Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/06/2020, 18:03 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ni Luh Made Pertiwi F.

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Saat pandemi virus corona (Covid-19), bersepeda merupakan salah satu kegiatan yang semakin tren untuk menjelajahi perkotaan.

Kendati demikian, tidak semua kota ramah pesepeda. Hal ini membuat pengalaman bersepeda tidak menyenangkan, bahkan membahayakan.

Melansir Lonely Planet, Copenhagenize Index memiliki laporan dua tahunan yang mengevaluasi 115 kota di dunia.

Laporan tersebut guna melacak perkembangan global bersepeda di perkotaan. Adapun beberapa faktor yang dipertimbangkan yakni sebagai berikut:

  • Infrastruktur bersepeda.
  • Program berbagi sepeda.
  • Keselamatan bersepeda.
  • Keseimbangan gender.

Beberapa faktor tersebut digunakan untuk mengetahui kota-kota yang paling ramah terhadap para pesepeda. Lantas, apa saja kota-kota tersebut?

1. Kopenhagen, Denmark

Ibu kota Denmark ini berada di peringkat nomor satu lantaran bersepeda merupakan cara hidup di sana. Sebagian besar penduduknya (62 persen) lebih memilih untuk bepergian menggunakan sepeda ketimbang mobil.

Hal ini karena Kopenhagen menawarkan jaringan jalur sepeda dan jembatan, membuat orang-orang bisa dengan aman dan cepat bersepeda melintasi kota.

2. Amsterdam, Belanda

Kota ini berkomitmen untuk lebih mengakomodasi pertumbuhan jumlah pesepeda dengan memperluas jalur sepeda.

Ilustrasi Belanda - Jalur yang bisa dilintasi oleh para pesepeda di Amsterdam.SHUTTERSTOCK Ilustrasi Belanda - Jalur yang bisa dilintasi oleh para pesepeda di Amsterdam.

Mereka juga membangun lebih banyak jalur lambat bagi pesepeda, dan mendesain ulang persimpangan agar para pesepeda merasa aman.

Amsterdam juga berencan auntuk menghapus 11.000 tempat parkir mobil pada 2025 guna memberi banyak ruang bagi pohon, sepeda, dan trotoar.

3. Utrecht, Belanda

Kendati berada di peringkat nomor tiga, namun kota ini terkenal akan infrastruktur bersepeda kelas dunianya.

Namun, yang benar-benar membuat kota ini menonjol adalah inovasi dan keinginan politik. Sebuah laporan menuturkan, para politikus di sana mendorong bersepeda sebagai moda transportasi berpotensi penuh.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com