Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tradisi Lebaran khas Indonesia, Kenduri Kuburan di Aceh hingga Tradisi Hadrat di Papua

Kompas.com - 25/05/2020, 06:00 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Ni Luh Made Pertiwi F.

Tim Redaksi

 

4. Ngejot di Bali

Umat Islam yang ada di Bali, akan mengadakan tradisi Ngejot pada hari raya Idul Fitri. Nyama Selam, sebutan untuk saudara dari kalangan Muslim di Bali) akan memberi hidangan pada tetangga tanpa peduli latar belakang agama dan lainnya.

Baca juga: Ngejot, Tradisi Lintas Keyakinan di Bali yang Sarat Makna

Umat Hindu pun membalas kebaikan tersebut dengan cara memberi makanan pada tetangganya pada hari raya Nyepi atau Galungan.

5. Perang Topat di Lombok

Bergeser ke Timur sedikit yaitu Lombok, Nusa Tenggara Barat, umat Islam mengadakan tradisi Perang Topat pada saat Idul Fitri.

Baca juga: Tradisi Perang Topat, Simbol Keharmonisan Islam dan Hindu di Lombok

Tradisi ini, para warga akan saling melempar ketupat usai berdoa dan berziarah di Makam Loang Baloq, kawasan pantai Tanjung Karang serta makam Bintaro, kawasan pantai Bintaro.

Orang setempat percaya bahwa melempar ketupat akan mengabulkan doa. Tradisi ini juga merupakan simbol kerukunan umat Hindu dan Islam di Lombok.

Arkus yang dihiasi dengan lampu listrik dipadukan dengan ribuan lampu botol pada perayaan Tumbilotohe di Tabongo, Kabupaten Gorontalo, Senin (11/6/2018). Malam pasang lampu atau Tumbilotohe merupakan tradisi yang selalu dilakukan masyarakat Gorontalo dalam menyambut malam lailatul qadar pada hari ketiga menjelang hari raya Idul Fitri.ANTARA FOTO/ADIWINATA SOLIHIN Arkus yang dihiasi dengan lampu listrik dipadukan dengan ribuan lampu botol pada perayaan Tumbilotohe di Tabongo, Kabupaten Gorontalo, Senin (11/6/2018). Malam pasang lampu atau Tumbilotohe merupakan tradisi yang selalu dilakukan masyarakat Gorontalo dalam menyambut malam lailatul qadar pada hari ketiga menjelang hari raya Idul Fitri.

6. Tumbilatohe di Gorontalo

Tanah Sulawesi juga memiliki tradisi pada saat Idul Fitri yaitu Tumbilatohe, tepatnya di Gorontalo. Tradisi ini identik dengan lampu yang dipasang sejak tiga malam terakhir menjelang Idul Fitri.

Awalnya, hal ini dilakukan untuk memudahkan warga memberi zakat fitrah pada malam hari. Pada saat itu, lampu terbuat dari damar dan getah pohon.

Kemudian, seiring perkembangan zaman, lampu diganti dengan minyak kelapa dan kini minyak tanah.

Tradisi Tumbilatohe sudah berlangsung sejak abad ke-15. Masa sekarang, lampu yang dipasang lebih beragam bentuk dan warnanya.

Selain itu, lampu juga dipasang di luar rumah seperti tempat umum hingga area sawah.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com