Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tumbilohote, Tradisi Khas Gorontalo Menyambut Idul Fitri

Kompas.com - 22/05/2020, 09:51 WIB
Nabilla Ramadhian,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

 

Sudah mulai pudar

Tradisi Tumbilotohe memang masih sering dilakukan. Bahkan, tradisi tidak hanya dilakukan oleh masyarakat Gorontalo saja.

 

Orang-orang di luar Provinsi Gorontalo pun turut meramaikan tradisi yang dijadikan sebagai festival. Tidak hanya itu, wisatawan mancanegara (wisman) juga terlihat beberapa kali meramaikannya.

“Karena pengaruh Tumbilotohe difestivalkan, ada beberapa bule mengambil gambar di beberapa pusat-pusat keramaian. Pemicu (keramaian di Gorontalo) karena di festival. Ini memicu kunjungan wisata,” kata Alim.

Baca juga: Lombongo, Kesegaran Alam di Kaki Gunung Tilong Kabila Gorontalo

Dalam festival, biasanya masyarakat akan mengadakan kegiatan mengaji bersama. Ada juga lomba Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) dan lomba menghafal Al-Quran.

Sementara untuk tradisi Tumbilotohe sendiri, dalam festival tersebut masyarakat berpartisipasi dalam lomba menyajikan Tumbilotohe terbaik.

“Dulu tidak dikompetisikan. Sejak festival, setiap kampung berlomba untuk menjadi yang terbaik. Per kabupaten, kecamatan. Lomba mulai dari desa sampai tingkat provinsi,” tutur Alim.

Kendati kegiatan menyalakan lampu masih eksis hingga kini, namun Alim mengatakan bahwa kegiatan wewangian dan pengajian dari rumah ke rumah sudah mulai pudar sejak tahun 2000-an.

Baca juga: Kue Popaco, Kue Basah Manis Legit Nan Harum dari Gorontalo

Keduanya hanya marak terlihat di pedesaan saja sementara di perkotaan hanya terlihat pemasangan lampu.

Pemasangan lampu sendiri di beberapa tempat sudah tidak lagi hanya lampu tradisional, namun juga lampu listrik warna-warni.

Getah pun diganti menjadi minyak tanah, dan wadah lampu sudah menggunakan wadah botol.

Meski begitu, Ali mengatakan bahwa masyarakat yang sudah tidak lagi melakukan pengajian dari rumah ke rumah tetap mengaji di dalam rumah.

Gubernur Gorontalo Rusli Habibie menyalakan lampu botol di gerbang rumah dinas, memasang lampu atau Tumbilotohe ini merupakan tradisi masyarakat Gorontalo 3 hari menjelang Idulfitri, setiap keluarga memasang lampu botol di rumah masing-masing.KOMPAS.COM/SALMAN Gubernur Gorontalo Rusli Habibie menyalakan lampu botol di gerbang rumah dinas, memasang lampu atau Tumbilotohe ini merupakan tradisi masyarakat Gorontalo 3 hari menjelang Idulfitri, setiap keluarga memasang lampu botol di rumah masing-masing.

Tradisi Tumbilotohe di tengah pandemi virus corona

Tradisi Tumbilotohe mengharuskan masyarakat Gorontalo untuk berkumpul bersama di tempat-tempat yang ramai.

Pandemi virus corona yang melanda Indonesia membuat tradisi menjadi sepi tahun ini. Sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.

“Sepanjang yang saya lihat, ini betul-betul sangat berbeda karena hanya ada beberapa lampu yang dipasang. Di depan rumah, pintu gerbang masjid. Di jalan hanya sedikit,” ujar Alim.

Untuk pengajian dari rumah ke rumah yang masih dilakukan masyarakat di pedesaan, Alim menuturkan bahwa untuk saat ini mereka melakukannya di rumah masing-masing.

Sementara mereka yang tinggal di perkotaan, terlebih yang masih mengaji secara bersama-sama, melakukannya secara daring.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com