JAKARTA, KOMPAS.com - Travel bubble merupakan pembukaan terbatas suatu negara bagi beberapa negara lain yang masing-masing memiliki kasus virus corona (Covid-19) rendah atau terkontrol.
Saat ini, Pemerintah Indonesia tengah merencanakan penerapan travel bubble dengan China, Korea Selatan, Jepang, dan Australia.
Baca juga: Indonesia Berencana Buka Travel Bubble dengan 4 Negara
Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Odo R.M Manuhutu, menuturkan, tren travel bubble awalnya ditujukan bagi pengusaha yang akan bepergian ke luar negeri.
Kendati demikian, dia tidak menampik wisatawan mancanegara (wisman) juga akan tertarik untuk berkunjung nantinya.
"Setelah (pebisnis) mulai datang, secara alamiah juga akan mendorong wisatawan untuk berkunjung,” kata Odo dalam konferensi pers virtual, Jumat (12/6/2020).
Baca juga: Negara-negara ASEAN Tidak Masuk Travel Bubble Indonesia, Ini Alasannya
Untuk travel bubble, Odo mengatakan, jenis pariwisata yang akan diprioritaskan adalah wisata alam.
Melihat tren wisata di beberapa negara, seperti Korea Selatan, Jepang, dan China--menurutnya, masyarakatnya kini cenderung memilih wisata alam yang tidak terlalu ramai.
Salah satu kekuatan Indonesia, seperti yang dikatakan Odo, adalah masih banyak tempat wisata alam yang belum dijelajahi lebih lanjut.
“Ini bisa jadi peluang, explore kekuatan (pariwisata) teman-teman di daerah. Labuan Bajo, kawasan Liang Ndara mungkin bisa jadi tempat untuk mereka tertarik,” kata Odo.
“Ini merupakan strategi untuk mendorong orang-orang untuk mempromosikan daerah-daerah yang less crowded,” lanjutnya.
Kendati jenis pariwisata yang diprioritaskan adalah wisata alam, Odo tidak menampik akan pesona desa wisata yang bisa dipromosikan kepada wisman saat travel bubble diberlakukan.
Odo juga mengamini majunya pariwisata dengan unsur kebudayaan dan kearifan lokal, seperti Desa Wisata Liang Ndara yang telah disebutkan.
Desa Wisata Liang Ndara terletak di Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca juga: Tarik Turis Belanja Kerajinan, NTT Perlu Punya Pusat Oleh-oleh
Desa tersebut berjarak 20 km dari Labuan Bajo. Saat tiba di sana, kamu akan disambut oleh masyarakat setempat yang menunjukkan budaya dan tarian Flores.
Adapun tarian yang dimaksud adalah Tarian Caci. Tari tradisional tersebut merupakan ciri khas yang hanya bisa ditemukan di Desa Wisata Liang Ndara.
“Caci” berasal dari kata “Ca” yang berarti satu, dan “Ci” yang berarti lawan. “Caci” yang dipakai untuk tarian ini memiliki makna satu orang yang melawan satu orang lainnya.
Bisa dibilang bahwa Tarian Caci merupakan adu ketangkasan dua orang laki-laki menggunakan cambuk dan perisai.
Baca juga: NTT Perlu Tarik Wisman Kembali Lewat Wisata Budaya
Selain Tarian Caci, desa tersebut juga menawarkan wisata alam yang menarik--salah satunya adalah trekking di hutan Mbeliling yang kaya akan flora dan fauna.
Jika beruntung, kamu akan menemukan beberapa satwa langka, atau burung-burung khas Pulau Flores.
Ada juga Air Terjun Liang Kantor, Air Terjun Wae Rebus, dan Air Terjun Wae Satar yang memiliki keunikan masing-masing, serta banyak hal menarik yang rasanya sayang untuk dilewatkan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.