JAKARTA, KOMPAS.com – Hari Pancasila yang jatuh pada 1 Juni, tidak lepas dari sejarah terlahirnya Pancasila dan peran penting Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno.
Baca juga: Pancasila, Teringat Bung Karno dan Kota Ende
Ende, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) dapat dikatakan sebagai tempah lahirnya Pancasila. Bung Karno merenungkan gagasannya di wilayah Indonesia Timur tersebut.
Sebelum berada dalam masa pengasingan (1934 – 1939), Bung Karno berada di penjara Sukamiskin. Pergerakannya bersama para rekan pun membuat Belanda memutuskan untuk mengasingkannya di sana.
Hal ini sengaja dilakukan guna memutus hubungan Bung Karno dengan para loyalisnya. Sebelum tiba di Ende, dia harus menempuh perjalanan selama delapan hari menggunakan kapal.
Rumah Abdullah Ambuwawu dijadikan sebagai tempat tinggal Bung Karno, istrinya yaitu Inggit Garnasih, anak angkatnya yaitu Ratna Djuami, dan mertuanya yaitu Ibu Amsi.
Kehidupan Bung Karno di sana sangat sederhana. Dia memiliki sedikit akses untuk berkorespondensi selama di pengasingan.
Kendati keadaan membuatnya tertekan, tetapi dia tetap semangat. Bahkan, Bung Karno jadi bisa berpikir lebih dalam tentang banyak hal.
Tidak hanya itu, dia memanfaatkan masa pengasingan dengan mempelajari agama Islam lebih dalam. Pluralisme pun dipelajari dengan berbincang dengan pastor di Ende.
Ada juga kegiatan seperti melukis, dan menulis naskah drama pementasan yang dilakukan Bung Karno selama pengasingan.
Di sekitar lokasi pengasingan, terdapat sebuah taman yang dimanfaatkan Bung Karno untuk merenung. Tepatnya di bawah sebuah pohon sukun.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.