Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pariwisata Bali Belum Dibuka, Ini Alasannya

Kompas.com - 04/06/2020, 13:21 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Ni Luh Made Pertiwi F.

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Pariwisata Bali hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda akan dibuka kembali. Hal ini dikarenakan, Bali masih fokus dalam penanganan kasus Covid-19.

Kepala Dinas Pariwisata Bali Putu Astawa menegaskan Bali hingga kini belum membuka pariwisatanya. Menurutnya, Bali akan benar-benar dibuka jika kasus Covid-19 sudah menurun.

"Sampai saat ini kita masih penanganan Covid-19. Sampai benar-benar ada jaminan kasus melandai atau menurun. Jadi pembukaan pariwisata akan melihat situasi perkembangan wabah Covid-19," kata Putu melalui pesan singkat kepada Kompas.com, Kamis (4/6/2020).

Kendati demikian, Putu tetap optimis pariwisata Bali akan kembali dibuka pada waktu yang tepat dengan menerapkan protokol kesehatan New Normal.

Baca juga: Menparekraf Sebut Pariwisata Bali Berpotensi Dibuka Kembali, Ini Alasannya

Lebih lanjut, Putu menjelaskan hingga kini pihaknya telah berkoordinasi dengan seluruh industri di Bali agar masing-masing menyusun Standar Operasional Prosedural (SOP) sesuai standar kesehatan Covid-19.

"Kita minta seluruh industri agar menyusun SOP-nya seperti physical distancing, masker, hand sanitizer, disinfektan, rambu-rambu, atau audio visual, dan lain sebagainya," ujarnya.

Ia pun juga meyakini jika pariwisata Bali nantinya akan dibuka secara bertahap. Kini, ia tengah menunggu keputusan Gubernur Bali terkait pembukaan pariwisata.

Ilustrasi wisatawan sedang liburan di Pantai Kelingking, Nusa Penida, Bali. SHUTTERSTOCK/GUITAR PHOTOGRAPHER Ilustrasi wisatawan sedang liburan di Pantai Kelingking, Nusa Penida, Bali.

"Saya minta arahan gubernur untuk persisnya seperti apa," tambahnya.

Sementara itu, menurut laporan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali yang diterima Kompas.com, hingga Rabu (3/6/2020) mencatat jumlah kasus pasien positif sebanyak 490 orang dengan total pasien sembuh sejumlah 349 orang. Sementara itu, pasien meninggal sejumlah 5 orang.

Bali juga menerapkan kebijakan ketat bagi siapa saja yang keluar masuk. Melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, mewajibkan setiap orang yang akan masuk lewat bandara Ngurah Rai, untuk mengisi formulir aplikasi dan mendapatkan QRCode sebagai bukti telah mengisi form tersebut.

Baca juga: Catat! Syarat Dokumen Wajib untuk Berkunjung ke Bali pada Era New Normal

Selain itu, beberapa peraturan juga diterapkan untuk siapa saja yang masuk lewat perjalanan udara dan laut.

Ilustrasi wisatawan mancanegara menyaksikan Tari Kecak di Pura Uluwatu. SHUTTERSTOCK/MAZUR TRAVEL Ilustrasi wisatawan mancanegara menyaksikan Tari Kecak di Pura Uluwatu.

Penurunan kunjungan wisman

Putu juga mengakui adanya penurunan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) periode April 2020. 

Menurutnya, hal ini dikarenakan tidak adanya penerbangan dari luar atau internasional.

"Saat April sampai dengan sekarang, kan sudah tidak ada penerbangan dari luar," kata Putu.

Sebelumnya, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Bali melaporkan penurunan kunjungan wisman yaitu 99,93 persen dibandingkan bulan April 2019 atau year on year.

Adapun wisman yang datang langsung ke Bali pada April tercatat sebanyak 327 kunjungan dengan rincian melalui bandara Ngurah Rai 273 kunjungan dan pelabuhan laut 54 kunjungan.

Jika dibandingkan bulan lalu, Maret 2020, kunjungan wisman ke Bali juga mengalami penurunan tajam 99,79 persen.

Pada periode April, kunjungan wisatawan nusantara menjadi nomor satu dengan 16,21 persen, disusul wisman Filipina 16,21 persen, Tiongkok 12,23 persen, India 10,40 persen, dan Rusia 8,56 persen.

Untuk tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang bulan April 2020 tercatat sebesar 3,22 persen. Hasil ini menunjukkan penurunan sedalam 22,19 poin dibandingkan TPK bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 25,41 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com