Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Risiko Besar Intai Pembukaan Pariwisata Indonesia

Kompas.com - 02/06/2020, 13:08 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Ni Luh Made Pertiwi F.

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Deputy of President ASEAN Tourism Association (ASEANTA) Eddy Krismeidi Soemawilaga mengatakan pembukaan pariwisata Indonesia memiliki risiko cukup besar.

Eddy mencontohkan kasus Covid-19 di Korea Selatan yang kembali melonjak seiring dengan pembukaan kembali pariwisatanya, pada akhir Mei 2020.

Sebelumnya, pada rapat terbatas Kamis (28/5/2020), Presiden Joko Widodo mengakui, membuka kembali sektor pariwisata di tengah pandemi virus corona Covid-19 yang masih berlangsung berisiko tinggi.

Baca juga: Ingin Buka Pariwisata Saat New Normal, Jokowi Akui Risikonya Besar

"Saya sepakat bahwa ada risiko yang cukup besar dalam membuka sektor pariwisata, seperti kasus Korea Selatan yang kasusnya minggu ini melonjak," katanya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (29/5/2020).

Ia menuturkan kemungkinan pelonjakan kasus Covid-19 yang tinggi bisa terjadi pada saat New Normal berlangsung.

Berkaca pada Korea Selatan yang menerapkan protokol kesehatan dengan ketat dan jelas, kasus Covid-19 tetap akan mengintai wisatawan.

Baca juga: Belajar dari Korea Selatan, Waspada Virus Corona Saat Perjalanan Domestik Dibuka Kembali

"Walaupun pada tahap awal untuk pasar yang terbatas, misalnya wisatawan domestik, dan perorangan atau kelompok kecil," terangnya.

Oleh karena itu, Eddy mengatakan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memulai kembali industri pariwisata.

Ilustrasi Pariwisata IndonesiaDokumentasi Biro Komunikasi Kemenparekraf Ilustrasi Pariwisata Indonesia
Ia mencontohkan bagaimana maskapai penerbangan dapat meyakinkan bahwa penumpang pesawat terbang yang diangkut semua dengan kondisi sehat atau tidak punya kasus Covid-19.

Selain itu, pesawat juga perlu melihat fasilitas kesehatannya apakah memadahi atau tidak, kata dia.

"Hal ini bisa jadi peluang bagi mulainya kembali industri pariwisata di daerah tersebut," ujarnya.

Pemanfaatan Teknologi

Eddy juga menyarankan agar Indonesia perlu menerapkan pemanfaatan teknologi yang canggih untuk mengontrol setiap orang atau wisatawan yang datang ke daerah.

Hal ini untuk mencegah penyebaran Covid-19 di tempat-tempat wisata jika suatu waktu kembali dibuka.

Baca juga: Wishnutama Ungkap Tiga Tahapan Tatanan New Normal Pariwisata, Apa Saja?

"Contoh contact tracing seperti PeduliLindungi bisa digunakan untuk berbagai keperluan dokumentasi dan proses registrasi yang saat ini dilakukan oleh setiap daerah secara berbeda-beda," jelas Eddy.

Ilustrasi wisatawan mancanegara di Indonesia.Dokumentasi Biro Komunikasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ilustrasi wisatawan mancanegara di Indonesia.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com