Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Travel Bubble? Ini Penjelasan Lengkapnya

Kompas.com - 17/06/2020, 07:15 WIB
Nabilla Ramadhian,
Kahfi Dirga Cahya

Tim Redaksi

KOMPAS.comTravel bubble kian diminati oleh beberapa negara untuk memulai kembali perjalanan lintas negara di tengah pandemi virus corona (Covid-19).

Selain Australia dan Selandia Baru, ada juga Estonia, Latvia, dan Lithuania yang berencana melakukan travel bubble.

Baca juga: Indonesia to Establish Travel Bubble With Leading Partners

Bahkan, Indonesia pun berencana membuka travel bubble dengan empat negara yaitu China, Korea Selatan, Jepang, dan Australia.

Lantas, apa itu travel bubble yang kini tengah dilirik oleh beberapa negara di dunia?

Koridor perjalanan antar negara di tengah pandemi

Ide seputar travel bubble tengah dibicarakan di seluruh dunia. Gagasan ini, mengutip Forbes, terbilang cukup mudah untuk dimengerti.

Travel bubble adalah ketika dua atau lebih negara yang berhasil mengontrol virus corona sepakat untuk menciptakan sebuah gelembung atau koridor perjalanan.

Gelembung ini akan memudahkan penduduk yang tinggal di dalamnya melakukan perjalanan secara bebas, dan menghindari kewajiban karantina mandiri.

Baca juga: Negara-negara ASEAN Tidak Masuk Travel Bubble Indonesia, Ini Alasannya

Langkah tersebut akan memudahkan masyarakat melintasi perbatasan dengan kerumitan minimum.

Perdana Menteri Lithuania, Saulius Skvernelis, menuturkan melalui sebuah pernyataan bahwa travel bubble adalah peluang bagi bisnis-bisnis untuk dibuka kembali.

“(Travel bubble) merupakan secercah harapan bagi orang-orang bahwa hidup akan kembali seperti biasa,” tutur Skvernelis, mengutip Forbes.

  • Travel bubble memberi rasa aman

Melansir VOA News, travel bubble dapat menunjukkan apakah pergerakan kembali aman dilakukan oleh orang-orang.

Gagasan tersebut, menurut para ahli, juga merupakan sebuah tantangan bagi banyak negara untuk membatasi wabah virus corona.

Misalnya, pemerintah akan mempersiapkan pelacakan kontak bagi orang-orang yang sakit saat tiba dari luar negeri untuk menyetop merebaknya wabah pada populasi yang lebih besar.

Baca juga: Travel Bubble Indonesia Bakal Prioritaskan Wisata Alam

Senior Associate Professor of Politics and International Studies di International Christian University di Tokyo, Stephen Nagy, menuturkan, negara-negara dalam travel bubble akan membutuhkan cara untuk menghadang warga dari negara-negara ketiga.

Menurutnya, ada kemungkinan warga dari negara-negara tersebut lebih terinfeksi virus corona.

“Saya rasa akan terdapat zona aman yang dibentuk, dan mereka mungkin akan meningkatkan pelacakan kemana orang-orang sudah bepergian, dan melihat ke tiga atau empat destinasi terakhir,” ujar Nagy kepada VOA News.

Baca juga: Indonesia Berencana Buka Travel Bubble dengan 4 Negara

  • Travel bubble, masa depan dunia perjalanan?

Chie Executive of Tourism Industry Aotearoa, Chris Roberts, menuturkan, travel bubble antara Australia dan Selandia Baru, misalnya, mungkin akan menjadi rujukan bagi seluruh dunia.

Kendati demikian, Australia dan Selandia Baru, menurut CNN, sama seperti negara lain. Mereka harus berhati-hati untuk tidak melangkah terlalu cepat dan menciptakan gelombang kedua virus corona.

Jika terlalu cepat, maka hal tersebut akan membahayakan citra kedua negara bagi wisatawan internasional yang memandang mereka sebagai negara bersih dan terpercaya.

Kendati demikian, Executive Director of the Australian Tourism Industry Council, Simon Westaway, dan Roberts tetap penuh harapan.

“Jika rinciannya bisa bekerja di Australia dan Selandia Baru, maka hal tersebut juga bisa diterapkan di tempat lain,” kata Roberts.

Menurutnya, kedua negara tersebut telah menarik perhatian dunia karena keberhasilannya dalam menangani penyebaran wabah.

“Jika kita juga dapat menemukan cara untuk melanjutkan kembali perjalanan lintas negara, saya yakin seluruh dunia akan tertarik untuk melihat bagaimana itu bekerja,” lanjut Roberts.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com