Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Raja Ampat Berencana Terapkan Sistem Satu Pintu, Apa Itu?

Kompas.com - 10/06/2020, 15:20 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional Kupang, Ikram M Sangadji mengungkapkan beberapa konsep untuk membantu persiapan new normal pariwisata di Raja Ampat.

Salah satunya adalah pelayanan pada entry point atau pintu masuk yang memiliki sistem satu pintu atau one gate system.

"Pelayanannya itu dimulai dari entry point, begitu dia masuk ke Raja Ampat di Waisai jadi entry point wisata," ujar Ikram, dalam webinar Dinas Pariwisata Raja Ampat bertajuk "Bicara Refleksi, Adaptasi dan Mitigasi New Normal Pariwisata di Raja Ampat" Rabu (10/6/2020).

"Maka semua harus melakukannya, siapa yang harus melakukannya, ya semua pihak," lanjutnya.

Baca juga: Raja Ampat Berencana Buka Pariwisata Mulai Oktober 2020

Adapun penerapannya, menurut Ikram, dilakukan secara berbeda antara wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara.

Ia menjelaskan, pada saat masuk ke Raja Ampat, wisman harus diperiksa standar sesuai protokol World Health Organization (WHO) yang diberlakukan secara normal.

Hal tersebut dilakukan karena dia wisatawan asing, maka harus mengikuti panduan dari WHO.

Sementara itu, untuk wisatawan nusantara dapat dilakukan pemeriksaan sesuai standar nasional atau protokol Gugus Tugas Covid-19.

Berikutnya, ia menjelaskan harus adanya konsistensi ketepatan waktu pelayanan pemeriksaan.

"Misalnya, wisatawan sudah ada, tapi petugasnya belum datang. Maka saya bilang keamanan itu perlu," terangnya.

Baca juga: New Normal, Liburan ke Raja Ampat Diprediksi Semakin Mahal

Ia juga menyinggung performa petugas pelayanan pemeriksaan harus dalam kondisi prima. Hal ini sangat penting diterapkan ketika menerima wisatawan di pintu masuk.

"Orang sudah datang tapi petugas malah mengantuk dan lainnya, kan wisatawan jadi enggak nyaman," tambahnya.

Selain beberapa hal tersebut, tambah Ikram, masih ada hal yang perlu diperbaiki dalam pelayanan di pintu masuk yaitu masalah penyeberangan ke destinasi wisata hingga pada pelayanan cruise dan yacht.

Raja Ampat menjadi salah satu destinasi tterindah di Benua Asia.Dok. Agoda Raja Ampat menjadi salah satu destinasi tterindah di Benua Asia.
Untuk masalah penyeberangan ke destinasi wisata perairan, menurutnya, kapal harus memiliki kelengkapan navigasi pelayaran sesuai standar internasional.

"Kapal dan sarana lainnya telah dilakukan penyemprotan disinfektan. Dan peralatan serta perlengkapan bawaan wisatawan dilakukan penyemprotan disinfektan," jelasnya.

Bagi pelayanan cruise dan yacht, ia menyarankan agar pemeriksaan kelengkapan navigasi dan dokumen perizinan serta kesehatan harus sesuai standar protokol Covid-19.

Pihak cruise dan yacht juga harus melakukan penyemprotan disinfektan terhadap peralatan dan perlengkapan kapal serta wisata.

Baca juga: Kangen ke Pantai? Yuk Menyelam Virtual di Raja Ampat

Tak sampai di situ, menurutnya, pelayanan harus sampai pada saat wisatawan atau aktivitas wisata selesai, dalam arti wisatawan meninggalkan destinasi.

"Pemeriksaan kesehatan setelah aktivitas wisata dan kapal akan meninggalkan destinasi wisata. Ini juga harus diperhatikan," tuturnya.

Namun, kata dia, semua itu harus berdasarkan kerja sama yang baik dari otoritas pelabuhan dengan Gugus Tugas Covid-19 Pemerintah Daerah.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Yusdi Lamatenggo sistem satu pintu sudah direncanakan sejak tahun 2019. Namun, karena pandemi virus corona, penerapan sistem tersebut mundur.

Yusdi menjelaskan, alasan membuat sistem satu pintu karena Raja Ampat memiliki banyak kawasan, entah itu darat dan laut.

"Kalau tidak buat satu pintu, maka akan buat citra Raja Ampat kurang baik, karena banyak pintu Raja Ampat," kata Yusdi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com