Untuk pulang kembali ke Semarang melalui Yogyakarta, Brigitta harus melengkapi dokumen tambahan seperti surat keterangan kerja dari kantornya di Bali, dan melakukan rapid test.
Baca juga: Cerita Penumpang Pesawat di Masa PSBB: Kesulitan Dapat SIKM ke Jakarta
"Aku udah jadwalin Minggu depan mau rapid test di Rumah Sakit Universitas Udayana, biayanya sekitar Rp 350.000. Kalau swab itu tes metodenya kan PCR jadi Rp 900.000. Aku ambil yang rapid," ujarnya.
Ia mengatakan keputusannya mengambil rapid test lantaran Provinsi Bali mengizinkan masyarakat yang keluar dari Bali hanya perlu menunjukkan hasil rapid test.
"Kalau keluar dari Bali kayaknya oke-oke aja ya ambil rapid test. Nah, kalau yang masuk ke Bali itu kan baru harus disertakan swab test dengan metode PCR," terangnya.
Pendaftaran rapid test di Bali tak begitu sulit
Ia juga mengungkapkan, untuk memperoleh rumah sakit yang menyediakan rapid test maupun swab test di Bali tak begitu sulit.
Bahkan, menurutnya, pendaftaran rapid test dapat dilakukan hanya melalui aplikasi WhatsApp.
Ia hanya perlu menghubungi RS Universitas Udayana melalui WhatsApp. Setelah itu, pihak RS akan melayani pendaftarannya.
Baca juga: Naik Pesawat Garuda Bisa Sekalian Tes Rapid dan Swab, Apa Syaratnya?
Pada saat proses pendaftaran, ia bercerita, harus mengisi beberapa formulir online sebelum akhirnya dijadwalkan rapid test.
"Enggak gitu mahal kalau biayanya (rapid test), hanya yang bikin rada emosi itu kan masa berlakunya sekitar 3-7 hari," ungkapnya.
Selain itu, ia juga mengeluhkan tiket pesawat berbiaya rendah saat ini sudah sulit ditemukan.
"Kalau mau naik pesawat yang low budget kayak AirAsia, enggak semua hari tersedia, misalnya satu minggu itu cuman ada 3-4 kali penerbangan. Kasusnya ya kayak aku yang ke Yogyakarta ini," jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.