Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Bantu Pekerja Sektor Parekraf Terdampak Pandemi, Kemenparekraf Manfaatkan Platform Digital

Kompas.com - 25/06/2020, 17:21 WIB
Inang Sh ,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

Selain itu, lanjutnya, secara berkala, Kemenparekraf/Baparekraf telah mengadakan pula sharing session seputar musik dan konser musik virtual yang melibatkan musisi-musisi berbakat di tanah air.

Beberapa di antaranya adalah "Ngamen Online" hasil kerja sama dengan Institut Musik Jalanan (IMJ) dan Festival Musik dan Amal "Good Vibrations".

Baca juga: Fokus Bangun Kepercayaan untuk Sektor Parekraf, Kemenparekraf Siapkan Handbook

Lalu, ada pula "Spirit of Online Performance" yang berkolaborasi dengan pelaku seni dan kreatif di Danau Toba dan “Konser Solidaritas Bersama Jaga Indonesia” yang disiarkan secara serentak di beberapa stasiun TV nasional.

“Acara-acara tersebut bertujuan untuk menjaga solidaritas dengan rekan-rekan musisi dan berbagi ilmu yang bermanfaat di masa pandemi Covid-19 kepada masyarakat,” jelasnya.

Maka dari itu, platform digital kemudian dipilih sebagai panggung alternatif bagi penggiat musik mengingat mobilitas dan kegiatan offline harus berhenti.

Hal itu dilakukan seiring adanya kebijakan protokol physical distancing, bekerja dari rumah dan belajar dari rumah.

Baca juga: Hadapi “New Normal”, Kemenparekraf Harapkan Industri MICE Antisipasi Perubahan

Perlu diketahui, platform digital hadir untuk memberikan kemudahan bagi semua kalangan.

Media sosial seperti YouTube, Facebook, Twitter, dan Instagram, juga platform virtual conferencing seperti Zoom, Google Hangout, dan Microsoft Teams bisa mendekatkan musik kepada penggemar secara mudah, real time, dan mengakomodasi kebutuhan live secara interaktif.

Musisi juga dapat memanfaatkan fitur polling untuk mengetahui umpan balik yang dibutuhkan mengenai karya mereka.

Selain itu, ada pula pilihan aplikasi video konferensi yang mendukung interaksi dua arah dan menawarkan opsi pengaturan konten atau kurasi penonton.

Sebagai penutup acara, Josua menyampaikan harapannya agar pelaku industri musik dapat bersinergi untuk menguatkan ekosistem.

Baca juga: Sambut New Normal, Kemenparekraf Fokus pada Aspek Program Bersih, Sehat, dan Aman

“Dengan digitalisasi yang menjadi bagian dari kita terutama di era Covid-19, tugas kita semua sebagai pelaku industri musik, komunitas, media, dan pemilik bisnis adalah untuk menciptakan karya-karya musik kelas dunia yang bisa dikonsumsi masyarakat dunia juga. From Indonesia to the world,” tuturnya.

Praktik pemanfaatan dunia digital selama pandemi

Sementara itu, pembicara webinar lainnya Wendi Putranto menjelaskan perspektifnya dari dua sisi, yaitu sebagai Co-founder ruang kreasi dan tempat pertunjukan live music M Bloc dan seorang manajer band.

Menurutnya, selama pandemi, terdapat tren menarik mengenai konten digital musik, di antaranya merebaknya fenomena wawancara live di Instagram, konten kolaborasi virtual jamming antar musisi, dan tren konser virtual.

Baca juga: Kemenkes Perbolehkan Acara Konser, Tapi Penonton Tak Boleh Berdiri

Di samping itu, pemanfaatan platform digital juga banyak digunakan musisi untuk melakukan aksi solidaritas.

Halaman:


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com