Kawasan Silo Sawahlunto
Hari ketiga dimulai dengan mengunjungi kawasan Silo Sawahlunto yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani, Kota Sawahlunto.
Kawasan Silo merupakan kompleks pengolahan batubara. Terdapat gedung Silo di mana tempat penyimpanan sementara batubara sebelum dibawa dengan kereta api menuju Teluk Bayur.
Seiring perkembangan zaman, beberapa bangunan di kawasan ini dimanfaatkan dengan beragam fungsi.
Wisatawan juga bisa melihat taman edukasi kawasan Silo, dan taman ini sering digunakan untuk bermain anak-anak maupun rekreasi keluarga.
Pemakaman Belanda
Berlanjut ke daerah Lubang Panjang, kami mengunjungi pemakaman Belanda. Dibangun pada tahun 1902, makam ini berisi jenazah orang-orang Belanda yang pernah tinggal di Sawahlunto.
Makamnya ada sekitar 94. Kendati demikian tak semua makam di sini berisikan jenazah orang Belanda.
"Ada juga satu makam orang Jepang di sini," kata Gino.
Luas pemakaman Belanda ini sekitar 7.000 meter persegi. Hingga kini, tempat ini telah dilakukan beberapa kali pemugaran.
Puncak Cemara
Setelah setengah hari berada di pusat kota, peserta tur diajak naik ke puncak bukit yaitu puncak Cemara, Saringan, Sawahlunto.
Dari sini, kita dapat melihat seluruh kota Sawahlunto yang tampak kecil.
"Kita dapat melihat secara rinci bentang alam di kota ini dari ketinggian puncak Cemara," kata Gino.
Selain puncak Cemara, ada puncak lain yang menarik untuk dikunjungi yaitu puncak Sati yang baru dibuka oleh kelompok sadar wisata.
Puncak Cemara dapat dikunjungi setiap hari dan dikelola oleh Dinas Pariwisata.
Kawasan Kandi
Berikutnya, kami diajak ke kawasan Kandi yang dulunya merupakan bekas area tambang batubara PT Bukit Asam.
Terdapat arena bermain dan rekreasi wisata seperti pacuan kuda, outbound, taman satwa, wisata air, roadrace, dan motocross.
Baca juga: Pengalaman Ikut Virtual Tour Lawang Sewu, Seru Sekali!
"Kawasan ini dulunya tambang, lalu sudah kembali hijau dan direklamasi pasca tambang. Dulu sempat diproyeksikan sebagai kota baru Sawahlunto. Ada banyak fasilitas olahraga di sana," kata Gino.
Danau Biru
Tempat wisata terakhir yang dikunjungi adalah Danau Biru, Tumpuak Tangah, Sawahlunto. Nama danau biru diambil berdasarkan warna biru yang ada pada air danau.
"Danau biru jadi daya tarik sendiri dari warna biru airnya, dan landskap hijau dari hutan di sekelilingnya," kata Gino.
Gino mengatakan, banyak sekali danau bekas aktivitas tambang di Sawahlunto. Selain Danau Biru, danau semacam ini juga terdapat di Kawasan Kandi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.