Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Itinerary Kulineran di Banjarmasin 4 Hari 3 Malam, Bisa Secara Virtual

Kompas.com - 31/05/2020, 12:10 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Ni Luh Made Pertiwi F.

Tim Redaksi

 

Hari ketiga

Loksado

Pagi harinya, kami diajak mengunjungi Loksado yang merupakan dermaga bambu rafting atau rakit bambu.

Peserta diajak rafting dengan menggunakan semacam perahu terbuat dari bambu. Dulunya, kata Arie, orang memanfaatkan bambu untuk dijual di sungai. Lama kelamaan, justru hal ini menjadi daya tarik wisatawan.

Baca juga: 4 Atraksi Wisata di Festival Loksado 2019 yang Memikat Wisatawan

"Bambu-bambu tersebut diikat menjadi satu, dan dapat kuat diisi oleh maksimal tiga orang," kata Arie.

Jika berkunjung ke sini, wisatawan akan didampingi satu orang pemandu atau operator agar rafting bambu dapat berjalan.

Loksado ini begitu unik karena wisatawan diajak menikmati pengalaman wisata rafting tidak dengan perahu karet, melainkan perahu bambu.

Harga sewa rafting bambu ini mulai dari Rp 250.000 hingga Rp 300.000 untuk satu bambu.

Balai Malaris

Tempat wisata selanjutnya adalah Balai Malaris. Kami diajak melihat balai adat dari suku Dayak Meratus, Kalimantan Selatan.

Tampak sebuah rumah adat dari suku Dayak Meratus menyapa kami dari layar laptop. Bentuknya yaitu seperti rumah panjang.

Rumah-rumah adat Dayak Meratus juga sama seperti suku Dayak lainnya yang dapat dihuni hingga kurang lebih 15 keluarga.

Sementara itu, untuk Balai Malaris sendiri kosong dan hanya digunakan pada saat acara adat seperti upacara ritual aruh adat.

Danau Panggang

Kami diajak berwisata melihat kerbau rawa di Danau Pnaggang, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan.

Arie mengatakan kerbau rawa di sini sangat khas dengan warna abu-abu dan tanduknya lebih panjang dari kerbau biasa.

Namun, kabar kurang menyenangkan karena populasi kerbau rawa sendiri saat ini tinggal 800 ekor. Sebelumnya kerbau rawa bisa mencapai jumlah 2000 ekor.

Hal ini kata Arie karena bahan pangan yang berkurang. Adapun makanan kerbau rawa seperti daun-daun rawa.

Jika berkunjung langsung ke sini, wisatawan tidak perlu membayar biaya kunjungan.

Ketupat kandangan, makanan khas Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan. KOMPAS/YUNIADHI AGUNG Ketupat kandangan, makanan khas Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan.

Ketupat Kandangan Haji Irus

Wisatawan virtual diajak makan malam di hari ketiga, tepatnya makan malam di Ketupat Kandangan Haji Irus, Hamalau, Kalimantan Selatan.

Menu satu porsi ketupatnya sangat khas dengan kuah yang sangat kental. Lauknya pun juga khas yaitu ikan haruan.

Baca juga: 4 Tempat Ini Tak Boleh Dilewatkan Saat Berwisata di Kalimantan Selatan

Ikan haruan di Kandangan, Kalimantan Selatan biasa dimasak dengan dibakar atau diasapkan.
Daerah Kandangan juga dikenal dengan menu kuliner dengan banyak santan, hal ini karena buah kelapa yang berlimpah di daerah tersebut.

Harga satu porsinya Rp 20.000 hingga Rp 25.000.

Swiss-Belhotel Borneo Banjarmasin

Kami pun mengakhiri hari ketiga dengan menginap di Swiss-Belhotel Borneo Banjarmasin. Lokasinya sangat strategis karena berada di pusat kota Banjarmasin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com