Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Pikat Wisman Australia Liburan ke Bali setelah Corona

Kompas.com - 21/05/2020, 12:50 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

 

Belum cukup

Meski sudah ada rencana pelonggaran perjalanan, Irshad melanjutkan, hal itu belum cukup membawa kembali wisman asal Australia ke Bali.

Pemerintah Australia dan Indonesia perlu menyoroti, serta fokus kepada jaminan kesehatan yang lebih ketat. Ia menyarankan, Bali perlu membuat tagline agar menarik wisman kembali.

"Kami minta ada semacam tagline, pola pikir atau jaminan kesehatan terkait Bali yang aman dikunjungi. Baru kami akan siap untuk menerima Bali kembali," jelasnya.

Irshad mengusulkan agar Indonesia mencontoh Singapura untuk menarik kembali wisman. Di sana, lanjut Irshad, mereka menggunakan aplikasi yang menginformasikan situasi atau keadaan di sekitarnya.

"Jadi ketika turis datang ke Singapura, mereka bisa langsung mengunduh aplikasi manajemen keramaian, misalnya lokasi supermarket terdekat," kata Irshad.

"Mereka (wisatawan) bisa tahu mana yang ramai warnanya merah, normal itu kuning, dan lengang itu hijau," lanjutnya.

Baca juga: Yuk, Kenal Lebih Dekat 5 Situs Warisan Dunia di Indonesia, Borobudur hingga Subak Bali

Peselancar wanita yang mengenakan kebaya berselancar untuk memeriahkan peringatan Hari Kartini di Pantai Kuta, Bali, Sabtu (20/4/2019). Kegiatan tersebut digelar untuk membangkitkan semangat perjuangan Kartini serta mengenalkan kebaya kepada wisatawan mancanegara.ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF Peselancar wanita yang mengenakan kebaya berselancar untuk memeriahkan peringatan Hari Kartini di Pantai Kuta, Bali, Sabtu (20/4/2019). Kegiatan tersebut digelar untuk membangkitkan semangat perjuangan Kartini serta mengenalkan kebaya kepada wisatawan mancanegara.

Sementara itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) sebelumnya tengah menyusun standar operasional prosedur (SOP) yang mengacu pada standar kesehatan, kebersihan, dan keselamatan.

Untuk itu, Kemenparekraf akan menerapkan program Cleanliness, Health, and Safety (CHS) di setiap destinasi maupun lokasi lain terkait pariwisata dan ekonomi kreatif.

“Gerakan CHS ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan wisatawan terhadap destinasi dan industri pariwisata Indonesia usai Covid-19,” ujarnya seperti keterangan tertulis yang diterima Kompas.com.

Adapun, sebagai destinasi utama pariwisata Indonesia, Bali ditetapkan menjadi pilot project dalam penerapan program CHS untuk nantinya diimplementasikan ke daerah lainnya di Indonesia.

Adnyani mengatakan, hal itu tak terelakkan karena pandemi Covid-19 telah membuat perilaku manusia yang baru (new normal).

Baca juga: Bali Jadi Pulau Paling Populer di Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Travel Update
8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

8 Kesalahan Saat Liburan Berkelompok, Awas Bisa Cekcok

Travel Tips
Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Sandiaga Bantah Iuran Pariwisata Akan Dibebankan ke Tiket Pesawat

Travel Update
Hari Kartini, 100 Perempuan Pakai Kebaya di Puncak Gunung Kembang Wonosobo

Hari Kartini, 100 Perempuan Pakai Kebaya di Puncak Gunung Kembang Wonosobo

Travel Update
Artotel Gelora Senayan Resmi Dibuka April 2024, Ada Promo Menginap

Artotel Gelora Senayan Resmi Dibuka April 2024, Ada Promo Menginap

Travel Update
Artotel Group Akuisisi Hotel Century Senayan, Tetap Ada Kamar Atlet

Artotel Group Akuisisi Hotel Century Senayan, Tetap Ada Kamar Atlet

Travel Update
Lokasi dan Jam Buka Terbaru Kebun Binatang Bandung

Lokasi dan Jam Buka Terbaru Kebun Binatang Bandung

Jalan Jalan
Harga Tiket dan Jam Buka Ngargoyoso Waterfall, Air Terjun Baru di Karanganyar

Harga Tiket dan Jam Buka Ngargoyoso Waterfall, Air Terjun Baru di Karanganyar

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com