Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Prediksi Solo Traveling Jadi Tren Pariwisata, Ini Kata Asita

Kompas.com - 30/05/2020, 11:51 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo memperkirakan tren pariwisata akan mengalami pergeseran di masa New Normal akibat pandemi virus corona.

Jokowi dalam rapat terbatas melalui video conference, Kamis (28/5/2020), memprediksi bahwa masyarakat atau wisatawan akan memilih pariwisata yang tidak melibatkan orang banyak, salah satunya solo travelling.

"Referensi hiburan akan bergeser ke alternatif liburan yang tidak banyak orang, seperti solo travel tour, wellness tour, termasuk di dalamnya juga virtual tourism serta staycation," kata Jokowi.

Hal ini karena menurutnya, para wisatawan akan lebih mempertimbangkan faktor kesehatan, kebersihan, keselamatan dan keamanan dalam memilih tempat wisata.

Lantas bagaimana tanggapan dari agen perjalanan yang identik dengan paket-paket group tournya atau menjual paket dalam jumlah pesertanya (wisatawan) yang besar?

Wakil Ketua Umum 1 Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Budijanto Ardiansyah mengaku sependapat dengan pernyataan Presiden terkait pergeseran tren pariwisata, salah satunya ke arah solo travelling.

Pihaknya pun sudah jauh-jauh hari memprediksi tren pariwisata ini akan menguat setelah pandemi terjadi atau New Normal.

Baca juga: Jokowi Prediksi Tren Pariwisata Bergeser ke Solo Traveling hingga Staycation

ILUSTRASI - travelingShutterstock ILUSTRASI - traveling

"Solo travelling yang dimaksud Presiden Jokowi mungkin adalah tren perjalanan yang dilakukan dalam skala kecil," kata Budijanto saat dihubungi Kompas.com, Jumat (29/5/2020).

"Ini memang sudah menjadi prediksi kami seperti yang sering saya sampaikan di webinar bahwa tren New Normal travelling salah satunya adalah private tour ataupun insentif tour dalam jumlah kecil," lanjutnya.

Selain itu, Budijanto menerangkan, tren pariwisata lama yaitu series tour atau seat in coach sepertinya tidak akan menjadi pilihan wisatawan.

Baca juga: Jokowi Prediksi Tren Staycation, Bagaimana Tanggapan Asosiasi Hotel?

Seat in coach sendiri, dijelaskan Budijanto, adalah praktik penjualan paket wisata yang menggabungkan wisatawan-wisatawan yang datang dalam jumlah kecil (1-2 orang), dan digabungkan menjadi satu grup besar.

"Hal ini sudah dijual di hampir semua negara. Kini menjadikan harganya lebih murah daripada harus private services," jelasnya.

Sementara itu, untuk series tour dijelaskannya, hampir mirip dengan seat in coach, hanya saja series tour lebih sering diperuntukkan bagi wisatawan yang keluar atau outbound.

Berdasarkan perkiraannya,series tour atau seat in coach tidak akan menjadi pilihan wisatawan lagi, sehingga memperkuat prediksi solo travelling akan mendominasi di era New Normal.

Baca juga: Jangan Lakukan 15 Hal Ini saat Solo Traveling

Namun, menurutnya, bisa saja tren pariwisata akan kembali dengan melibatkan orang banyak, jika Covid-19 benar-benar sudah selesai.

"Iya, betul, arahnya diperkirakan ke sana minimal dalam era New Normal. Ke depan nanti bisa jadi berubah kembali," terangnya.

Kendati demikian, trensolo travelling juga akan berdampak ke Asita selaku asosiasi yang bergerak di bidang perjalanan wisata melibatkan orang banyak atau group tour.

Maka dari itu, Budijanto mengatakan pihaknya telah memikirkan sejumlah cara untuk dapat beradaptasi dengan tren tersebut, salah satunya dengan mengubah cara penjualan dan menggeser pilihan paket ke arah tren pariwisata solo travelling.

"Jadi kita harus sesuaikan cara menjualnya dan pilihan paket wisatanya. Misalnya, produk-produk yang dibuat nantinya lebih berorientasi ke private atau small group," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com