JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Agama Fachrul Razi mengatakan pemerintah membatalkan ibadah haji 2020. Hal ini karena wabah pandemi yang belum usai--baik di Indonesia atau di Arab Saudi.
Kondisi ini disebut menjadi pukulan telak bagi industri perjalanan ibadah haji. Hal ini diakui salah satunya Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK).
Sekretaris Jenderal Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji Khusus (Himpuh) Anton Subekti menyebutkan, kali ini biro Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) yang paling terpukul akibat keputusan tersebut.
"Tentu ini pukulan komplit, karena sebelumnya kami sudah terpukul pada saat Arab Saudi resmi menghentikan sementara visa Umrah Februari lalu," kata Anton dalam webinar ASITA, Sabtu (6/6/2020) bertajuk "Penundaan Haji 2020 dan New Normal Perjalanan Umrah".
"Sekarang ditambah pemerintah kita membatalkan haji tahun ini secara sepihak," lanjutnya.
Menanggapi pembatalan haji ini, pihaknya mengaku tengah fokus mencari pelampung atau perlindungan untuk tetap dapat bertahan.
Pasalnya, secara otomatis, para pekerja atau pelaku mulai dari agen perjalanan, karyawan kian lama dirumahkan.
Baca juga: Haji 2020 Batal, Asosiasi: 350 Travel Agent Terdampak
Diakui Anton, PIHK yang sebelumnya masih memiliki harapan jika haji tahun ini dapat dilakukan. Namun kini mengalami hal yang sama dengan penyelenggara umrah.
"Jadi sama-sama kita mencari pelampung, untuk bagaimana menyelamatkan teman-teman ini," ujarnya.
PIHK sudah berkomunikasi dengan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) untuk mencari cara menanganinya.
Pada tahap pertama, ujar Anton, pihaknya telah mewujudkan bantuan sosial bagi para pekerja di lingkungan penyelenggara umrah dan haji yang terdampak.
"Kami baru bisa wujudkan kurang lebih 2.500 paket sembako yang kemudian kami sebarkan untuk teman-teman karyawan yang tidak memiliki lagi penghasilan. Jadi InshaAllah program ini akan kami lanjutkan dalam tiga tahap bersama BPKH," ungkapnya.
Anton melanjutkan, hingga kini pihaknya masih terus berkoordinasi dengan BPKH terkait bantuan apa lagi yang akan diberikan kepada para pekerja.
Hal ini menurutnya akan berlangsung hingga musim ibadah umrah dan haji bisa kembali diadakan.
"Yang terpenting adalah bagaimana pekerja atau karyawan dapat survive. Jadi bantuan apapun entah itu pinjaman akan kami usaha untuk wujudkan," pungkasnya.
Baca juga: Haji 2020 Batal, Begini Prosedur Refund Setoran Lunas Haji Reguler