Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kemenparekraf Genjot Platform Digital dan Konten Kreatif untuk Tarik Kepercayaan Wisatawan

Kompas.com - 27/06/2020, 14:35 WIB
Yakob Arfin Tyas Sasongko,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf) menginginkan platform digital dan ekonomi kreatif menjadi sarana efektif untuk kembali menarik kepercayaan wisatawan.

Deputi Bidang Pemasaran Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nia Niscaya mengatakan, di masa pandemi Covid-19, Indonesia mengalami lack of trust destination dari wisatawan lokal maupun mancanegara.

Hal itu disampaikan dalam Webinar Workshop Konten Kreatif Travel Vlogger bersama travel vlogger Ariev Rahman dan Sutiknyo.

Gaining trust dan confidence adalah kunci dalam percepatan pemulihan sektor pariwisata. Namun hal ini tidak mudah, butuh upaya yang luar biasa dan kerja sama dari kita semua,” kata Nia dalam keterangan pers yang diterima Kompas.com, Sabtu (27/6/2020).

Baca juga: Bantu Pekerja Sektor Parekraf Terdampak Pandemi, Kemenparekraf Manfaatkan Platform Digital

Berdasarkan data social listening tools Sprinklr Analytic, selama periode 9-16 Juni 2020, ada peningkatan signifikan persepsi negara lain terhadap Indonesia terkait pandemi Covid-19.

Dari bulan-bulan sebelumnya, angka persepsi Indonesia minus di bawah angka nol. Minggu ini, angka persepsi kembali positif, variatif, bahkan di atas 50 persen.

Nia berharap, webinar tersebut dapat mendorong masyarakat memproduksi konten kreatif berupa vlogging, khususnya konten yang mempromosikan keindahan dan keunikan pariwisata Tanah Air.

"Wisatawan Nusantara diharapkan dapat menjadi pionir yang memopulerkan normal baru pariwisata Indonesia berdasarkan protokol cleanliness, health, and safety (CHS) yang tengah kami persiapkan,” jelasnya.

Baca juga: Kemenparekraf Susun Rencana Pemulihan Destinasi Pariwisata di Era New Normal

Dalam waktu dekat, Kemenparekraf memprioritaskan wisatawan lokal terlebih dahulu. Sementara itu, untuk promosi pada wisatawan mancanegara, Kemenparekraf telah melakukan kampanye #DreamNow #TravelNow.

Upaya tersebut dilakukan karena penduduk dunia kini tengah sensitif soal keamanan dalam melakukan perjalanan wisata. Oleh karena itu, sambil mempromosikan ke luar negeri, Kemenparekraf gigih menyuarakan kampanye sambil terus menginspirasi untuk #TravelNow.

Dalam customer journey, dreaming merupakan sebuah langkah awal. Seraya mempersiapkan situasi agar memungkinkan untuk kembali berwisata, upaya mengajak konsumen tetap memilih Indonesia sebagai tujuan wisata perlu terus dilakukan. Salah satunya melalui promosi digital.

Ketika kondisi Covid-19 mulai mereda, masyarakat diimbau agar tetap saling mengingatkan serta menegakkan protokol kesehatan.

Baca juga: Sosialisasikan Covid-19 Lewat Game, Kemenparekraf Fasilitasi 7 Pengembang Game Lokal

Berkaca dari negara lain yang berhasil menangani pandemi ini, wisatawan domestik justru dapat bangkit terlebih dahulu. Demikian pula Indonesia, bila kondisi telah aman, wisatawan domestik menjadi harapan menggeliatkan pariwisata.

Untuk mengajak wisatawan domestik kembali berwisata, Kemenparekraf merancang kampanye aktivasi #DiIndonesiaAja dengan tetap menegakkan protokol CHS.

Saat ini, protokol CHS tengah dipersiapkan dan mengacu penerapan protokol kesehatan yang ditetapkan Kementerian Kesehatan. Selanjutnya, protokol tersebut diturunkan dalam bentuk panduan protokol kesehatan sektor Parekraf.

Panduan protokol ini nantinya akan disosialisasikan dalam bentuk handbook digital dan pembuatan konten kreatif bekerja sama dengan hotel, rumah makan, dan sektor ekonomi kreatif lainnya yang siap diluncurkan dalam waktu dekat.

Baca juga: Bagikan Masker, Kemenparekraf Sasar Pekerja Transportasi dan Perhotelan

“Kami juga menggunakan media sosial secara intensif untuk membagikan konten-konten edukasi, seperti video animasi, untuk mengingatkan kebiasaan baru yang harus dipraktikkan di era normal baru, seperti pemakaian masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak dengan orang lain," terangnya.

Keindahan wisata alam Indonesia, lanjut Nia, juga dikemas sebagai konten kreatif yang mengundang inspirasi wisatawan.

"Harapannya, dapat mengundang minat wisatawan untuk kembali menjelajahi keindahan alam dan kekayaan budaya nusantara,” ujarnya.

Libatkan konten kreator

Adapun dalam webinar itu, travel blogger Sutiknyo turut membagikan pengalaman dan tips memproduksi vlog traveling. Dia menjelaskan bahwa kreasi travel vlogging dimulai dari tiga hal penting, yaitu membaca, mendengar, dan melihat.

Baca juga: Jaga Eksistensi Pariwisata Indonesia, Kemenparekraf Update Product Pariwisata untuk Pasar India

Dalam kesempatan tersebut, Sutiknyo juga mendorong para kreator untuk bergabung dengan circle kreator konten kreatif dan mengikuti kompetisi untuk mengukur kemampuan diri. Hal ini penting untuk memperoleh inspirasi sekaligus mengasah pengalaman.

Dalam masa pandemi ini, dia juga mengimbau masyarakat menaati protokol kesehatan ketika melakukan perjalanan dan membuat konten kreatif.

Dia menilai, protokol kesehatan menjadi tantangan bagi semua orang. Meski demikian, dalam produksi konten vlog, hal ini menjadi kesempatan untuk mengampanyekan protokol kesehatan.

“Ini adalah waktu yang tepat bagi warga Indonesia untuk mengenali negara kita seperti apa, pastinya dengan tetap menaati protokol kesehatan yang ada,” ucap Sutiknyo.

Baca juga: Fokus Bangun Kepercayaan untuk Sektor Parekraf, Kemenparekraf Siapkan Handbook

Sementara itu, konten kreator Ariev Rahman menekankan pentingnya melakukan persiapan perjalanan, berkolaborasi dengan talenta lokal sebagai guide, maupun proses pengambilan dan editing gambar sebagai kunci keberhasilan membuat konten.

“Kolaborasi dengan warga lokal bisa menambah kekuatan konten untuk memopulerkan suatu destinasi pariwisata. Dengan demikian, kita bisa menyajikan narasi yang lebih berbobot dan bernilai lebih di dalam materi video kita,” ujar Ariev.

Sebagai informasi, Ariev kini tengah menggarap proyek “Datang Senang Pulang Kenyang”. Proyek ini merupakan upaya menghasilkan ensiklopedia untuk melestarikan kuliner Nusantara dan promosi pariwisata Indonesia.

Menurutnya, Indonesia punya kuliner paling beragam di dunia yang dipengaruhi budaya lain, seperti Tiongkok, Arab, India, dan Belanda.

Baca juga: Sambut New Normal, Kemenparekraf Siapkan SOP Protokol Kesehatan di Sektor Parekraf

Selain itu, menurut Ariev, kuliner Indonesia mulai menghilang lantaran kurang diminati generasi penerus. Melalui situs Backpackstory.me, Ariev berharap bisa memopulerkan kembali kekayaan kuliner Indonesia yang tersembunyi dan mulai dilupakan tersebut.

“Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan mempertahankan keberlanjutan kuliner Indonesia,” ujar Ariev.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com