Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Makanan Khas Lebaran di Berbagai Negara, Apa Saja Ya?

Kompas.com - 24/05/2020, 12:05 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

Sumber Aljazeera


JAKARTA, KOMPAS.com - Selamat Idul Fitri. Umat Islam di seluruh dunia tengah merayakan hari raya Idul Fitri 1441 Hijriah.

Tradisi makan bersama biasanya terjadi di dalam rumah ketika umat Islam merayakan Idul Fitri dan menjalin silaturahim ke rumah kerabat. 

Uniknya, makanan yang akan dihidangkan pun berbeda di setiap negara dengan mayoritas umat Islam.

Melansir Aljazeera, berikut 10 makanan khas Lebaran di berbagai negara:

Ilustrasi Bint Alsahan, makanan khas Lebaran di Yaman.Aljazeera Ilustrasi Bint Alsahan, makanan khas Lebaran di Yaman.

1. Yaman, Bint Alsahan

Makanan khas Lebaran di Yaman adalah Bint Alsahan. Di negara dengan populasi Muslim sekitar 27 juta orang, setiap keluarga akan santap siang pada saat Lebaran.

Keluarga akan menikmati sepiring Bint Alsahan yang mana sebuah camilan terbuat dari lipatan atau lapisan adonan mentega tipis.

Baca juga: Resep Rendang Praktis ala Hotel untuk Lauk Makan Ketupat Lebaran

Atas lipatan tersebut ada madu dan biji nigella yang menambah rasa manis Bint Alsahan.

Ilustrasi Manti, hidangan khas Lebaran di Moskow.shutterstock/Liudmila Beliavskaia Ilustrasi Manti, hidangan khas Lebaran di Moskow.

2. Moskow, Manti

Umat Islam di Moskow, Rusia, akan menuju masjid pusat Moskow untuk beribadah shalat Idul Fitri pada hari raya Lebaran.

Moskow sendiri memiliki populasi umat Islam sebanyak 16 juta orang.

Setelahnya, mereka akan berkumpul dengan keluarga masing-masing untuk menikmati makanan, salah satu yang khas yaitu Manti.

Manti ini semacam pangsit yang isiannya daging domba atau daging sapi.

Aseeda, makanan khas di Arab Saudi, yang biasanya disajikan saat Lebaran atau Idul Fitri.Shutterstock Aseeda, makanan khas di Arab Saudi, yang biasanya disajikan saat Lebaran atau Idul Fitri.

3. Sudan, Aseeda

Sudan memiliki populasi umat Islam sebanyak 33 juta orang. Setelah menunaikan ibadah shalat Idul Fitri, umat Islam di Sudan akan memberi salam dan selamat Idul Fitri.

Kemudian, mereka pulang dan menghabiskan hari mengunjungi tetangga, bergerak dari rumah ke rumah.

Baca juga: Resep Pindang Gunung ala Susi Pudjiastuti, Makanan khas Pangandaran yang Segar

Setiap keluarga pasti akan menghidangkan sepiring Aseeda, hidangan utama yang dinikmati selama suasana Idul Fitri.

Hidangan ini terbuat dari gandum dan secara tradisional dimakan dengan saus tomat yang disebut Moo Lah atau mulah.

 

Ilustrasi Sevaiyan ki Kheer, makanan khas Lebaran di India.Aljazeera Ilustrasi Sevaiyan ki Kheer, makanan khas Lebaran di India.

4. India, Sevaiyan ki Kheer

India memiliki populasi umat Islam sebanyak 180 juta orang.

Pada hari raya Idul Fitri, pria Muslim di India akan mengunjungi kuburan untuk memberikan penghormatan kepada anggota keluarga yang telah meninggal.

Sementara itu, anak-anak akan pergi ke Mela, sebuah pameran lokal untuk membeli permen dan mainan.

Orang-orang akan mengunjungi teman, kerabat, tetangga, dan orang tua setelah shalat Idul Fitri di masjid.

Baca juga: Cara Benar Menghangatkan Santan dan Makanan Bersantan

Setelah pulang, mereka akan menikmati semangkuk lezat Sevaiyan ki Kheer, hidangan penutup berupa bihun dengan topping irisan almond.

Kahkshutterstock Kahk

5. Mesir, Kahk

Makanan khas Lebaran di Mesir adalah Kahk. Biasanya, pada pagi hari Idul Fitri, umat Islam di Mesir akan minum segelas susu.

Populasi umat Islam di Mesir sebanyak 80 juta orang.

Usai shalat Idul Fitri, tampak anak-anak banyak bermain di jalanan. Sedangkan di rumah, keluarga akan menikmati Kahk, kue lezat yang diisi dengan madu.

Ilustrasi You Xiang, makanan khas Lebaran di China.Aljazeera Ilustrasi You Xiang, makanan khas Lebaran di China.

6. China, You Xiang

Populasi umat Islam di China sebanyak 20 juta orang. Umat Islam di China akan merayakan Idul Fitri dengan kembali ke rumah dan mengunjungi orang tua.

Keluarga akan menyiapkan hidangan You Xiang, camilan tepung goreng yang bisa dimakan dengan sup atau nasi.

Baca juga: Cara Membuat Lontong dan Tips Menyimpan agar Tidak Mudah Basi

Ilustrasi kue Luih, makanan khas Lebaran di Malaysia.Aljazeera Ilustrasi kue Luih, makanan khas Lebaran di Malaysia.

7. Malaysia, Luih

Idul Fitri di Malaysia disebut dengan Hari Raya. Populasi umat Islam di Malaysia sebanyak 19 juta orang.

Pada hari ini, pria dan wanita akan mengenakan pakaian tradisional Malaysia yang terbuat dari satin.

Keluarga saling berkunjung dan berbagi berbagai camilan, termasuk makanan penutup yang disebut Luih.

Luih berwarna cerah dan termasuk kue. Luih terbuat dari mentega, gandum, telur, dan gula. Bentuk kue ini di Indonesia dikenal dengan nama kue lapis.

Baca juga: Hampir Punah, Kue Lapis Legit Dipanggang Arang

 

Ilustrasi Cambaabur, makanan khas Lebaran di Somalia.Aljazeera Ilustrasi Cambaabur, makanan khas Lebaran di Somalia.

8. Somalia, Cambaabur

Setelah shalat Idul Fitri, keluarga akan menyiapkan roti Lebaran khusus yang disebut Cambaabur.

Makanan ini berbahan dasar gandum dan millet ditaburi gula. Cambaabur akan disajikan dengan yoghurt di atasnya. Di Somalia, populasi umat Islam sebanyak 10 juta orang.

Ilustrasi Bolani, makanan khas Lebaran di Afghanistan.shutterstock/AS Food Studio Ilustrasi Bolani, makanan khas Lebaran di Afghanistan.

9. Afghanistan, Bolani

Afghanistan memiliki populasi umat Islam sebanyak 29 juta orang. Perayaan Idul Fitri di sana identik dengan perayaan milik anak-anak.

Orang tua menyiapkan perayaan khusus untuk anak-anak mereka pada malam pertama Idul Fitri.

Keluarga biasanya menyiapkan boneka roti pipih yang disebut Bolani. Roti ini berisi bayam, labu, kentang, atau lentil hijau.

Baca juga: Askida Ekmek di Turki, Tradisi Berbagi Roti Gratis dalam Diam

Ilustrasi Mamounia, makanan khas Lebaran di Suriah.Aljazeera Ilustrasi Mamounia, makanan khas Lebaran di Suriah.

10. Suriah, Mamounia

Suriah memiliki populasi umat Islam sebanyak 20 juta orang. Perayaan Idul Fitri di Suriah akan dirayakan dengan kunjungan keluarga ke tetangga atau kerabatnya.

Setiap keluarga akan menyiapkan puding semolina yang disebut Mamounia. Makanan penutup ini disajikan panas atau dingin dan ditambah kayu manis serta irisan almond.

Baca juga: 3 Tips Memasak Opor Ayam agar Tak Mudah Basi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Aljazeera
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com