Panduan protokol ini nantinya akan disosialisasikan dalam bentuk handbook digital dan pembuatan konten kreatif bekerja sama dengan hotel, rumah makan, dan sektor ekonomi kreatif lainnya yang siap diluncurkan dalam waktu dekat.
Baca juga: Bagikan Masker, Kemenparekraf Sasar Pekerja Transportasi dan Perhotelan
“Kami juga menggunakan media sosial secara intensif untuk membagikan konten-konten edukasi, seperti video animasi, untuk mengingatkan kebiasaan baru yang harus dipraktikkan di era normal baru, seperti pemakaian masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak dengan orang lain," terangnya.
Keindahan wisata alam Indonesia, lanjut Nia, juga dikemas sebagai konten kreatif yang mengundang inspirasi wisatawan.
"Harapannya, dapat mengundang minat wisatawan untuk kembali menjelajahi keindahan alam dan kekayaan budaya nusantara,” ujarnya.
Adapun dalam webinar itu, travel blogger Sutiknyo turut membagikan pengalaman dan tips memproduksi vlog traveling. Dia menjelaskan bahwa kreasi travel vlogging dimulai dari tiga hal penting, yaitu membaca, mendengar, dan melihat.
Baca juga: Jaga Eksistensi Pariwisata Indonesia, Kemenparekraf Update Product Pariwisata untuk Pasar India
Dalam kesempatan tersebut, Sutiknyo juga mendorong para kreator untuk bergabung dengan circle kreator konten kreatif dan mengikuti kompetisi untuk mengukur kemampuan diri. Hal ini penting untuk memperoleh inspirasi sekaligus mengasah pengalaman.
Dalam masa pandemi ini, dia juga mengimbau masyarakat menaati protokol kesehatan ketika melakukan perjalanan dan membuat konten kreatif.
Dia menilai, protokol kesehatan menjadi tantangan bagi semua orang. Meski demikian, dalam produksi konten vlog, hal ini menjadi kesempatan untuk mengampanyekan protokol kesehatan.
“Ini adalah waktu yang tepat bagi warga Indonesia untuk mengenali negara kita seperti apa, pastinya dengan tetap menaati protokol kesehatan yang ada,” ucap Sutiknyo.
Baca juga: Fokus Bangun Kepercayaan untuk Sektor Parekraf, Kemenparekraf Siapkan Handbook
Sementara itu, konten kreator Ariev Rahman menekankan pentingnya melakukan persiapan perjalanan, berkolaborasi dengan talenta lokal sebagai guide, maupun proses pengambilan dan editing gambar sebagai kunci keberhasilan membuat konten.
“Kolaborasi dengan warga lokal bisa menambah kekuatan konten untuk memopulerkan suatu destinasi pariwisata. Dengan demikian, kita bisa menyajikan narasi yang lebih berbobot dan bernilai lebih di dalam materi video kita,” ujar Ariev.
Sebagai informasi, Ariev kini tengah menggarap proyek “Datang Senang Pulang Kenyang”. Proyek ini merupakan upaya menghasilkan ensiklopedia untuk melestarikan kuliner Nusantara dan promosi pariwisata Indonesia.
Menurutnya, Indonesia punya kuliner paling beragam di dunia yang dipengaruhi budaya lain, seperti Tiongkok, Arab, India, dan Belanda.
Baca juga: Sambut New Normal, Kemenparekraf Siapkan SOP Protokol Kesehatan di Sektor Parekraf
Selain itu, menurut Ariev, kuliner Indonesia mulai menghilang lantaran kurang diminati generasi penerus. Melalui situs Backpackstory.me, Ariev berharap bisa memopulerkan kembali kekayaan kuliner Indonesia yang tersembunyi dan mulai dilupakan tersebut.
“Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan mempertahankan keberlanjutan kuliner Indonesia,” ujar Ariev.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.