Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

New Normal, Penari Tradisional di Thailand Pakai Penutup Wajah

Kompas.com - 06/06/2020, 13:10 WIB
Nabilla Ramadhian,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Pemerintah Thailand melonggarkan pembatasan pada banyak kegiatan, termasuk pariwisata, karena angka kasus positif virus corona harian mulai menurun.

Kegiatan yang juga turut serta dilonggarkan adalah pertunjukan seni tari tradisional Thailand.

Negeri Gajah Putih tersebut, mengutip Al Bawaba, memiliki sejarah dan budaya yang unik, salah satunya pertunjukan seni tari tradisional.

Pertunjukan tersebut merupakan bagian paling penting dan harus ditonton saat berlibur di sana. Di Bangkok, kamu bisa lihat tarian tersebut di Kuil Erawan.

Baca juga: New Normal, Thailand Belum Dibuka untuk Turis Asing

Penari tradisional Thailand yang mengenakan pelindung wajah tampil di Kuil Erawan, yang dibuka kembali setelah pemerintah Thailand melonggarkan langkah-langkah untuk memerangi penyebaran coronavirus novel COVID-19, di Bangkok pada 4 Mei 2020. Thailand mulai melonggarkan pembatasan terkait dengan COVID -19 pada 3 Mei dengan memungkinkan berbagai bisnis untuk dibuka kembali, tetapi memperingatkan bahwa langkah-langkah yang lebih ketat akan diberlakukan kembali jika kasus meningkat lagi.MLADEN ANTONOV / AFP Penari tradisional Thailand yang mengenakan pelindung wajah tampil di Kuil Erawan, yang dibuka kembali setelah pemerintah Thailand melonggarkan langkah-langkah untuk memerangi penyebaran coronavirus novel COVID-19, di Bangkok pada 4 Mei 2020. Thailand mulai melonggarkan pembatasan terkait dengan COVID -19 pada 3 Mei dengan memungkinkan berbagai bisnis untuk dibuka kembali, tetapi memperingatkan bahwa langkah-langkah yang lebih ketat akan diberlakukan kembali jika kasus meningkat lagi.

Mengutip NHK World-Japan, para penari tradisional di Kuil Erawan, Bangkok, memulai kembali pertunjukan mereka.

Namun, terdapat satu hal yang berbeda dalam kuil yang dibuka kembali pada awal Mei 2020.

Para penari tradisional mengenakan penutup wajah sebagai protokol new normal guna mencegahan terjadinya penyebaran virus corona.

Salah seorang penari menuturkan, mengenakan penutup wajah lebih memudahkan untuk menyanyi dan bernafas jika dibandingkan dengan masker.

Dia merasa senang sudah bisa memulai kembali aktivitasnya karena dia mendapat keuntungan dari pertunjukan tersebut.

Baca juga: Istana Raja Thailand Kembali Dibuka, Terapkan Protokol New Normal

Penari tradisional Thailand yang mengenakan pelindung wajah tampil di Kuil Erawan, yang dibuka kembali setelah pemerintah Thailand melonggarkan langkah-langkah untuk memerangi penyebaran coronavirus novel COVID-19, di Bangkok pada 4 Mei 2020. Thailand mulai melonggarkan pembatasan terkait dengan COVID -19 pada 3 Mei dengan memungkinkan berbagai bisnis untuk dibuka kembali, tetapi memperingatkan bahwa langkah-langkah yang lebih ketat akan diberlakukan kembali jika kasus meningkat lagi.MLADEN ANTONOV / AFP Penari tradisional Thailand yang mengenakan pelindung wajah tampil di Kuil Erawan, yang dibuka kembali setelah pemerintah Thailand melonggarkan langkah-langkah untuk memerangi penyebaran coronavirus novel COVID-19, di Bangkok pada 4 Mei 2020. Thailand mulai melonggarkan pembatasan terkait dengan COVID -19 pada 3 Mei dengan memungkinkan berbagai bisnis untuk dibuka kembali, tetapi memperingatkan bahwa langkah-langkah yang lebih ketat akan diberlakukan kembali jika kasus meningkat lagi.

Mengutip Republic World, penutup wajah tersebut merupakan simbol dari pandemi yang tengah terjadi di Thailand.

Selain itu, penggunaannya juga efektif melihat bahwa panggung mereka kecil dan sempit. Membuat jaga jarak tidak memungkinkan.

Bagi para penonton penari tradisional tersebut, hal ini merupakan pemandangan yang tidak biasa.

“Kami belum pernah melihat yang seperti ini,” kata May Ithijaroon kepada Republic World.

Baca juga: We Love Thailand, Kampanye Pariwisata Domestik Thailand Saat Pandemi Usai

Penari tradisional Thailand yang mengenakan pelindung wajah tampil di Kuil Erawan, yang dibuka kembali setelah pemerintah Thailand melonggarkan langkah-langkah untuk memerangi penyebaran coronavirus novel COVID-19, di Bangkok pada 4 Mei 2020. Thailand mulai melonggarkan pembatasan terkait dengan COVID -19 pada 3 Mei dengan memungkinkan berbagai bisnis untuk dibuka kembali, tetapi memperingatkan bahwa langkah-langkah yang lebih ketat akan diberlakukan kembali jika kasus meningkat lagi.MLADEN ANTONOV / AFP Penari tradisional Thailand yang mengenakan pelindung wajah tampil di Kuil Erawan, yang dibuka kembali setelah pemerintah Thailand melonggarkan langkah-langkah untuk memerangi penyebaran coronavirus novel COVID-19, di Bangkok pada 4 Mei 2020. Thailand mulai melonggarkan pembatasan terkait dengan COVID -19 pada 3 Mei dengan memungkinkan berbagai bisnis untuk dibuka kembali, tetapi memperingatkan bahwa langkah-langkah yang lebih ketat akan diberlakukan kembali jika kasus meningkat lagi.

Sebelum adanya pandemi virus corona, Kuil Erawan menjadi daya tarik utama. Terlebih bagi wisatawan China yang membayar hingga 22 dollar AS, sekitar Rp 312.499, untuk melihat tarian berdurasi pendek.

Biasanya, sebanyak 10.000 orang akan berkunjung setiap harinya, sehingga para penari terus menari--hampir tanpa istirahat.

Kendati demikian, lockdown yang diberlakukan oleh pemerintah Thailand membuat mereka harus berhenti.

Meski pentas tari dilanjutkan kembali sejak awal Mei, mereka tetap tidak memiliki wisatawan akibat penerbangan yang ditangguhkan.

Hingga kini, mereka bergantung pada pendapatan dari pengunjung setempat, meski angka yang didapat tidak sebanding. Penghasilan pun turun sekitar 70 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com