Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melestarikan Tradisi Lewat Bisnis Susu Kuda Liar Khas Bima

Kompas.com - 03/06/2020, 11:19 WIB
Yana Gabriella Wijaya,
Silvita Agmasari

Tim Redaksi

JAKARTA,KOMPAS.com  - Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat terkenal sebagai sentra penghasil susu kuda liar. Dari daerah ini, susu kuda liar didistribusikan bahkan sampai ke luar kota. 

Pelaku bisnis susu kuda liar asal Dusun Tolonggeru, Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima, Nehrun bercerita mengenai bisnis susu kuda liar yang dikelola olehnya.

"Sebenarnya bisnis susu kuda liar ini cukup menjanjikan, karena sudah dikenal oleh masyarakat Nasional dan yang terkenal dari Bima, NTB" jelas Nehrun, Lc MA. pengusaha susu kuda liar asal NTB sekaligus Owner Susu Kuda 88, kepada Kompas.com Selasa (02/06/2020).

Baca juga: Apa Itu Susu Kuda Liar NTB? Dari Proses Pengolahan sampai Khasiat

Penggagas Kampung Wisata Edukasi Lemerahan Susu Kuda Liar di Tolonggeru ini juga mengatakan jika susu kuda liar adalah bahan pangan yang sehat dan banyak manfaat.

Selain itu susu kuda liar terbilang langka, pesaing usaha masih sedikit.  

Produk ini juga bisa menjadi produk yang menarik wisatawan datang ke Bima.

Namun dalam menjalankan bisnisnya ia harus meluangkan tenaga ekstra untuk memfasilitasi kebutuhan pemerah susu.

Kuda sumbawa sangat terkenal karena menjadi tunggangan para raja, bangsawan, dan panglima perang sejak abad 18.BARRY KUSUMA Kuda sumbawa sangat terkenal karena menjadi tunggangan para raja, bangsawan, dan panglima perang sejak abad 18.

“Saya juga kasihan masyarakat di sini (Dusun Tolonggeru), jadi saya fasilitasi, mereka tinggal yang bagian memerah susu” papar Nehrun.

Susu kuda liar bagi Nehrun bukan sekadar binis. Ia berusaha meneruskan tradisi yang mulai tergerus.

Pasalnya tradisi memerah susu kuda liar sudah jarang dilakukan oleh penduduk desa.

Baca juga: Mengintip Proses Memerah Susu Kuda Liar di Bima NTB, Seperti Apa?

Nehrun menyebutkan penduduk desa enggan memerah susu kuda liar karena kurangnya manajemen di pasar.

Tidak ada pihak yang menjamin pemerah susu jika produknya akan dibeli oleh konsumen. Faktor lain, populasi kuda juga semakin berkurang. 

Saat ini tradisi memerah susu kuda liar hanya ada di Pulau Sumbawa, tepatnya terdapat di Kabupaten Bima, Kabupaten Dompu, dan Kabupaten Sumbawa Besar.

Pemerah susu kuda terbanyak dan yang bertahan sampai sekarang ada di Kabupaten Bima tepatnya di Desa Monggo, Dusun Tolonggeru, Kecamatan Madapangga.

Proses memerah susu kuda liar di Susu Kuda 88dok. Proses memerah susu kuda liar di Susu Kuda 88 Proses memerah susu kuda liar di Susu Kuda 88

"Berkembang karena saya yang menjamin di bidang promosi dan pemasaran, sehingga warga pemerah fokus memerah susu kuda," paparnya.

Nehrun membuat empat pola pemberdayaan untuk keberlangsungan binis susu kuda liar. 

Pertama ia meminjam kuda dari penduduk dan menjamin pemilik kuda mendapat upah dari hasil penjualan susu kuda liar.

Kemudian ia meminjamkan uang kepada warga lokal untuk membeli kuda siap perah.

Baca juga: Bedanya Susu Kambing dan Susu Sapi, Mana Lebih Unggul?

Selain itu Nehrun meminjamkan kudanya agar diperah oleh warga lokal. Terakhir ia menyiapakan fasilitas seperti kandang dan juga memberi gaji pemerah. 

Nehrun juga memberikan beberapa pelatihan mengenai cara promosi produk, market place, ekspor, impor, higenitas, dan lain sebagainya.

Upaya tersebut ia lakukan untuk mempertahankan tradisi memerah susu kuda ini dan menjadi mata pencaharian warga setempat.

Namun di tengah goncangan pandemi corona, bisnis ini cukup tersendat. Sekarang ia memanfaatkan sarana promosi online dan distributor yang ada di Indonesia.

Baca juga: Bingung Saat Belanja Susu? Bedanya Susu Olahan, Susu Segar, dan Susu Murni

Kamu bisa memesan  susu kuda liar asli NTB di WA: 081219443460, Instagram @Susu_Kuda_88. Nehrun juga membuat situs dan saluran Yutube untuk edukasi mengenai susu kuda liar khas Bima, di  www.susukuda88.com dan YouTube ' SK88 TV'.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com