Berikutnya, kami menuju ke tempat wisata Air Terjun Kedung Kandang Nglanggeran. Berlokasi tak jauh dari Griya Cokelat, tempat ini dapat ditempuh dengan sepeda motor atau mobil.
Usai memarkirkan kendaraan, peserta perlu trekking sekitar 15-20 menit. Kendati virtual tur, Sugeng menginformasikan kepada para peserta terkait waktu untuk mengunjungi air terjun hanya pada waktu musim penghujan.
"Ini uniknya, karena pada musim kemarau itu airnya hampir engga ada. Air terjun ini bertingkat di tengah-tengah terasering sawah," kata Sugeng.
Aktivitas yang dapat dilakukan wisatawan di sini yaitu bermain air dan makan bersama beralaskan daun pisang ketika ada tradisi wiwitan.
Berburu capung atau kupu-kupu juga bisa menjadi aktivitas yang sering dilakukan wisatawan kala berkunjung ke air terjun ini.
Lebih lanjut, Sugeng mengatakan, ke depan akan dibangun glamping di tempat ini sehingga peserta dapat menginap dan tak langsung pulang.
Tiket masuk ke air terjun Kedung Kandang yaitu Rp 7.000.
Homestay Aris Budiono
Usai berjalan-jalan, peserta kemudian diajak untuk beristirahat di homestay Aris Budiono. Homestay ini lokasinya sekitar 3 kilometer dari Air Terjun Kedung Kandang.
Selain itu, homestay ini juga merupakan salah satu homestay terbaik di Yogyakarta dan menjadi pemenang homestay di tingkat DIY tahun 2019.
Daya tarik homestay ini adalah pada nuansa pedesaan yang begitu kental dan tamu dapat melihat pemandangan sawah serta Gunung Api Purba Nglanggeran dari balik jendela.
Fasilitas yang ada yaitu WiFi gratis, parkiran luas, kuliner lokal, air hangat, dan berinteraksi dengan pemilik homestay.
Penginapan ini memiliki harga sewa kamar per malamnya yaitu Rp 150.000.
Nglanggeran sendiri memiliki sekitar 80 homestay yang dikelola masyarakat. Adapun harga menginapnya berada di kisaran Rp 150.000 per malamnya.
Kampung Pitu
Hari kedua, kami diajak mengunjungi Kampung Pitu yang memiliki daya tarik pada budaya atau tradisinya dan keindahan alamnya.
Kampung Pitu sendiri memiliki tradisi di mana semua penduduknya berjumlah tujuh keluarga saja. Tidak boleh lebih, dan tidak boleh kurang.
Namun di sisi lain, Kampung Pitu ternyata bisa dikunjungi wisatawan terutama karena tradisi budayanya dan pemandangan alamnya.
Jelas saja, wisatawan yang rata-rata datang adalah mereka yang ingin melihat sunrise dari puncak timur Gunung Api Purba Nglanggeran yang letaknya ada di Kampung Pitu.
Wisatawan yang ingin datang ke sini harus menggunakan "Pajero" dan tidak disarankan menggunakan sepeda motor atau kendaraan pribadi karena akses jalan terbilang ekstrim.
Desa Wisata Bobung
Tempat wisata terakhir di Nglanggeran yaitu Desa Wisata Bobung. Letaknya berada di desa Putat, Kecamatan Patuk, Gunungkidul.
Desa ini merupakan desa dengan penghasil kerajinan topeng batik kayu. Selain itu, Desa Bobung juga menjadi desa wisata tertua di Gunungkidul, bahkan sebelum desa wisata Nglanggeran ada.
Untuk sampai di lokasi ini, dapat menggunakan bus kecil pariwisata. Di sisi kiri dan kanan jalan terdapat beberapa rumah yang merupakan tempat produksi pembuatan kerajinan kayu.
Wisatawan dapat menjajal langsung cara membuat topeng kayu, patung, dan lain sebagainya jika berkunjung ke rumah-rumah warga tersebut.
Baca juga: Desa Top 100 Destinasi Berkelanjutan Dunia Ini Siapkan Protokol Kesehatan Covid-19
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.