Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Protokol New Normal Pendakian Taman Nasional Gunung Rinjani, Apa Saja?

Kompas.com - 04/06/2020, 21:20 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) tengah menyiapkan Standar Operasional Prosedural (SOP) atau protokol pendakian dan aktivitas wisata alam dalam menghadapi masa New Normal.

Hal tersebut disampaikan Kepala Balai TNGR Dedy Asriady saat dihubungi Kompas.com, Kamis (4/6/2020).

"SOP-nya sedang kami siapkan, tapi untuk penyesuaiannya kami sedang menunggu arahan dari pusat (Jakarta) dan akan disesuaikan juga dengan hasil koordinasi pemerintah daerah setempat," kata Dedy.

Lantas, apa saja yang tengah dipersiapkan TNGR dalam menyambut New Normal?

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Jalur baru, harapan baru Sobat rinjani, jalur senaru adalah salah satu jalur favorit yang sering dipilih pendaki untuk dilewati. Jalur ini dimulai dari Jebak Gawah (Batas Kawasan TNGR), di sepanjang perjalanan para pendaki dapat menikmati hutan belantara, savana dan bebatuan yang menakjubkan. Sesekali pendaki dapat melihat satwa seperti burung, monyet ekor panjang dan lutung. Namun, akibat gempa yg melanda lombok beberapa tahun silam menyebabkan kerusakan parah pada jalur ini, jalur yang biasa dilewati para pendaki banyak yang rusak bahkan longsor, shelter2 pun tidak luput dari dampak gempa. Yang paling terdampak adalah jalur menuju Danau Segara Anak, tebing bebatuan yg dulunya kokoh dan menjadi pijakan para pendaki mengalami longsor sehingga tidak bisa dilewati sama sekali. Pihak BTNGR serta mitra melakukan berbagai upaya untuk melakukan perbaikan pada jalur tersebut, namun sangat sulit. Di sela-sela upaya perbaikan jalur, muncul ide untuk pembuatan atau pencarian jalur baru. Dan jalur baru inilah, yg nantinya akan dilewati oleh para pendaki untuk menuju Danau Segara Anak. Jalur baru, dengan harapan baru mengobati rindu rinjani yang kian hari memuncak. #kementerianlhk #ksdae #btngr #rinjani #jalursenaru #segaraanak #pendakian #lombok #rindurinjani

A post shared by BTN Gunung Rinjani (@gunungrinjani_nationalpark) on May 13, 2020 at 8:23pm PDT

 

Jalur pendakian baru akan disiapkan

Dedy mengungkapkan TNGR saat ini sudah mempersiapkan wisata pendakiannya seperti jalur pendakian baru.

Jalur pendakian tersebut, kata dia, sudah selesai digarap pada April 2020. Proses pengerjaan jalur itu memakan waktu kurang lebih empat bulan--terhitung sejak bulan Januari.

Baca juga: Dalam 2 Hari, Ada 50 Pendaki Ilegal yang Coba Masuk Gunung Rinjani

Adapun jalur pendakian Gunung Rinjani seperti diketahui sempat rusak akibat gempa Lombok, Juli 2018.

Oleh karena penggarapan jalur pendakian sudah selesai, Dedy mengatakan tahun ini jalur pendakian dapat dilalui semaksimal mungkin untuk wisatawan atau pendaki.

"Mungkin akan ada jalur tambahan, tapi ini masih menunggu rapat selanjutnya yang mana kita akan buka hasil perbaikan jalur," ujarnya.

Gunung Rinjanishutterstock Gunung Rinjani

Siapkan kuota pembatasan pendakian 50 persen

Dedy juga mengatakan, bahwa akan ada hal baru dalam protokol New Normal pendakian Gunung Rinjani. Salah satunya adalah pendakian akan dibatasi kuota 50 persen.

"Ini masih draft-nya ya, jadi nanti akan dibatasi kuota 50 persen untuk para pendaki tentu pendakiannya dengan protokol kesehatan standar New Normal," terangnya.

Ia menjelaskan protokol kesehatan standar tersebut di antaranya penanganan kesehatan, penyediaan disinfektan, penggunaan masker, hand sanitizer, dan protokol standar lainnya.

Adapun protokol tersebut berlaku bagi semua pihak yang terkait Gunung Rinjani, mulai dari petugas jaga, pengunjung atau pendaki, tur operator dan siapa saja yang berkunjung.

Sore Hari di Plawangan Sembalun Gunung Rinjani.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Sore Hari di Plawangan Sembalun Gunung Rinjani.

Siapkan eRinjani terintegrasi asuransi

Lebih lanjut, Dedy mengatakan TNGR akan menerapkan dan memperbarui aplikasi eRinjani. Aplikasi yang sudah berjalan dua tahun ini akan mengalami perbaikan dan perbaruan salah satunya akan terintegrasi dengan asuransi.

"Karena kita harus menjamin bukan hanya kenyamanan tapi juga keamanan. Kalau terjadi apa-apa itu untuk meng-cover, jadi asuransinya itu harus pasti," terangnya.

Baca juga: Virtual Tour Mendaki Gunung Rinjani, Peserta Pakai Jaket Gunung

Hal ini menurut Dedy sifatnya wajib mengingat kata dia, Gunung Rinjani merupakan kategori wisata pendakian terindah di Indonesia.

Selain itu, tambah Dedy, asuransi juga sangat penting mengingat segmen pasar wisatawan Gunung Rinjani yaitu wisatawan mancanegara (wisman).

"Otomatis seperti asuransi itu mereka lebih butuh, jadi kita mau pastikan itu," tambahnya.

Tak hanya wisatawan mancanegara, baik porter dan guide juga akan di-cover perihal asuransi. Hal ini kata Dedy juga sebagai syarat dari pendakian bertaraf internasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Jalan Jalan
Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Travel Update
Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com