Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virtual Tour Mendaki Gunung Rinjani, Peserta Pakai Jaket Gunung

Kompas.com - 01/06/2020, 15:50 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Virtual tour bisa menjadi salah satu alternatif kegiatan wisata di tengah pandemi. Masyarakat yang haus akan wisata masih bisa mendapatkan hasrat wisatanya dari dalam rumah.

Beragam virtual tour dibuat secara kreatif oleh penyedia jasa wisata, mulai dari jelajah museum, kulineran, hingga wisata alam.

Kali ini, Kompas.com berkesempatan mengikuti tur virtual dengan tema berbeda yaitu mendaki gunung.

Kami mengikuti virtual tur yang diadakan oleh Main Outdoor, perusahaan operator wisata, pada Sabtu (30/5/2020) malam.

Pendakian virtual kali ini destinasinya ke Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat.

Menjadi pengalaman baru bagi semua peserta tur, bahkan pemandu tur virtual--Rahman Mukhlis, sekaligus Co-Founder Main Outdoor, dan Nur Wahyu Widayatno, Founder Main Outdoor.

"Ini sebenarnya pengalaman baru bagi wisatawan di Indonesia, mendaki gunung secara virtual akibat adanya virus corona," kata Rahman kepada peserta saat membuka acara virtual tur.

Sebelum mendaki, peserta diharapkan mengenakan kostum dan membawa suasana seperti naik gunung sungguhan. Oleh sebabnya, peserta diimbau memakai jaket gunung, dan menyiapkan makanan serta minuman selama virtual tur berlangsung.

Peserta juga diajak melakukan pendinginan sebelum mendaki dengan cara permainan menarik. Peserta diajak menjawab kuis berisi pertanyaan seputar wisata di daerah Lombok, NTB.

Baca juga: FOTO: 6 Foto Gunung Rinjani, Salah Satu Gunung Tertinggi di Indonesia

Virtual tur ke Gunung Rinjani dan Lombok, Sabtu (30/5/2020).KOMPAS.com/NICHOLAS RYAN ADITYA Virtual tur ke Gunung Rinjani dan Lombok, Sabtu (30/5/2020).

Jika biasanya, mendaki gunung bisa membutuhkan waktu hingga berhari-hari, maka dengan virtual, kegiatan wisata alam ini hanya butuh waktu 2 jam saja.

Gunung setinggi 3.726 mdpl seperti Gunung Rinjani tetap bisa diraih puncaknya. Tentu wisata virtual ini tak lupa diisi dengan pemandangan indah dari puncak Rinjani yang dapat dilihat secara 360 derajat melalui fitur google maps.

Adapun selama virtual tur dua jam tersebut, peserta tak hanya diajak mendaki gunung, melainkan juga berkeliling kota Mataram seperti desa wisata Banyumulek, desa wisata Sukarara, dan desa wisata Sasak Ende.

Peserta juga akan mengakhiri kegiatan virtual tur melihat pemandangan pantai Mandalika, dan kunjungan wisata ke masjid Raya Hubbul Wathan Islamic Centre NTB.

Hari pertama

Makan Siang di Nasi Balap Puyung Rinjani 2

Nasi Balap Puyung Khas LombokKOMPAS.com/ GLORI K WADRIANTO Nasi Balap Puyung Khas Lombok

Hari pertama kami diajak makan virtual di Nasi Balap Puyung Rinjani 2. Lokasinya berada di Penujak, Kabupaten Lombok, NTB.

Rumah makan ini menyediakan salah satu menu makanan khas Lombok yaitu Nasi Balap Puyung. Menu makanan ini berisi nasi dengan suwiran ayam, abon, sayuran, dan sambal.

Menurut Rahman, konon Nasi Balap Puyung berasal dari cara pembuatan makanannya yang cepat seperti sedang balapan.

Harga satu porsi nasi balap puyung mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 17.000.

 

Taman Wisata Pusuk Sembalun dalam virtual tur, Sabtu (30/5/2020).KOMPAS.com/NICHOLAS RYAN ADITYA Taman Wisata Pusuk Sembalun dalam virtual tur, Sabtu (30/5/2020).

Taman Wisata Pusuk Sembalun

Setelah puas makan, kami melanjutkan perjalanan ke Taman Wisata Pusuk Sembalun. Tempat wisata ini berada di gerbang masuk pendakian Gunung Rinjani.

Tempat ini biasa dijadikan spot instagrammable bagi wisatawan sebelum mendaki gunung Rinjani. Spot ini biasa digunakan wisatawan untuk melihat keindahan Lombok dari ketinggian.

Dari spot ini pula, keindahan Gunung Rinjani mulai tampak.

Bermalam di Balun Agro

Setelah berfoto-foto di Taman Wisata Pusuk Sembalun, perjalanan virtual hari pertama diakhiri dengan istirahat di Balun Agro, desa wisata Sembalun.

 

Hari Kedua

Pendakian virtual diawali dari Pos Sembalu

Sebelum melakukan pendakian, peserta tur diajak sarapan dulu di penginapan. Setelah sarapan, kami langsung memulai pendakian yang diawali di titik pendakian, pos Taman Nasional Gunung Rinjani.

Jika mendaki langsung, pos tersebut menjadi titik awal bagi pendaki untuk registrasi, dicek kesehatannya, dan mendapatkan tiket pendakian.

Pos Satu

Setelah berjalan menyusuri perkampungan, hutan tertutup, dan lembah, hingga sampai pada pos satu. Jika pendakian langsung, butuh waktu sekitar 2 jam hingga sampai di pos satu pendakian.

Namun dengan virtual pendakian hanya ditempuh dalam waktu dua hingga lima menit saja.

Pos Dua

Melewati savana, kami diajak mendaki dengan berjalan santai. Kendati virtual, Rahman menjelaskan secara detail informasi pendakian seperti denah trek pendakian, hingga kondisi jalan.

Baca juga: 6 Fakta Gunung Rinjani yang Mungkin Belum Kamu Tahu

Pos dua ini waktu tempuhnya jika mendaki langsung, hanya sekitar 30 menit dari pos satu.
Pos dua kondisi trek pendakian mulai terjal, dan akan melewati bukit serta lembah.

"Menjelang pos tiga itu akan semakin terjal," jelas Rahman.

Sekadar informasi dari Rahman, dari pos satu ke pos dua pendakian Gunung Rinjani, sudah ada jasa sewa ojek motor.

Gunung Rinjanishutterstock Gunung Rinjani

"Ada pangkalan ojek di sana. Kalau naik ojek biayanya Rp 50.000 sampai pos dua saja," tambahnya.

Fasilitas yang ada di pos dua terbilang lengkap, karena banyak semacam saung, dan pos petugas. Pos dua juga memiliki sumber air yang dapat menjadi pasokan bagi pendaki.

Pos Tiga

Perjalanan pendakian dari pos dua ke pos tiga dijelaskan Rahman menjadi perjalanan yang paling melelahkan. Hal ini karena treknya yang sangat terjal bahkan membuat pendaki menyesal.

Oleh sebab itu, ada pula disebut Bukit Penyesalan atau Bukit Penyiksaan.

Setelah melalui trek terjal, tibalah kami di Pos Tiga. Pos ini menjadi tempat istirahat kami untuk makan siang.

Camp Pelawangan Sembalun

Setelah seharian mendaki, kami beristirahat di Camp Pelawangan Sembalun. Seperti pendaki sungguhan, kami akan mendirikan tenda dan bermalam di sini.

Butuh istirahat yang cukup agar dapat melakukan summit pukul 02.00 dini hari.

"Persiapkan makanan minuman, headlamp, kamera dan lainnya untuk summit," kata Rahman kepada para pendaki virtual untuk persiapan summit.

Hari ketiga

Puncak Gunung Rinjani dalam virtual tur, Sabtu (30/5/2020).KOMPAS.com/NICHOLAS RYAN ADITYA Puncak Gunung Rinjani dalam virtual tur, Sabtu (30/5/2020).

Puncak Rinjani

Bangun pukul 02.00 dinihari, kami langsung diajak untuk melakukan summit atau pendakian menuju puncak. Kami melihat tampilan visualisasi selama pendakian hingga ke puncak gunung Rinjani.

Jalanan terjal berpasir kami lalui, dan tibalah kami di puncak gunung berketinggian 3.726 mdpl ini.

Sampai di puncak, kami pun melakukan selebrasi dengan pemutaran video diiringi lagu Indonesia Raya.

Puncak gunung Rinjani sendiri memang dikenal sering sebagai tempat bagi pendaki untuk merayakan hari Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus.

Kami pun mengambil gambar pemandangan di puncak dengan cara tangkapan layar laptop masing-masing.

Lihat pemandangan Danau Segara Anak

Kendati dalam itinerary wisata virtual tak ada acara ke Danau Segara Anak yang merupakan danau kawah Gunung Rinjani, kami tetap diberikan visualisasi pemandangan danau di ketinggian 2.008 mdpl itu.

Keindahan kaldera Gunung Rinjani dengan Danau Segara Anak dan gunung anakan Barujari menjadi salah satu daya tarik wisata di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. KOMPAS/Iwan Setiyawan Keindahan kaldera Gunung Rinjani dengan Danau Segara Anak dan gunung anakan Barujari menjadi salah satu daya tarik wisata di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat.

Danau ini biasa dijadikan tempat bersantai para pendaki Gunung Rinjani. Pendaki bisa memancing, dan melakukan aktivitas santai lainnya.

Makan Malam Sate Rembiga

Setelah selesai pendakian, kami pun turun kembali ke kota Mataram, dan menikmati makan malam Sate Rembiga.

Sate Rembiga di Lombok.KOMPAS/RIZA FATHONI Sate Rembiga di Lombok.

Sate ini merupakan makanan khas Lombok, dengan bumbu pedas manisnya yang juara.

Biasanya, ketika makan sate ini akan ditemani dengan menu lain yaitu semangkuk sop bebalung yang juga terbuat dari balung atau tulang belulang sapi NTB.

 

Hari keempat

Desa Banyumulek

Hari keempat tujuan wisata virtual yaitu ke Desa Banyumulek. Desa wisata ini merupakan desa pengrajin gerabah yang bisa juga dibawa sebagai oleh-oleh.

Wisatawan biasanya tak hanya melihat saja cara pembuatan gerabah, namun juga diajak serta mencoba proses pembuatannya.

Desa Sukarara

Bergeser sedikit, kami pun diajak melihat visualisasi desa wisata Sukarara yang merupakan desa wisata pengrajin kain tenun.

Sama seperti desa Banyumulek, wisatawan akan mendapat pengalaman yaitu mencoba langsung menenun kain. Tidak hanya sekadar melihat-lihat.

Perajin tenun khas Lombok di Desa Sukarara, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, NTB, Jumat (26/8/2016).KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA Perajin tenun khas Lombok di Desa Sukarara, Kecamatan Jonggat, Kabupaten Lombok Tengah, NTB, Jumat (26/8/2016).

Ada tradisi menarik di desa Sukarara yaitu para gadis harus bisa menenun terlebih dahulu sebelum menikah, kata Rahman.

Desa Sasak Ende

Usai menenun di Desa Sukarara, kami diajak melihat visualisasi desa wisata sekaligus desa adat lainnya yaitu Desa Sasak Ende.

Baca juga: Wisata Lombok, Contek Itinerary 1 Hari di Kota Tua Ampenan

Kami melihat rumah-rumah tradisional Sasak berdiri tegak dengan beratapkan jerami. Ada tradisi di mana laki-laki tidak boleh tinggal satu rumah dengan perempuan, kecuali dia baru saja menikah, kata Rahman.

Mandalika

Usai melihat desa wisata di Lombok, kami pun diajak bersantai sejenak menikmati keindahan pantai yang digadang-gadang pemerintah sebagai sirkuit lomba balap motor internasional yaitu Moto GP.

Tahun depan, rencananya akan digelar ajang balap motor internasional tersebut di kawasan pantai ini.

Taman Kuta Mandalika, Nusa Tenggara Barat.Dok. Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Taman Kuta Mandalika, Nusa Tenggara Barat.

Hamparan pasir dan laut biru dapat kami lihat dengan jelas di monitor. Bahkan pemandangan dari udara pun dapat kami lihat dengan indah.

Pantai Tanjung Aan

Bergeser masih di kawasan pantai Mandalika, ada pantai menarik lainnya yaitu pantai Tanjung Aan.

Pantai Tanjung Aan dengan Pasir Putih dan Jernihnya Air Laut yang Memesona (Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya) Pantai Tanjung Aan dengan Pasir Putih dan Jernihnya Air Laut yang Memesona (Kompas.com/Anggara Wikan Prasetya)

Pantainya yang berpasir putih memuaskan pandangan mata, meski hanya lewat layar monitor.

Biasanya, wisatawan akan menikmati bersantai, berjemu, main ayunan di pantai ini, bisa juga snorkeling dan berenang.

Bukit Merese

Sore hari, kami diajak melihat pemandangan sunset di Bukit Merese Lombok. Bukit ini memang dikenal menjadi salah satu daya tarik wisatawan datang ke Lombok, NTB.

Lanskap Bukit Merese, Lombok Tengah, NTB, Minggu (4/8/2019). Bukit Merese merupakan salah satu destinasi wisata di Lombok Tengah untuk menyaksikan matahari terbenam.KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO Lanskap Bukit Merese, Lombok Tengah, NTB, Minggu (4/8/2019). Bukit Merese merupakan salah satu destinasi wisata di Lombok Tengah untuk menyaksikan matahari terbenam.

Dari ketinggian bukit, kami dimanjakan dengaan pemandangan laut NTB, pantai Mandalika, dan pantai Tanjung Aan.

Hari kelima

Masjid Raya Hubbul Wathan Islamic Centre NTB

Perjalanan wisata virtual kami diakhiri dengan berkunjung ke wisata religi atau budaya yaitu Masjid Raya Hubbul Wathan Islamic Centre NTB.

Lokasinya berada di Dasan Agung, Selaparang, Gomong, Kota Mataram. Masjid ini bisa dikunjungi oleh semua wisatawan termasuk wisatawan non muslim.

Pada kunjungan langsung, biasanya wisatawan bisa naik ke puncak menara Asmaul Husna setinggi 99 meter yang ada di kawasan Islamic Center.

Makan Siang di Ayam Taliwang Irama

Sebelum pulang kembali ke daerah asal, kami diajak serta seolah-olah tengah makan siang di rumah makan Ayam Taliwang Irama. Ayam Taliwang sendiri merupakan menu makanan khas dari Lombok.

Ayam TaliwangPullman Jakarta Ayam Taliwang

Bentuk ayam ini mirip dengan ayam bakar, namun jika dicoba langsung, rasanya akan berbeda. Makanan ini biasa disantap dengan temannya yaitu plecing kangkung dan beberuk terong.

Satu porsinya bisa dihargai mulai dari Rp 45.000.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com