Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/05/2020, 12:34 WIB


JAKARTA, KOMPAS.com - Durian jadi salah satu buah yang diminati oleh masyarakat Indonesia.

Meskipun sebagian orang tidak suka karena aromanya, sebagian lagi justru jatuh cinta dengan buah ini--entah karena aroma atau rasanya.

Namun, jika bicara soal sejarah, bagaimana asal usul durian khususnya di Indonesia?

Menurut ahli durian dari Yayasan Durian Nusantara, Mohamad Reza Tirtawinata, durian pertama di Indonesia berasal dari Kalimantan. Pulau Kalimantan jadi pusat keragaman durian.

Baca juga: Agrowisata Durian, Peluang Bisnis Durian nan Menggiurkan

Spesies durio zibethinus adalah spesies pohon durian paling umum dari genus Durio atau yang lebih dikenal sebagai durian. Spesies ini juga yang bisa menghasilkan buah yang edible atau dapat dimakan oleh manusia.

Durio zibethinus itu yang banyak varietasnya. Seperti monthong, petruk, itu semua termasuk zibethinus,” jelas Reza pada Kompas.com.

Berbagai varietas durio zibethinus ada yang palatable dan non palatable. 

Durian palatable adalah durian yang bisa dimakan dan memiliki rasa yang enak, sedangkan untuk durian non palatable, bisa dimakan tapi tak memiliki rasa yang enak.

Kalimantan, Sumatera, dan Semenanjung Malaya memang jadi habitat yang subur bagi durian liar.

Baca juga: Kenapa Daging Durian Punya Rasa Berbeda-beda?

Menurut jurnal yang dikeluarkan oleh Herbarium Bogoriense seperti tertera dalam buku buku Durian: Pengetahuan Dasar untuk Pecinta Durian karya Dr Mohamad Reza Tirtawinata, Dr Panca Jarot Santoso, dan Leni H. Apriyanti, S.P., 20 dari 29 spesies durian liar di dunia dapat ditemukan di Indonesia.

Sekitar 19 dari 20 spesies di Indonesia bisa ditemukan di Kalimantan, tujuh spesies di Sumatera, dan satu spesies di Jawa, Bali, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

Dari 20 spesies di Indonesia tersebut, hanya sembilan spesies yang edible atau dapat dimakan manusia.

Baca juga: Makan Durian Bisa Bikin Mabuk, Benarkah?

Tertera dalam buku tersebut di atas, julukan durian sebagai raja buah pertama kali disematkan oleh Alfred Russel Wallace, seorang ahli botani.

Pada tahun 1856, ia menulis soal durian dalam sebuah jurnal berjudul “On the Bamboo and Durian of Borneo”. Sejak itulah durian dikenal sebagai “si raja buah dari hutan tropis”.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Kompleks Taman Dadaha di Tasikmalaya Akan Direvitalisasi Jadi Wisata Baru

Kompleks Taman Dadaha di Tasikmalaya Akan Direvitalisasi Jadi Wisata Baru

Travel Update
INDOFEST 2023 Dikunjungi Lebih dari 48.000 Orang, Lampaui Target Awal

INDOFEST 2023 Dikunjungi Lebih dari 48.000 Orang, Lampaui Target Awal

Travel Update
Sejarah Idul Adha, Mengapa Disebut Lebaran Haji dan Kurban?

Sejarah Idul Adha, Mengapa Disebut Lebaran Haji dan Kurban?

Jalan Jalan
Bali Terbitkan Aturan Baru untuk Turis Asing, Cegah Pelanggaran Terulang

Bali Terbitkan Aturan Baru untuk Turis Asing, Cegah Pelanggaran Terulang

Travel Update
5 Tips Diving di Desa Wisata Welora, Perhatikan Bulan Terbaik

5 Tips Diving di Desa Wisata Welora, Perhatikan Bulan Terbaik

Travel Tips
Bukit Porong Labuan Bajo Kembangkan Wisata Tematik, Ada Tarian Adat hingga Falsafah Berkebun

Bukit Porong Labuan Bajo Kembangkan Wisata Tematik, Ada Tarian Adat hingga Falsafah Berkebun

Travel Update
Padukuhan di Tepi DIY Ini Berada di Dasar Lembah Bengawan Solo Purba

Padukuhan di Tepi DIY Ini Berada di Dasar Lembah Bengawan Solo Purba

Jalan Jalan
Desa Wisata Welora di Maluku Barat Daya, Punya Spot Selam Keren yang Digemari Turis Asing

Desa Wisata Welora di Maluku Barat Daya, Punya Spot Selam Keren yang Digemari Turis Asing

Jalan Jalan
Larangan Mendaki Gunung di Bali, Menparekraf: Sedang Diklarifikasi

Larangan Mendaki Gunung di Bali, Menparekraf: Sedang Diklarifikasi

Travel Update
6 Tempat Beli Oleh-oleh Haji dan Umrah di Jakarta 

6 Tempat Beli Oleh-oleh Haji dan Umrah di Jakarta 

Jalan Jalan
Mengapa Air Berkah untuk Waisak Diambil di Umbul Jumprit?

Mengapa Air Berkah untuk Waisak Diambil di Umbul Jumprit?

Jalan Jalan
Larangan Mendaki Gunung di Bali Akan Dibuat Jadi Perda

Larangan Mendaki Gunung di Bali Akan Dibuat Jadi Perda

Travel Update
Api Dharma untuk Waisak Diambil dari Mrapen di Jawa Tengah, Kenapa?

Api Dharma untuk Waisak Diambil dari Mrapen di Jawa Tengah, Kenapa?

Jalan Jalan
Jumlah Kedatangan Wisatawan Muslim Diprediksi Capai 230 Juta pada 2028

Jumlah Kedatangan Wisatawan Muslim Diprediksi Capai 230 Juta pada 2028

Travel Update
36.000 Wisatawan Kunjungi Banyuwangi Selama Libur Waisak 2023

36.000 Wisatawan Kunjungi Banyuwangi Selama Libur Waisak 2023

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+