masing-masing produk yaitu mulai dari Rp 15.000 hingga Rp 55.000.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com