Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panjat Tebing Disarankan Pakai Masker, Ini Cara Agar Tidak Mengganggu

Kompas.com - 15/06/2020, 17:45 WIB
Nabilla Ramadhian,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.comFederasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) meluncurkan protokol panjat tebing di era new normal.

Salah satu poin dalam protokol tersebut menyebutkan, pemanjat harus menggunakan masker selama melakukan kegiatan.

Di sisi lain, panjat tebing merupakan salah satu kegiatan yang mengharuskan seseorang menghirup udara tanpa halangan.

Baca juga: Panjat Tebing Saat Era New Normal, Ini Protokol bagi Pemanjat Tebing

Anggota Tim Penyusun Protokol, Adi Seno Sosromulyono, tidak menampik akan hal tersebut. Oleh karena itu, ia memiliki saran agar pemanjat tetap bisa menggunakan masker kain, tapi tetap aman.

Salah satu sarannya, kata Adi, adalah dengan mengurangi intensitas gerak saat panjat tebing. Hal itu agar oksigen tidak cepat habis, dan tidak merasa terganggu dengan memakai masker.

“Kegiatan yang kita lakukan selama pandemi harusnya lebih rendah dari tingkat kemampuan,” kata Adi dalam webinar Sosialisasi Edaran Tentang Protokol Covid-19, Sabtu (13/6/2020).

Menurutnya, menggunakan masker merupakan budaya yang menunjukkan kedisiplinan seorang pemanjat untuk bertanggungjawab agar tidak membantu menyebarkan virus corona (Covid-19).

Baca juga: Ada Protokol untuk Fasilitas Panjat Tebing, Seperti Apa?

Tidak pakai masker jika tempat steril

Sementara itu Pengurus PP FPTI Bidang Gunung dan Tebing Alam, Jamaluddin, menuturkan, penggunaan masker bisa juga bergantung pada kondisi tempat seseorang memanjat.

Jika tempatnya sepi, baik itu tempat panjat tebing alam maupun fasilitas umum, Jamaluddin mengatakan, mereka tidak perlu memakai masker.

“Kalau saat latihan tidak ada orang di tempat itu, benar-benar didisinfeksi sebelum latihan, tersedia tempat cuci tangan, dan steril dari orang-orang luar yang kita tidak ketahuin” tutur Jamaluddin.

Namun jika pemanjat tebing melakukan kegiatan tersebut bersama dengan beberapa orang lain, ada baiknya mereka mengenakan masker.

Baca juga: Anak Usia 7 Tahun, Yuk Ajak Panjat Tebing Gunung Parang

Bersihkan alat

Adi menuturkan, ada kemungkinan para pemanjat enggan membersihkan peralatan menggunakan disinfektan karena takut akan rusak.

Namun hal tersebut merupakan langkah yang harus diambil jika ingin meminimalisir risiko mereka terkena virus corona. Terlebih jika alat yang digunakan juga dipakai oleh orang lain secara bergantian.

“Bersihkan alat dengan disinfektan walaupun alat rusak. Kalau memang secara umum aturan untuk membersihkan alat pakai disinfektan, walaupun tidak bisa dipakai setelahnya, itu manajemen risiko kita,” tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Parkir dan Resto Nakal yang Beri Harga Tak Wajar di Bantul, Ini Cara Laporkannya

Ada Parkir dan Resto Nakal yang Beri Harga Tak Wajar di Bantul, Ini Cara Laporkannya

Travel Update
Cara ke Jakarta Aquarium Safari di Neo Soho, Naik KRL dan Transjakarta

Cara ke Jakarta Aquarium Safari di Neo Soho, Naik KRL dan Transjakarta

Travel Tips
Tangal Merah dan Cuti Bersama di bulan April 2024, Ada Lebaran

Tangal Merah dan Cuti Bersama di bulan April 2024, Ada Lebaran

Travel Update
Mengenal Kampung Inggris, Belajar Sembari Liburan

Mengenal Kampung Inggris, Belajar Sembari Liburan

Jalan Jalan
Cara ke Pameran Sampul Manusia dari Tangerang naik Transjakarta

Cara ke Pameran Sampul Manusia dari Tangerang naik Transjakarta

Travel Tips
12 Maskapai Ajukan Penerbangan Tambahan Saat Libur Lebaran 2024

12 Maskapai Ajukan Penerbangan Tambahan Saat Libur Lebaran 2024

Travel Update
Jakarta Aquarium Safari Tambah Tiket dan Show Saat Libur Lebaran

Jakarta Aquarium Safari Tambah Tiket dan Show Saat Libur Lebaran

Travel Update
Festival Bunga Tulip Terbesar di Belanda Dibuka untuk Umum

Festival Bunga Tulip Terbesar di Belanda Dibuka untuk Umum

Travel Update
KA Argo Bromo Anggrek Gunakan Kereta Eksekutif New Generation mulai 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Gunakan Kereta Eksekutif New Generation mulai 29 Maret

Travel Update
Taman Asia Afrika, Area Sejarah di Kiara Artha Park di Bandung

Taman Asia Afrika, Area Sejarah di Kiara Artha Park di Bandung

Jalan Jalan
Omah UGM, Cagar Budaya di Kotagede Yogyakarta Bisa untuk Spot Foto

Omah UGM, Cagar Budaya di Kotagede Yogyakarta Bisa untuk Spot Foto

Jalan Jalan
Harga Tiket Jakarta Aquarium Safari Lebaran 2024, Simak Cara Belinya

Harga Tiket Jakarta Aquarium Safari Lebaran 2024, Simak Cara Belinya

Travel Update
Penginapan Tengah Hutan di Bantul Yogyakarta, Tawarkan Kelas Yoga

Penginapan Tengah Hutan di Bantul Yogyakarta, Tawarkan Kelas Yoga

Hotel Story
Cara ke Pameran Sampul Manusia Naik KRL dan Transjakarta

Cara ke Pameran Sampul Manusia Naik KRL dan Transjakarta

Travel Tips
Wisatawan Sudah Bisa Naik ke Atas Candi Borobudur, mulai Rp 150.000

Wisatawan Sudah Bisa Naik ke Atas Candi Borobudur, mulai Rp 150.000

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com