Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Pandemi Covid-19 Mengubah Industri Pariwisata?

Kompas.com - 24/06/2020, 22:00 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ni Luh Made Pertiwi F.

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pandemi virus corona (Covid-19) menghentikan hampir seluruh kegiatan pariwisata dunia.

Kendati demikian, Minister of Tourism, Arts, and Culture Malaysia, Nancy Shukri, menuturkan bahwa pandemi membawa peluang untuk merubah industri pariwisata.

Baca juga: Indonesia-Malaysia Kerja Sama di Bidang Pariwisata untuk Dapatkan Kepercayaan Dunia

“Apa yang krisis ini ajarkan kepada kita adalah kemampuan untuk beradaptasi. Covid-19 mempercepat evolusi industri dan digitalisasi seluruh layanan,” kata Nancy dalam webinar berjudul “REset REstart REcover Tourism: Regional Tourism Collaborative Opportunities post-Covid-19 for Malaysia and Indonesia”, Jumat (19/6/2020).

Pergerakkan masyarakat dibatasi ketika Movement Control Order (MCO) diberlakukan di Malaysia. Saat itu, jelas Nancy, warga Malaysia menggunakan media sosial untuk membaca berita seputar wabah, mengobrol dengan kerabat, dan produktif dalam pekerjaan.

Hal tersebut membuat teknologi digital dimanfaatkan secara masif oleh pelaku industri pariwisata di Malaysia selama pandemi berlangsung.

“Pemasaran digital sudah menjadi new normal. Terlebih dalam pemasaran produk dan layanan pariwisata,” ujar Nancy.

ILUSTRASI - Turis asing di Nusa Penida, Bali.Dok. Biro Komunikasi Publik Kemenparekraf ILUSTRASI - Turis asing di Nusa Penida, Bali.

Melihat hal tersebut, pihaknya menganjurkan para pelaku di industri pariwisata untuk memanfaatkan teknologi digital semaksimal mungkin. Misalnya seperti menggunakan media sosial.

“Ini merupakan hal yang penting untuk memperkenalkan paket atau layanan baru kepada pasar yang lebih luas. Ini membuat industri pariwisata tetap segar dan relevan,” pungkas Nancy.

Baginya, mempelajari hal-hal baru yang ditawarkan oleh teknologi digital sangatlah penting dalam industri pariwisata.

Adapun hal baru yang dimaksud adalah berlangsungnya webinar, aplikasi e-commerce, serta para operator pariwisata yang menawarkan produk dan layanan mereka yang bisa dipesan secara daring.

Pemasaran produk pariwisata secara digital, tutur Nancy, lebih efektif dalam memberikan rasa percaya diri kepada pelanggan.

“Ini juga akan lebih hemat biaya untuk jangka panjang. Ini adalah tren yang baru, ini adalah new normal,” kata Nancy.

Baca juga: Pelancong Bisnis Diprediksi Bakal Memulai Pergerakan Pariwisata

Banyak bisnis pariwisata yang telah meningkatkan kehadiran mereka di dunia maya di tengah pandemi virus corona.

Melalui berbagai macam penawaran yang disampaikan secara daring, mereka tetap relevan di mata masyarakat.

“Alhasil, banyak dari mereka yang telah menemukan cara baru guna membuat portfolio mereka semakin beragam guna memasarkan kegiatan pariwisata ke pasar yang lebih luas,” ujar Nancy.

Wisatawan di kapal pesiar di Sungai Sekonyer kawasan Taman Nasional Tanjung PutingDok. Biro Komunikasi Publik Kemenparekraf Wisatawan di kapal pesiar di Sungai Sekonyer kawasan Taman Nasional Tanjung Puting

Standar kebersihan dan kesehatan semakin meningkat

Sementara itu, Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Nia Niscaya, menuturkan bahwa pandemi membuat standar kebersihan dan kesehatan di industri pariwisata semakin meningkat.

Menurutnya, pandemi mengajarkan masyarakat untuk semakin rajin mencuci tangan setiap hari. Tidak hanya itu, kebersihan dan kesehatan kini menjadi prioritas utama.

“Selain teknologi digital yang memiliki peran penting, saya rasa kebersihan, kesehatan, dan keamanan sudah menjadi prioritas,” ujar Nia dalam kesempatan yang sama.

Baca juga: Benahi Destinasi Wisata Sesuai Program CHS, Upaya Tarik Wisman Kembali

Saat ini, Nia menuturkan, Kemenparekraf tengah berusaha untuk mengimplementasikan program Clean, Hygiene, dan Safety (CHS) di seluruh wilayah di Indonesia.

“Setelah itu, kami akan melakukan simulasi, evaluasi, dan membuka kembali destinasi. Ini adalah langkah-langkah dalam pembukaan kembali destinasi,” tutur Nia.

“CHS telah menjadi pertimbangan utama bagi masyarakat sebelum mereka bepergian. Walaupun tempat yang dituju indah dan memiliki budaya yang menarik, namun masyarakat akan melihat apakah protokol kesehatan diterapkan di sana atau tidak,” imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com