JAKARTA, KOMPAS.com - Industri pariwisata menjadi salah satu yang paling terdampak dari pandemi virus corona. Sudah dua bulan orang-orang enggan dan dibatasi bepergian.
Bagaimana para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (umkm)yang menjajakan oleh-oleh khas Yogyakarta dapat bertahan?
Terlebih dengan larangan mudik Lebaran yang membuat Yogyakarta semakin sepi kunjungan.
Baca juga: Bantuan untuk UMKM Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Disiapkan Selama Corona
"Sebelum Lebaran juga tempat oleh-oleh itu pada tutup. Sehingga kalau wisatawan enggak ada, otomatis enggak ada pembeli," kata Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo, dihubungi Kompas.com, Rabu (27/5/2020).
Alhasil karena kondisi tersebut, Singgih mengatakan pelaku UMKM oleh-oleh mengubah strategi. salah satu caranya dengan menyesuaikan jumlah produksi.
Hal ini, kata dia, merupakan keprihatinan dari sektor pariwisata yang terdampak pandemi.
Ia pun mengungkapkan situasi dan kondisi terkini dari pelaku usaha oleh-oleh di Yogyakarta yang beralih ke saluran penjualan online.
Namun, menurutnya hasil yang didapat tak sebanyak pada saat kunjungan langsung wisatawan.
Baca juga: New Normal Pariwisata Indonesia: Toilet Bersih hingga Tim Rescue
"Tentu cara-cara yang dilakukan dengan cara online, tapi oplahnya tak terlalu besar," terangnya.
Lebih lanjut Singgih mengatakan kendati tempat oleh-oleh ditutup, para pelaku UMKM tetap beraktivitas.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.